Pengelolaan Murid

Table of Contents
pengelolaan murid sekolah dasar


A.  Kelompok Belajar

Prinsip belajar mandiri dalam PKR merupakan dasar dari seluruh aktivitas belajar. Apabila prinsip tersebut tidak dilaksanakan, maka PKR pun tidak terlaksana sebagaimana yang diharapkan.

Kelompok belajar merupakan salah satu forum atau tempat untuk melakukan belajar mandiri, karena dalam kelompok belajar murid dapat berlatih dan bekerja bersama, saling membantu dalam belajar dan saling mendorong atau memberi semangat dalam belajar. Kelompok belajar menjadi sangat penting karena tidak selamanya dapat bersama murid-murid di satu kelas. Guru kadang-kadang harus pergi ke kelas lain untuk membelajarkan kelas tersebut. Pada saat itulah kelompok belajar menjadi sangat penting.

Kelompok belajar adalah sekumpulan murid yang terdiri dari beberapa orang (5-6 orang) yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan belajar secara bersama dan dalam waktu yang telah ditetapkan (dimodifikasi dari J. Snyder, 1986: 211).

Dalam pembentukan kelompok belajar harus dipertimbangkan baik-baik, agar guru dapat menggerakkan kelompok belajar menjadi kelompok yang aktif belajar (KAB).

B. Cara Membentuk Kelompok Belajar

Kelompok belajar dibentuk dengan maksud untuk membuat murid-murid aktif belajar secara mandiri agar mencapai hasil belajar yang diharapkan. Kelompok belajar dibentuk sesuai dengan kebutuhannya.

1. Kelompok belajar berdasarkan persamaan kemampuan.

Dalam kelompok belajar ini murid-murid dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya. Contoh: Kelompok A terdiri dari murid-murid yang berkemampuan cepat, kelompok B terdiri dari murid-murid yang berkemampuan sedang, dan kelompok C terdiri dari murid-murid yang lambat. Keuntungan dari kelompok belajar seperti ini adalah sebagai berikut:
  • memungkinkan murid-murid bekerja sama dengan tingkat kemampuan yang sama. Yaitu cepat, sedang dan lambat.
  • memudahkan guru untuk memberikan materi dan tugas-tugas sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan murid tersebut.

Setiap murid dalam kelompok tersebut diberikan materi dan tugas-tugas yang sama, tetapi untuk setiap kelompoknya dapat diberikan tugas yang berbeda sesuai dengan tingkat kemampuannya. Keuntungan dari pengelompokan belajar seperti ini adalah bagi murid dari kelompok cepat, mereka tidak terhambat oleh murid yang lambat. Sedangkan bagi murid dari kelompok lambat tidak akan merasa terseret oleh murid yang lebih cepat. Pembentukan kelompok belajar seperti ini cocok dilakukan di tiap kelas yang dirangkap, misalnya di kelas 5 dibentuk kelompok seperti ini, begitu pula di kelas 6.
Contoh:
Di SDN I Abepura, Bu Nurul mengajar merangkap kelas III dan kelas IV. Untuk mengkondisikan agar murid-murid dapat belajar mandiri, maka dibentuklah kelompok belajar. Di kelas III murid dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu A: terdiri dari anak yang pintar, B: terdiri dari anak yang berkemampuan sedang, dan C: terdiri dari anak yang berkemampuan kurang. Begitu pula halnya yang dilakukan di kelas IV, Bu Nurul juga mengelompokkan murid dengan cara yang sama.

2. Kelompok berdasarkan kemampuan yang berbeda.

Dalam kelompok belajar seperti ini, murid-murid terdiri dari anak yang kemampuannya berbeda satu sama lain. Kelompok seperti ini cocok untuk kegiatan bersama misalnya pengamatan, kunjungan wisata, olah raga, kesenian dan sebagainya, dimana guru dan tutor bekerja bersama-sama dengan murid-murid untuk memberikan pengarahan dan membantu bila diperlukan.

