GURU BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH DASAR

Table of Contents
A.      Pendahuluan
Salah satu faktor penting dalam keberhasilan pembelajaran bahasa Inggris  di sekolah dasar adalah guru  yang mengajar bahasa Inggris. Guru EYL merupakan  faktor yang penting sebab ia memperkenalkan kepada siswa bahwa ada bahasa yang lain, selain bahasa ibu dan bahasa Indonesia. Dalam hal ini, tugas guru EYL cukup berat. Guru inilah yang mengajarkan bahasa Inggris sebagai langkah awal dan meletakkan dasar, baik secara akademis maupun psikologis.  Pemilihan metode atau teknik mengajar yang menarik dan sesuai dengan usia dan karakteristik pebelajar muda tidak menjamin keberhasilan pengajaran bahasa Inggris jika guru kurang mumpuni dalam melaksanakan kegiatan. Apalagi bila bahasa Inggrisnya kurang memadai sehingga ada hal-hal yang diajarkan kurang benar atau salah.

B.       Tujuan
1.        Menyebutkan kriteria dan ciri-ciri guru EYL yang baik.
2.        Menjelaskan tugas utama guru EYL.
3.        Menjelaskanberbagai kegiatan guru EYL.


GURU BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH DASAR

A.      Kriteria dan Ciri-Ciri Guru EYL
Dalam pembelajaran bahasa asing, guru EYL mempunyai tugas yang cukup berat. Mengingat bahwa siswa yang dihadapi adalah anak-anak atau pebelajar muda usia, tentunya guru EYL akan berbeda dengan guru yang mengajar anak sekolah menengah atau orang dewasa.
Secara umum dapat dinyatakan bahwa sedikitnya ada lima hal yang perlu dimiliki oleh seorang guru EYL, yaitu sebagai berikut.
1.        Kemampuan bahasa Inggris yang cukup memadai dan yang harus terus dikembangkan.
2.        Berbagai keterampilan mengajar dan melakukan assessment serta kemampuan mengelola kelas bahasa Inggris.
3.        Kualitas pribadi guru yang efektif, antara lain sabar, baik hati, suka humor, kreatif, dan bersemangat tinggi.
4.        Sifat profesional yang terus dikembangkan dan terlibat dalam berbagai kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas kerjanya.
5.        Sifat keterbukaan untuk bertanya, belajar, memperbaiki diri, dan mencoba hal-hal baru yang sesuai untuk anak didiknya (Ashworth, 1985; Phillips, 1993; Moon, 2000; Paul, 2003; Pinter, 2006).

Dalam penggunaan bahasa, guru EYL harus memahami bahwa pengajaran bahasa Inggris sangat berbeda dengan bahasa pertama atau bahasa ibu dan juga bahasa Indonesia. Karena itu, guru EYL harus memiliki pengetahuan dan keterampilan bahasa Inggris yang memadai. Perbedaan penting yang perlu dipahami dan harus dilakukan dengan benar oleh guru antara lain:
-          Struktur atau tata bahasa Inggris
-          Kosakata yang sesuai dengan kebutuhan EYL
-          Pelafalan atau ucapan yang benar
-          Intonasi dan tekanan yang benar
-          Ejaan
-          Kultur penutur bahasa Inggris.

