Gambaran Pembelajaran Kelas Rangkap Yang Ideal Dan Praktek Yang Terjadi Di Lapangan

Table of Contents
gambaran pembelajaran kelas rangkap

Praktik Mengajar Kelas Rangkap di Lapangan

Praktik pembelajaran kelas rangkap masih banyak yang menyimpang dari gambaran pembelajaran kelas rangkap yang ideal. Pembelajaran yang berlangsung hanya secara bergilir, sehingga banyak waktu yang terbuang dengan percuma, pemanfaatan sumber belajar belum maksimal, dan supervisi guru terhadap belajar murid masih kurang, kadang mengakibatkan pembelajaran membosankan.

Sehingga hasil belajar tidak sesuai dengan dengan harapan. Padahal mengajar kelas rangkap bukan suatu keadaan yang pantas dituduh sebagai penyebab rendahnya kemampuan siswa. Penyimpangan praktik pembelajaran kelas rangkap yang saat ini masih banyak terjadi adalah sebagai berikut.

1. Dilaksanakan Secara Bergilir (Pembelajaran Duplikasi)

Pembelajaran yang dilaksanakan secara bergilir (Pembelajaran duplikasi) merupakan proses pembelajaran, dimana guru mengajar secara bergilir dari kelas yang satu ke kelas lain dan kembali lagi. Kegiatan pembelajaran tersebut bukan pembelajaran kelas rangkap karena kegiatan belajar mengajar berlangsung tidak serempak. Berikut contoh praktik pelaksanaan pembelajaran secara bergilir.

Ibu Indri (bukan nama sebenarnya) mengajar di kelas 3 dan kelas 5. Murid dari kedua kelas tersebut berada pada ruang kelas masing-masing, tetapi masih bersebelahan. Pelajaran dimulai pukul 07.30. Ibu Indri pertama masuk di kelas 3 dan mulai mengabsen muridnya. Tiba-tiba Nico baru saja datang, dialog terjadi karena keterlambatan salah satu murid tersebut.

Kegiatan bu Indri berikutnya adalah menjelaskan pelajaran matematika. Sekali-kali berhenti dan bertanya pada murid apakah ada yang belum dimengerti. Kemudian ia memberi soal-soal dipapan tulis. Setelah itu, Ibu Indri masuk ke kelas 5. Di kelas 5 ia juga mengabsen murid dengan cara yang tidak berbeda dengan apa yang dilakukan di kelas 3. 

Bahkan terjadi dialog yang agak panjang karena Salma salah satu murid kelas 5 tidak hadir. Beberapa musid ditanya bu Indri tidak ada yang mengetahui keberadaan Salma. Tapi tiba-tiba Martha cerita kalau pulang sekolah kemarin bersama Salma, ia badannya panas dan hidungnya mengeluarkan darah.

Kemudian bu Indri menjelaskan pelajaran bahasa Indonesia untuk hari itu. Seperti yang dilakukan di kelas 3 tadi, setelah bu Indri menjelaskan dan memberi kesempatan bertanya pada murid-murid kelas 5 lalu menulis beberapa soal di papan tulis dan menyuruh para murid mengerjakannya secara individual.

Ibu Indri kembali lagi ke kelas 3 menanyakan apakah mereka sudah selesai mengerjakan soal matematika. Kemudian bu Indri menyuruh beberapa murid untuk bergiliran maju kedepan mengerjakan soal matematika dan secara bersama-sama dengan murid bu Indri memeriksa jawaban murid. Semua murid dianjurkan untuk mencocokkan dengan jawaban di papan tulis. 

Sebelum istirahat bu Indri kembali memberi soal matematika sebagai PR. Selanjutnya bu Indri kembali masuk ke kelas 5. Apa yang dilakukan di kelas 5 sama saja dengan apa yang dilakukan di kelas 3. Mula-mula murid disuruh maju ke depan mengerjakan soal, memeriksa bersama dan pada akhirnya murid disuruh mencocokkan pekerjaannya dengan jawaban di papan tulis. Bu Indri kembali memberi soal untuk dikerjakan di rumah, dan selesailah pelajaran bahasa Indonesia hari itu.

Halaman:
1  2  3  4  5

Post a Comment