Keuntungan dari kelompok seperti ini adalah, bagi murid yang kemampuannya kurang dapat melaksanakan tugas bersama. Di samping itu murid yang pandai dapat membimbing murid yang kurang dan mereka ini akan lebih berkembang. Kelompok seperti ini cocok dilakukan dalam satu kelas atau gabungan dari kelas misalnya terdiri dari kelas VI saja atau dari kelas VI dan kelas V.
Contoh.
Bu Ida mengajar di kelas VI, ada tugas yang harus diselesaikan murid secara kelompok. Bu Ida membagi kelas menjadi tiga kelompok, setiap kelompok terdiri dari murid yang kemampuannya berbeda yaitu pintar, sedang dan kurang. Pembagian dilakukan secara seimbang. Cara lain misalnya Bu Ida mengajar merangkap kelas V dan kelas VI, maka kelompok yang dibentuk terdiri dari campuran murid kelas V dan kelas VI dengan pembagian berdasarkan kemampuan yang berbeda secara merata dan seimbang.

3. Pengelompokan Sosial

Jenis kelompok ini didasarkan pada kecocokan antara murid-murid. Kelompok ini mencerminkan keharmonisan dalam lingkungan belajar. Kelompok seperti ini bermanfaat untuk meningkatkan keyakinan pada diri murid yang lemah. Mereka tidak akan ragu atau segan untuk mengeluarkan pendapatnya, karena teman sekelompoknya adalah teman akrabnya.

Kelompok seperti ini dibentuk berdasarkan pilihan dan kesukaan murid-murid untuk memilih teman kelompoknya. Pengelompokan ini cocok untuk kelompok dalam kelas, maupun kelompok dalam kelas gabungan. Misalnya dalam mata pelajaran PKK, olah raga, dan kesenian.
Contoh
Pak Ari mengajar merangkap kelas III dan kelas IV. Mata pelajaran yang diajarkan Pak Ari baik di kelas III maupun di kelas IV sama yaitu IPS dengan pokok materi “Pemerintahan Desa”. Murid dari kedua kelas tersebut digabung menjadi satu, kemudian dibentuk menjadi beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari campuran murid kelas III dan kelas IV. Kelompok ini dibentuk atas pilihan murid sendiri berdasarkan kesenangannya. Setiap kelompok dipimpin oleh seorang murid tutor.

4.    Pengelompokkan siswa atas dasar rombongan belajar

Dengan cara ini kelas I, II, III, IV, V, dan VI masing-masing diperlakukan sebagai suatu kesatuan. Artinya bila PKR dilaksanakan di satu ruangan misalnya kelas III, IV, dan V, di dalam ruangan itu terdapat tiga kelompok siswa sesuai kelasnya. Pengelompokkan itu bersifat formal sesuai dengan status administratif siswa. Dilihat dari segi administrasi sangat baik dalam arti memudahkan guru dalam pencatatan kehadiran, penilaian, dan pengaturan tugas. Namun dilihat dari perlakuan proses pembelajaran cara itu tidak memberi ruang bagi pemanfaatan kemampuan siswa secara silang atau lintas kelas. Selain itu bisa juga terjadi kesukaran membangun kebersamaan dalam belajar manakala pada suatu ketika ada kelas yang siswanya hanya satu orang sedang kelas lainnya siswanya cukup banyak.

5.    Pengelompokkan siswa belajar berdasarkan kesamaan usia

Pengelompokkan ini bertolak dari anggapan dasar bahwa kelompok siswa yang usianya sama memiliki kemampuan dan kecepatan belajar yang kurang lebih sama. Seperti diketahui bahwa siswa dalam suatu rombongan belajar atau kelas di SD terdiri atas siswa dalam kelompok usia tertentu misalnya kelas I terdiri atas siswa berusia 6-7 tahun, kelas II berisi siswa berusia 7-8 tahun, dan sebagainya. Artinya suatu rombongan belajar dapat dipecah ke dalam kelompok siswa berdasakan persamaan usia. Dalam konteks pengorganisasian siswa SD saat ini cara pengelompokkan ini dapat dipakai secara insidental sesuai kebutuhan dan sasaran pembelajaran.