Pengetahuan tentang bagaimana mengajar bahasa Inggris secara umum saja belum cukup untuk mengajar bahasa asing kepada anak-anak. Seorang guru perlu memahami bagaimana menangani anak-anak usia sekolah dasar. Satu ciri lain yang juga harus dimiliki guru ialah sikap keterbukaan. Terbuka berarti mau memperbaiki kekurangannya, dapat menerima kritik, dan mau terus belajar. Selain itu, bila tidak tahu atau kurang memahami sesuatu dia mau bertanya dan suka membaca untuk mengembangkan diri dan profesinya.
Selanjutnya, perlu kita perhatikan ciri-ciri guru yang mengajar anak sekolah dasar. Kalau kita amati, dalam melaksanakan kegiatan pengajaran di kelas bahasa Inggris akan tampak ciri-ciri guru EYL yang sering kali kita jumpai. Beberapa ciri guru EYL antara lain sebagai berikut :
1.        Ramah dan menyenangkan bagi siswa. Mereka tidak pelit dalam memberikan pujian dan penghargaan jika anak-anak mengerjakan tugas dangan baik. Guru suka menjalin hubungan yang hangat dengan siswa sehingga siswa merasa nyaman didekatnya.
2.        Guru EYL pada umumnya mempunyai semangat tinggi dan kreatif untuk menumbuhkan minat belajar siswa dan mempertahankan rasa senang mereka karena pebelajar muda memiliki aktivitas fisik yang tinggi dan mudah bosan.
3.        Guru EYL pandai bercerita. Mengingat anak-anak mempunyai daya pikir imaginatif maka proses pembelajaran bahasa Inggris juga dapat dilaksanakan melalui cerita yang disesuaikan dengan usia dan tingkat kemampuan berbahasa siswa.
4.        Guru EYL juga suka humor karena anak-anak yang dihadapi adalah anak dengan tahap usia yang cenderung suka kegembiraan. Dalam suasana gembira dan situasi belajar yang menarik, tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai.
5.        Guru mengunakan bahasa yang sederhana. Pengajaran bahasa Inggris sangat berbeda dengan bahasa pertama atau bahasa ibu dan bahasa Indonesia. Dengan adanya perbedaan dalam struktur atau tata bahasa, pelafalan, ejaan, tekanan atau intonasi, kosakata, dan kultur, guru EYL perlu menggunakan bahasa yang sederhana, singkat, dan jelas agar lebih mudah dipahami siswa. Selain itu, guru juga menggunakan bahasa kelas (teacher talk) yang berbeda dengan bahasa sosial di luar kelas. Berikut ini beberapa contoh teacher talk yang biasa dipakai oleh guru EYL.
a.         Pada awal pelajaran.
-       Hello, boys and girls, how are you?
-       Morning, students.
-       Sit down, please!
-       Now, listen!
-       Close the door, please!
-       Let’s begin
b.        Pada waktu melakukan kegiatan atau perintah.
-       Listen to me!
-       Listen and repeat
-       Write the date
-       Look at the board
-       Open your book at page ....
-       Work in pairs
c.         Memberi pujian atau dorongan.
-       Good!
-       Excellent!
-       Try again!
-       Don’t worry
-       No, problem
d.        Pada waktu mengakhiri kegiatan.
-       Have you finished?
-       Hurry up!
-       Stop writing, please.
-       Is everything clear?
-       Close you book.
-       Good bye, everyone.
-       Well, it’s time to finish/time’s up.

B.     Pengembangan Diri dan Profesi
Bagi guru EYL yang belum memiliki keterampilan uang cukup, perlu melakukan pengembangan diri agar menjadi guru yang lebih baik. Pengembangan diri ini bisa bersifat formal, seperti
1.      Melanjutkan pendidikan
2.      Mengikuti pelatihan
3.      Seminar
Pengembangan diri bersifat informal, seperti
1.      Berlatih sendiri
2.      Bertanya kepada orang lain
3.      Membaca
4.      Berdiskusi dengan kolega atau penutur asli (bila ada)
Beberapa cara yang dapat ditempuh untuk pengembangan diri guru.
·         Mengikuti pelatihan kursus yang berhubungan dengan bidangnya.
·         Rajin berlatih menggunakan bahasa inggris secara lisan dan tulis
·         Mendengarkan dan menirukan ucapan kata-kata atau frasa dari radio, kaset, maupun program TV yang berbahasa inggris.
·         Bertanya kepada orang yang menguasai bahasa inggris bila ada kesulitan
·         Memanfaatkan sumber belajar yang ada (buku, kamus, majalah, rekaman, dan seterusnya)
Tidak menutup kemungkinan guru mengembangkan diri dengan melakukan ekperimen, yaitu melakukan teknik-teknik temuan sendiri yang sederhana, tetapi menarik dan dapat membuat siswa aktif. Mencoba hal-hal baru juga merupakan upaya untuk maju dan mengembangkan diri.
Sebelum kita melangkah jauh, sebaiknya kita gunakan persepsi kita tentang istilah guru EYL. Siapakah guru EYL? Secara umum dapat dinyatakan bahwa guru EYL adalah guru yang mengajar bahasa inggris untuk anak-anak, sebenarnya guru EYL di Indonesia dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

1.      Guru sekolah dasar atau guru kelas yang tidak memiliki latar belakang pendidikan bahasa inggris, tetapi ditugaskan kepala sekolah untuk mengajar bahasa inggris di kelasnya.

2.      Guru yang memiliki latar belakang pendidikan bahasa inggris, tetapi tidak atau belum memiliki pendidikan bahasa inggris khusus untuk anak-anak.
3.      Guru yang memiliki kemampuan bahasa inggris untuk anak-anak terutama untuk anak sekolah dasar.

Selain bahasa inggris yang memadai, guru harus memiliki keterampilan mengajar atau teknik mengajar bahasa inggris. Cara mengajar harus sesuai untuk anak. Karena itu, guru EYL perlu memiliki pengetahuan tentang kebiasaan, cirri-ciri dan kebutuhan anak. Agar guru dapat mengembangkan diri atau memperbaiki kinerjanya, ia harus belajar menambah pengetahuan secara terus menerus. Bersikap terbuka, tidak malu bertanya, rajin membaca, dan mau membuka kamus akan membuat guru menjadi lebih professional.

C.    Tugas dan Kegiatan Guru EYL
Setelah kita menyimak kriteria guru EYL yang ideal dengan cirri-ciri serta pengembangan dirinya, selanjutnya kita bicarakan langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan. Chodidjah (2002) memberikan beberapa tips bagi guru antara lain:
·         Berbicara tidak terlalu cepat
·         Penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah untuk dimengerti
·         Pergunakan bahasa inggris jika berbiacar dengan siswa
·         Pergunakan bahasa tubuh, gerak tubuh atau isyarat, dan ekpresi wajah bila perlu
·         Pergunakan alat peraga, seperti gambar, puppets, gambar di papan, dan benda nyata.
Selain itu, Pahin dan Power (1990) memberikan saran untuk guru EYL sebagai berikut:
·         Pelajari nama anak-anak sejak hari pertama
·         Tentukan aturan-aturan di kelas yang harus dipatuhi sejak awal
·         Gunakan bahasa ibu untuk instruksi yang sulit. Instruksi harus jelas agar siswa tidak ragu-ragu dalam mengerjakan latihan atau tugas
·         Berikan semangat pada anak-anak untuk menggunakan bahasa inggris sebanyak mungkin
·         Pertahankan minat anak dengan kegiatan yang bervariasi
·         Gantilah pasangan atau anggota kelompok sehingga anak-anak tidak selalu bekerja dengan teman baiknya atau teman tertentu saja
·         Berkelilinglah dalam kelas untuk membantu siswa dan memantau kemajuan mereka
·         Berilah banyak pengulangan dan latihan
·         Izinkan siswa untuk berpindah tempat, terutama pada waktu permainan dan bernyanyi
·         Gunakan media yang tepat, misalnya gambar-gambar, puppets, dan realita
·         Susunanlah segala sesuatunya secara seksama sehingga didalam melangkah tahu apa yang harus dikerjakan selanjutnya