6.    Pengelompokkan siswa sesuai kebutuhan pembelajaran

Cara ini digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan dari pembelajaran suatu topik dengan model pembelajaran tertentu. Misalnya dalam simulasi atau bermain peran atau permainan siswa dikelompokkan sesuai dengan tugas dan atau peran yang harus dilakukan pada saat itu. Demikian juga pada kegiatan ekskursi/karyawisata siswa dapat dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan pada saat kegiatan itu. Misalnya ada yang bertugas mengamati dan mencatat, mewawancara dan mencatat, mengambil foto dan lain-lain.

C. Merencanakan Kegiatan Kelompok Belajar

Merencanakan kegiatan dalam kelompok merupakan suatu keharusan, agar kelompok tersebut ingin berhasil. Salah satu keuntungan dari perencanaan ini adalah dapat menentukan waktu yang tepat, dan memprogramkan kegiatan yang mantap.

Ada lima aspek dalam perencanaan kegiatan kelompok bekerja yang harus Anda perhatikan (Cohen, 1986).

1.Menentukan bagaimana cara murid bekerja bersama-sama.

2. Menentukan program training (latihan) bagi pengembangan keterampilan bekerja sama.

3. Memberikan tugas yang dapat dihasilkan oleh kelompok.

Tugas yang Anda pilih tergantung pada apa yang Anda inginkan dari murid untuk dipelajari. Ada beberapa panduan yang dapat meningkatkan keberhasilan pemberian tugas ini. Pilih tugas yang memungkinkan bagi Anda.
  • Mempunyai lebih dari satu jawaban/cara untuk memecahkan masalah.
  • Tugas tersebut menarik dan menantang untuk dikerjakan bersama.
  • Memungkinkan murid yang berbeda memberikan pendapat yang berbeda pula.
  • Memungkinkan menggunakan multimedia.
  • Memerlukan penggunaan pengamatan, pembahasan dan keterampilan motorik.
  • Memerlukan beranekaragam keterampilan.
  • Memerlukan kegiatan mengamati, mencobakan dan melaporkan.
  • Tugas yang diberikan tidak akan berjalan dengan baik apabila (Tidak menantang dan perlu satu cara/jawaban saja, Dapat diselesaikan dengan cepat oleh seorang murid dan bukan oleh kelompok, Tugas yang diberikan terlalu mudah, Hanya memerlukan ingatan yang sederhana atau cara belajar yang biasa (Cohen, 1986: h.57-58).

4. Meletakkan dasar-dasar kerja secara teliti:

  1. Bagaimana komposisi/pengaturan kelompok belajar?
  2. Bagaimana menata ruang kelas ?
  3. Bagaimana dan kapan Anda menugaskan murid ke kelompok?

5. Memutuskan bagaimana belajar bersama akan dievaluasi.

  1. Akan adakah pertemuan sesudah belajar bersama untuk mengevaluasi?
  2. Apakah dilakukan pengamatan selama belajar bersama, dan apakah diberikan umpan balik
  3. Apakah murid akan diwawancarai?

Untuk memberikan tugas seperti di atas, sebaiknya guru memberikan Lembar Kerja Murid(LKM). Berikut ini contoh LKM dalam mata pelajaran IPS.

Keberhasilan dari belajar bersama ini terletak pada “kejelasan”, murid harus memahami apa yang harus mereka kerjakan, dan kapan murid dapat giliran untuk memperoleh bantuan apabila ada masalah. Kejelasan dapat diperoleh melalui perencanaan yang mantap dan melatih peran dan cara kerja sama lebih dulu.

D. Cara Meningkatkan Keterampilan Belajar Kelompok

Seperti halnya keterampilan lainnya, keterampilan kerja kelompok dapat diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran, misalnya membentuk model atau contoh, instruksi langsung, bermain peran, simulasi, pengamatan, umpan balik dan pemantapan.

Morris (Cohen, 1986) memberikan ilustrasi tentang jenis keterampilan yang diperlukan sebagai panduan agar semua murid aktif berpartisipasi. Oleh karena itu, murid harus diberikan penjelasan sebagai berikut:
  1. Setiap murid diharuskan mengemukakan gagasan.
  2. Setiap murid diberikan kesempatan untuk berbicara.
  3. Murid memperhatikan dan dapat menangkap gagasan atau pendapat orang lain.
  4. Menanyakan pada murid lainnya apakah mempunyai gagasan.
  5. Berikan alasan untuk setiap gagasan, dan diskusikan bila ada gagasan yang berbeda.
  6. Mendorong murid-murid untuk bertanya.

E. Memaksimalkan Pemanfaatan Sumber Belajar

Setelah Anda mengetahui prinsip belajar mandiri bagi murid, sebagai guru Anda juga harus memahami konsep tentang “mandiri dalam mengajar”. Dalam konsep mandiri dalam mengajar Anda dituntut untuk tidak terlalu tergantung pada cukupnya jumlah guru, lengkapnya fasilitas mengajar, memadainya buku paket dan sebagainya. Mandiri dalam mengajar berarti juga guru harus penuh inisiatif dan kreatif untuk menciptakan berbagai kemungkinan agar murid tetap belajar dengan baik. Prinsip mandiri adalah menciptakan berbagai situasi belajar mengajar yang terlepas dari ketergantungan terhadap alasan serba kekurangan tadi.

Sekolah dan guru dapat berhubungan dengan lingkungannya, dan sumber belajar yang lain yang dapat digunakan oleh murid-murid sebagai sumber belajar. Guru dapat mengungkap, menggali dan memanfaatkan kekayaan alam yang serba melimpah untuk menunjang pendidikan. Yang menjadi persoalan sekarang adalah bagaimana Anda dapat menggunakan sumber belajar dengan sebaik-baiknya.

Bila dirinci, sumber belajar meliputi hal-hal sebagai berikut:
  1. Lingkungan sosial atau manusia antara lain guru, siswa lain, orang tua, dan anggota masyarakat.
  2. Lingkungan hidup seperti flora, fauna.
  3. Lingkungan alam seperti tanah, air, udara, awan, hujan.
  4. Lingkungan budaya seperti peralatan, pranata sosial, pengetahuan, dan teknologi.
  5. Lingkungan religius seperti kitab suci dan acara keagamaan.
Nah, sekarang Anda diharapkan dapat memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar, memberikan tuntunan dalam mengkaitkan antara kurikulum dengan lingkungan sehari-hari, serta membuat variasi metode mengajar agar tidak terjadi kebosanan. Hal ini penting karena guru berhadapan dengan murid dari berbagai jenis latar belakang, tingkat kemampuan, dan kebutuhan yang berbeda pula. Oleh karena itu dalam menggunakan sumber belajar, metode mengajar dan pendekatan lainnya harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Agar guru dapat memanfaatkan sumber belajar, salah satunya adalah dengan cara mengaktifkan murid untuk bekerja. Lembar Kerja Murid (LKM) merupakan sarana untuk mengaktifkan murid-murid untuk belajar secara mandiri atau kelompok. Tentunya Anda sudah sering memberi tugas kepada murid, namun sebagian besar tugas yang Anda berikan adalah untuk mengerjakan soal. Sekarang mari kita coba memberi penugasan dengan memanfaatkan LKS.

F. Lembar Kerja Murid

LKM merupakan panduan untuk melakukan sesuatu kegiatan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan, misalnya melakukan pengamatan, percobaan, demonstrasi dan simulasi. LKM ini berisi tuntunan langkah-langkah dalam melakukan pengamatan, percobaan, demonstrasi atau simulasi. Kegiatan yang dituntut adalah mulai persiapan, proses pelaksanaan, hasil dan cara mengevaluasinya.