1.      Tahap Penyajian atau Presentasi

Pada tahap ini, guru berperan sebagai model bagi pata pembelajar muda. Sebagai model, dituntut harus menggunakan bahasa inggris yang jelas dan sederhana dalam konteks yang tepat dan ucapan yang benar. Guru juga sebagai informan yang mengontrol atau mengendalikan hampir semua kegiatan kelas.
Untuk menghindari kebosanan, sebaiknya kegiatan pada tahap ini tidak lebih dari 10-15 menit. Teknik yang dapat digunakan pada tahap penyajian ini antara lain sebagai berikut.
a.       Repetition atau pengulangan
Guru mengucapkan sesuatu, siswa mendengarkan terlebih dahulu. Kemudian siswa diminta mengulang apa yang diucapkan guru. Repetition dapat dimulai dengan meminta anak menirukan ucapan kata kemudian menirukan frasa dan selanjutnya menirukan kalimat sederhana.
b.      Substitution atau penggantian kata
Dalam menerapkan teknik ini, guru menghilangkan salah satu bagian kalimat dan meminta siswa untuk menggantinya dengan kata lain yang sejenis. Substitution dapat digunakan dalam pembelajaran menyimak, berbicara, dan penambahan kosakata. Pola kalimat yang digunakan sederhana dan diucapkan dengan jelas. Kegiatan substatition dapat menunjukan satu kata, menunjukan gambar dan penggantian bebas sesuai situ
2. Tahap Latihan
Tujuan utama pada tahap ini adalah untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menggunakan pola bahasa yang baru mereka dapatkan dalam situasi yang telah diciptakan. Siswa diberi kesempatan untukmempraktikkan pokok bahasan baru dalam kegiatan yang terstruktur sehingga mereka dapat mengingat pola bahasa tersebut dan memahami artinya dalam konteks yang diberikan.
       Pada tahap latihan ini, guru EYL berperan sebagai pengendali bagi seluruh siswa dan mengoreksi kesalahan-kesalahan yang prinsip. Latihan diberikan secara terbatas (in pairs atau in groups) dan siswa belum diberi kebebasan berkreasi yang biasanya terjadi pada tahap aplikasi.
       Guru juga berfungsi sebagai korektor untuk memperbaiki kesalahan siswa. Teknik yang dapat digunakan pada tahap ini antara lain dengan memberi drill, short dialog, atau information gap activity.