Kegiatan belajar dengan menggunakan LKM, sangat mengaktifkan murid-murid untuk belajar. Berikut ini contoh penggunaan LKM:
  1. Percobaan perkembangan biji kacang (IPA)
  2. Pengamatan tentang ciri-ciri binatang serangga (IPA)
  3. Pengukuran berbagai lingkaran atau segi empat untuk membuktikan rumus (matematika)
  4. Simulasi tentang musyawarah dan mufakat (PMP, IPS)
  5. Pengamatan tentang keteraturan berlalu lintas (PMP)
  6. Mengamati cara murid dalam mematuhi tata tertib sekolah, dalam berbaris, membuang sampah, dan sebagainya (IPS)
  7. Mengamati cara menggunakan bahasa Indonesia di sekolah (Bahasa)
LKM mempunyai peran untuk mengaktifkan murid dalam belajar, di sini tutor dapat mengambil peran lebih banyak sebagai orang yang membantu murid belajar. LKM juga dapat berperan untuk membuat siswa belajar mandiri, sehingga guru PKR tidak memperoleh kesulitan lagi dalam membelajarkan murid di dua kelas atau lebih, karena murid dapat belajar secara mandiri.

G. Memanfaatkan Pusat Sumber Belajar

Pusat Sumber Belajar (PSB) adalah cara yang baik untuk memantapkan dan memperkaya belajar murid-murid. Pada pola kelompok belajar, dimana peran guru sebagai pengatur dan pengawas belajar terasa masih dominan, tetapi dalam memanfaatkan PSB peran guru tidak sebesar pada kelompok belajar. Oleh karenanya penyiapan kegiatan dan bahan memerlukan perencanaan dan pengorganisasian secara lebih baik.

Contoh memanfaatkan PSB, adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan keterampilan atau konsep.
1) Kecermatan : menggunting, merekat, mengamati, membuat diagram, dsb.
2) Penerapan konsep: memasukkan, mengurutkan, memasang, mendaftar, dsb.
b. Menempatkan semua lembar kerja, permainan, diagram, hasil praktikum dan sebagainya di tempat dimana murid lain dapat belajar secara mandiri.
c. Mengembangkan beberapa bentuk penyimpanan, sehingga guru dan murid dapat belajar di PSB.

Berbagai teknik yang dapat digunakan dalam memanfaatkan aneka ragam sumber belajar antara lain adalah sebagai berikut, (Gordon: 1992, McGrath dan Noble: 1993, Miller: 1989)
1.    Membaca dan memahami isi bacaan
2.    Bertanya dan mencatat jawaban
3.    Mengamati dan mencatat hasil pengamatan
4.    Mengadakan percobaan dan mencatat proses dan hasilnya
5.    Berlatih keterampilan
6.    Bersimulasi peran
7.    Berpartisipasi dalam kegiatan
8.    Bekerja dalam kelompok
9.    Berdarmawisata ke tempat bersejarah, kebun binatang, pabrik, dll.
10.     Mendengarkan kaset audio/siaran radio
11.     Menonton video/film/televisi
12.     Mengadakan upacara kenegaraan
13.     Mengikuti ceramah tamu
14.     Mengarang pengalaman selama liburan
15.     Menggambar
16.     Mengisi lembar kerja, dan
17.     Membuat klipping.

H. Tutor sebagai Organisator Kelas.

Dalam PKR adanya tutor sangat diperlukan. Tutor adalah orang yang dipilih dari murid atau orang lain yang mempunyai kemampuan lebih untuk membantu murid lain dalam belajar. Apabila tutor dipilih dari murid, tentu saja murid yang lebih pandai dari murid lain, meskipun begitu bukan berarti harus murid yang paling pandai. Murid yang pandai, biasanya lebih cepat dalam menyelesaikan tugas-tugas. Apabila murid tersebut tidak diberikan tugas lain ia akan mengganggu suasana kelas, atau mengganggu teman-temannya yang belajar. Sedangkan murid yang lamban akan panik karena melihat murid lain sudah selesai tugasnya, bahkan guru menyuruhnya pulang dan mereka akan mengerjakan tugas dengan tergesa-gesa.

Oleh karena itu anak yang lamban dapat dibantu, sedangkan anak yang pandai bisa lebih berkembang, maka anak yang pandai dapat dimanfaatkan membantu temannya yang lamban, misalnya memberi petunjuk, bagaimana hasil yang benar, mendiskusikan kesulitan dan sebagainya. Peran seperti ini adalah peran tutor.

Tutor terdiri dari beberapa jenis, yaitu tutor sebaya, tutor kakak, tutor tamu dari masyarakat, dan penjaga sekolah. Berikut ini adalah bagaimana cara merencanakan pemanfaatan tutor. Sebelum program tutorial dilaksanakan, ada lima hal yang perlu Anda perhatikan dalam perencanaan Anda.

a. Menetapkan tujuan yang ingin dicapai.

Hal ini penting bagi Anda untuk mengarahkan maksud diadakannya tutor. Apa yang Anda inginkan dengan adanya tutor. Tutorial mempunyai pengaruh yang positif terhadap berbagai aspek belajar pada waktu yang bersamaan. Namun semua itu tergantung pada tujuan yang ingin dicapai.

b. Menetapkan siapa yang akan ikut dalam tutorial.

Memilih dan memasang tutor dengan murid yang akan ditutori merupakan langkah yang sangat penting. Bagaimana memilih murid yang ikut tutorial, tingkat kemampuan murid, kemampuan apa yang perlu dimiliki, bagaimana karakteristik murid dan sebagainya.

c. Menetapkan tempat dimana tutorial dilaksanakan.

Dalam mengorganisasi kelas untuk tutorial, Anda perlu mempertimbangkan apakah tidak ada kegiatan lain selama tutorial berlangsung. Apabila Anda memilih tutorial dalam bentuk berpasangan selama pelajaran membaca, maka seluruh ruangan akan menjadi ruang tutorial. Dan bila Anda ingin beberapa murid yang lamban saja yang diberikan bantuan, maka perlu mempersiapkan tempat khusus untuk tutorial. Ini dapat dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas, tergantung pada situasi saat itu. Apapun rencana Anda harus mempunyai gagasan tentang situasi tutorial yang dikehendaki, dengan demikian tempat tutorial dapat ditentukan dengan tepat.

d. Penjadwalan tutorial

Jadwal tutorial juga harus menjadi perhatian Anda. Untuk mempersiapkannya maka jawablah pertanyaan berikut ini.
  1. Apakah tutorial dilaksanakan sepanjang hari?
  2. Apakah selama istirahat atau setelah pulang sekolah?
  3. Untuk berapa lama tutorial dilaksanakan?
  4. Apakah waktunya sama untuk setiap harinya atau bisa berubah-ubah?

e. Menentukan materi mana yang diberikan dalam tutorial


Sesuai dengan kurikulum, apapun materinya yang akan diberikan dalam tutorial perlu didukung oleh pengetahuan Anda tentang kebutuhan murid.

I. Memilih dan Mempersiapkan Tutor

1. Tutor sebaya

Untuk memudahkan Anda dalam menerapkan sistem tutorial dengan menggunakan tutor sebaya, terlebih dahulu kita perlu mempunyai pengertian yang sama tentang tutor sebaya ini. Tutor sebaya adalah seorang murid membantu belajar murid lainnya dalam tingkat kelas yang sama.

2. Tutor kakak

Tutor kakak adalah tutor yang dipilih dari kelas yang lebih tinggi, tentu saja tutor kakak ini kemampuannya harus di atas kemampuan rata-rata, karena ia berperan untuk membantu adik-adik kelasnya dalam belajar. Tutor kakak sebaiknya diambil dari kelas-kelas tinggi misalnya kelas IV, V dan kelas VI. Sebagaimana pada tutor sebaya, pada tutor kakakpun guru sudah pasti mengetahui murid yang pintar dan yang lamban, sehingga guru dapat menetapkan murid mana yang akan ditetapkan sebagai tutor. Satu hal yang perlu disadari betul oleh guru bahwa tutor adalah bukan untuk menggantikan guru, tetapi hanya untuk memperpanjang tangan guru dan membawa murid lain dalam belajar.
Cara menggunakan tutor kakak.
Penggunaan tutor kakak dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
  1. Cara 1, pemanfaatan tutor kakak pada kelas yang dirangkap oleh guru, misalnya kelas III dan kelas IV. Tutor yang dipilih dari kelas IV untuk membantu di kelas III.
  2. Cara 2, pemanfaatan tutor kakak pada kelas yang dirangkap oleh 2 guru. Misalnya Pak Adi merangkap kelas III dan IV, sedangkan bu siti merangkap kelas I dan V. Pak Adi menggunakan tutor dari kelas V Bu Siti untuk membantu murid dikelas IV. Tentunya untuk cara yang ke-2 ini harus adanya kerjasama antara Pak Adi dengan Bu siti. Kerjasama tersebut misalnya apakah di kelas V anak-anak yang pintar tidak sedang digunakan sebagai tutor sebaya di kelasnya, selain itu perlu penyesuaian jadwal antara kelas Bu siti dengan Pak Adi.