3. Tahap Aplikasi
Pada tahap ini, guru harus dapat memastikan bahwa siswa telah menguasai pokok bahasan yang telah dipelajari sebelumnya. Kemudian guru memberikan motivasi kepada siswa untuk menggunakan pola bahasa yang baru dipelajari dalam kegiatan yang lebih bebas dan dengan cara yang lebih kreatif.
       Untuk dapat lebih melibatkan siswa dalam kegiatan yang dilakukan sebaiknya dilakukan in pairs atau in groups dengan pembagian anggota kelompok atau pasangan yang adil. Kegiatan yang cocok untuk tahap ini antara lain games dan role plays. Pada kegiatan ini siswa lebih dapat berekspresi, sementara guru hanya berperan sebagai pengawas, pemberi pengarahan, semangat, dan sebagai mistake hearer. Jika pda kegiatan ini siswa membuat kesalahan misalnya salah ucap, salah penggunaan kosa kata, maupun kesalahan intonasi, guru tidak selalu mengoreksi tetapi hanya mendengarkan dan akan memperbaikinya pada kesempatan lain secara umum.
       Untuk dapat melaksanakan ketiga tahapan kegiatan pengajaran bahasa inggris seperti yang dibicarakan di atas, guru EYL biasanya mempunyai kegiatan rutin seperti berikut.
a.      Membuat persiapan
Didalam membuat persiapan atau yang biasa disebut dengan lessonplan, guru harus membuat persiapanyang matang demi kelancaran pembelajaran bahasa inggris. Komponen yang harus tercakup dalam lesson plan dapat dilihat dari contoh sebagai berikut.
Lesson Plan
Sekolah                       :
Subjek                         :
Kelas                           :
Topic                           :
Alokasi waktu             :
I.                   Kompetensi Dasar:
II.                Tujuan Instruksional Umum:
III.             Tujuan Instruksional Khusus/Indikator:
IV.             Materi, sumber belajar:
V.                Media
VI.             Langkah-langkah dalam kegiatan belajar mengajar yang terbagi dalam beberapa langkah:
-          Pembukaan
-          Beberapa aktivitas pokok
-          Penutup
Langkah-langkah ini harus jelas, apa yang dilakukan guru dan apa yang harus dilakukan siswa secara situational. Dalam pelaksanaannya, guru dapat menambah atau mengurangi bahan dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan waktu yang tersedia.
VII.          Assesment
b.      Menyiapkan Materi
Dalam memilih materi untuk mengajar, ada beberapa hal yang harus diketahui dan dikuasai guru untuk dapat memilih dan mampu mengembangkan bahan ajar tersebut untuk siswanya. Dengan banyaknya jenis bahan ajar yang ada dilapangan, guru perlu memiliki keterampilan untuk memilih bahan atau buku mana yang tepat atau sesuai dengan kebutuhan siswa dan sesuai dengan silabus yang ada. Pemilihan bahan ajar ini akan ikut menentukan buku siswa yang akan dipakai dalam proses belajar mengajar. 
 Beberapa patokan yang dapat dipakai sebagai pedoman pemilihan bahan ajar dapat berupa pertanyaan sebagai berikut. 
-          Apakah tujuan dan isinya jelas dan mengacu pada tema yang sudah ditentukan?  -          Apakah buku itu memiliki urutan materi yang runtut serta berkisar dari yang mudah ke yang lebih sulit? 
-          Apakah buku itu menyajikan materi yang menarik dan mengacu pada guidelines yang ditentukan?
-          Apakah buku itu menyajikan beragam kegiatan yang sesuai dengan usia anak dan disertai gambar yang menarik?
-          Apakah tingkat kesulitan dari buku yang dipakai sudah sesuai dengan jenjang kelas siswa?
-          Apakah buku itu mudah diperoleh?
-          Apakah mencakup semua komponen bahasa?
-          Apakah mencakup keempat keterampilah bahasa?
Jika seorang guru EYL menemukan materi yang ada dalam buku yang digunakan ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan siswanya maka guru harus mengembangkan mateei tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan siswanya. Guru dapat menyeleksi, mengadaptasi, dan mengembangkan bahan ajarnya ketika mempersiapkan kegiatan belajar mengajar bahasa inggris. Dalam hal ini, guru harus mengambil keputusan tentang materi yang mana, kegiatan apa, dan strategi apa selama proses pembelajaran. Bahan ajar yang sudah ada dapat ditambah, dikurangi, diganti, ataupun dimodifikasikan dengan berbagai pertimbangan sesuai dengan kebutuhan siswa dan pengalaman mengajar yang dimiliki guru.
Untuk mengembangkan, guru juga dapat mengumpulkan referensi yang relevan dengan topic pelajarannya dan mengevaluasi bahan-bahan yang sesuai dengan kebutuhan. Langkah terakhir ialah menyusun dan mengatur urutan bahan sesuai dengan urutan pokok bahasan yang telah dirancang untuk kegiatan pembelajaran tersebut.
Secara singkat dalam menentukan materi atau bahan ajar, guru dapat melakukan adopsi (mengambil langsung), adaptasi (memilih dengan penyesuaian atau kontruksi), dan mengembangkan materi sendiri.
Beberapa jenis bahan yang dapat dikategorikansebagai bahan ajar untuk kelas EYL antara lain:
-          Wacana atau bahan autentik 
-          Buku teks atau buku pelajaran 
-          Rekaman pengalaman
-          Catatan pengajar
-          Brosur atau manual
-          Input pembelajaran
Menurut Hutahimsim dan Torres (1998), buku teks sangat membantu guru dalam banyak aspek, antara lain untuk menghemat waktu, petunjuk arah mengajar, serta memberi rasa percaya diri dan rasa aman bagi guru. Buku teks yang baik biasanya dilengkapi dengan buku petunjuk guru atau rambu-rambu penggunaan buku.
c.       Menyiapkan Media
Bahasa Inggris yang diajarkan untuk siswa EYL merupakan bahasa yang tidak dipakai sehari-hari di lingkunagn mereka sehingga dianggap sebagai bahasa asing yang sulit dipelajari. Untuk mengurangi kesulitan pemahaman bahasa Inggris perlu diciptakan situasi yang menarik serta pendekatan yang cocok agar siswa termotivasi untuk mempelajarinya. Untuk pembelajaran bahasa inggris perlu ditunjang dengan penggunaan alat bantu atau media. Pada dasarnya media dapat dimanfaatkan untuk:
-          Membantu penyederhanaan proses pembelajaran dan penyempurnaannya
-          Mengurangi penggunaan bahasa ibu atau bahasa Indonesia
-          Membangkitkan motivasi atau minat belajar siswa
-          Menjelaskan konsep baru agar siswa lebih dapat memahami tanpa kesulitan
-          Menyamakan persepsi, apalagi kalai konsep baru tersebut mempunyai arti lebih dari satu.
Secara umum media dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu:
1)      Media pandang, yaitu media yang dapat dipandang atau dilihat dan dapat diraba oleh siswa, misalnya gambar, foto, dan benda sesungguhnya
2)      Media dengar, yaitu media yang dapat didengarkan saja, misalnya radio dan cassette
3)      Media dengar dan pandang yang sekaligus dapat dilihat dan juga dapat didengarkan, misalnya TV, film, dan VCR.
Didalam kelas EYL, seyogianya kegiatan disertai penggunaan media, terutama visual, yaitu gambar, flash cards, boneka, atau barang sesungguhnya yang dapat dibawa kekelas. Guru hendaknya kreatif dan dapat membuat, meniru, mengadaptasi, menyeleksi, serta menggunakan media sesuai dengan kebutuhan. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika guru menyiapkan media, antara lain sebagai berikut.
-          Apakah guru dapat mempersiapkan media itu dengan mudah?
-          Apakah media itu cukup menarik bagi siswa?
 -          Apakah bahasa yang dipakai untuk media itu cukup bermakna dan autentik?
 -          Apakah pemakaian media tersebut dapat menambah atau mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris siswa?
 -          Apakah mudah didapat dan dioperasikan? 
Media yang digunakan tidak harus mahal, gambar-gambar bisa diambil dari brosur atau majalah lama dan ditempel dikertas karton. Hal yang penting adalah apa gambar itu cukup dengan warna yang menarik sehingga kesannya komunikatif dan menyenangkan bagi siswa.
Beberapa media yang dapat digunakan untuk kegiatan tertentu, misalnya: 