3. Tutor dari masyarakat

Tutor yang berasal dari masyarakat berperan untuk membantu guru dalam menangani kegiatan pembelajaran di sekolah. Peran tutor dari masyarakat ini baru dapat dilaksanakan apabila keadaan terpaksa, misalnya anda harus merangkap 3 kelas atau lebih sakaligus. Tutor dari masyarakat ini dapat di manfaatkan oleh guru untuk membantu kegiatan belajar murid, misalnya memeriksa pekerjaan murid, membantu mencari informasi dari peta, membimbing kegiatan di PSB, atau membina murid pada saat kunjugan keobjek wisata. Tutor dari masyarakat ini bukan guru, sehingga kegiatannya juga terbatas untuk murid dalam mengerjakan berbagai tugas.

4. Penjaga sekolah sebagai tutor

Dalam keadaan tertentu penjaga sekolah dapat dimanfaatkan untuk membantu guru dalam memberikan bantuan belajar kepada murid-murid. Keadaan seperti ini dapat terjadi dimana-mana, terutama di SD yang gurunya kurang. Berdasarkan aturan sebetulnya seorang penjaga sekolah tidak layak mengajar menggantikan guru yang tidak hadir mengajar. Tetapi dalam unit ini kita memberi peran penjaga sekolah bukan sebagai orang yang menggantikan guru mengajar, tetapi sebagai tutor yang dapat meringankan kerja guru dan dapat membantu murid dalam belajar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan jika penjaga sekolah dimanfaatkan sebagai tutor. Guru harus dapat menganalisis.
  1. Memilih materi yang ringan-ringan saja.
  2. Materi yang sifatnya mengulang pelajaran.
  3. Membacakan materi bacaan untuk murid yang belum lancar membaca.
  4. Membantu guru mengawasi murid ketika mengerjakan tugas.
  5. Membantu murid yang belum mampu dalam mengerjakan tugas.
  6. Mengawasi ketika sedang ulangan harian.
  7. Membimbing kegiatan ekstrakurikuler.

J. Keuntungan digunakan Tutor

Penggunaan tutor dapat menguntungkan beberapa pihak, baik bagi murid yang dijadikan tutor, maupun bagi murid yang lemah, dan bahkan tugas Anda sebagai guru menjadi lebih ringan. Keuntungan tersebut antara lain sebagai berikut:
  1. Memupuk rasa kerjasama dan saling membantu.
  2. Meningkatkan kemampuan baik bagi tutor maupun yang ditutori.
  3. Membentuk rasa bangga pada pada diri anak/orang yang menjadi tutor.
  4. Menjadi teladan bagi murid dan masyarakat lainnya.
  5. Bagi murid yang ditutori akan lebih mudah karena tutor akan menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami.
  6. Menularkan kemampuan yang dimiliki tutor yang selama ini hanya digunakan untuk dirinya sendiri.
  7. Murid-murid yang lambat dapat dibimbing secara individual.
  8. Kurangnya sumber belajar di sekolah dapat teratasi dengan adanya tutor dari masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Susilowati dan Aisyah Ali. 2009. Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Depdikbud.
Winataputra, Udin S. 1998. Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR). Jakrta: Depdikbud.

Terima Kasih atas kunjungan anda, jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan komentar atas postingan ini...

Post a Comment