-          Flashcard untuk memperkenalkan kosakata baru, melatih, dan mengingat nama-nama benda yang ada disekitar siswa-          Picture cardatau kartu bergambar yang ukurannya kecil ditempel di flannel board untuk menjodohkan gambar dengan tulisan. Kartu ini dapat juga digunakan untuk permainan.
 -          Poster atau gambar seri yang terdiri dari beberapa gambar dapat dipakai untuk membantu siswa memperlancar keterampilan menulis. Siswa dapat menuliskan suatu peristiwa dengan urutan yang runtut dengan bantuan gambar seri 
-          Bahan rekam atau VCD dapat digunakan untuk mengajarkan kosakata lewat nyanyian, dongeng, dan dialog. 
Guru yang kreatif memiliki keterampilan menyeleksi dan mengembangkan media yang sederhana dan tidak mahal menjadi alat penunjang kegiatan belajar yang sangat membantu tugasnya.
d.      Melakukan Penilaian atau Assesment

Penilaian atau assessment dilakukan guru EYL untuk mengetahui perolehan belajar siswa dan juga untuk mengetahui kemajuan siswa. Penilaian biasanya dilakukan pada akhir kegiatan, tetapi sebenarnya penilaian dapat dilakukan dengan dua cara.
-          Penilaian yang dilakukan kontinu saat proses kegiatan sedang berlangsung (on-going/process assessment) 
-          Penilain menyeluruh di akhir kegiatan (overall) dalam bentuk paper and pen test. 
Dalam pencapaian siswa, alat yang paling sering digunakan adalah tes, walaupun tes hanyalah salah satu jenis alat penilaian. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Inggris kita mengenal adanya penilaian autentik. Istilah penilaian autentik ini digunakan untuk mendeskripsikan bentuk penilaian belajar, dan sikap-sikap terhadap kegiatan kelas, motivasi, pemerolehan belajar, dan sikap-sikap terhadap kegiatan kelas yang relevan dengan pembelajaran (O’Malley, A. Michael, dan Pierce L. Valdez. 1996: 4). Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru perlu memperoleh informasi tentang kemajuan dan pemerolehan belajar siswa. Penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran dan penjadwalannya perlu dibuat sejak awal dengan langkah yang tepat. Butir-butir tes perlu disesuaikan dengan tujuan pelajaran dan sifat bahan ajar.

Terima Kasih atas kunjungan anda, jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan komentar atas postingan ini...

Post a Comment