Strategi Pelaksanaan Dan Evaluasi Pembelajaran Tematik

Table of Contents


A. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
1. Klasifikasi strategi pembelajaran tematik
Strategi pembelajaran berkenaan dengan kegiatan pembelajaran secara konkrit yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator, dan kegiatan inti tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti dan penutup. 
Menurut Dick and Carey (1985) bahwa strategi pembelajaran menjelaskan tentang komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tertentu untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada peserta didik. Adapun komponen set bahan dan prosedur yang akan digunakan dalam pembelajaran menurutnya, yaitu:
a. Kegiatan pra-pembelajaran
b. Penyajian informasi
c. Partisipasi peserta didik
d. Tes
e. Tindakan lanjutan
Adapun menurut Gagne dan Briggs (1979) menyebutkan Sembilan urutan kegiatan pembelajaran, yaitu:
a. Memberikan motivasi atau menarik perhatian
b. Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada peserta didik
c. Mengingatkan kompetensi prasyarat
d. Memberi stimulus yang berhubungan dengan masalah, topic dan konsep
e. Memberi petunujuk cara mempelajari
f. Menimbulkan penampilan peserta didik
g. Memberi umpan balik
h. Menilai penampilan peserta didik
i. Memberi kesimpulan
Adapun menurut Suciati dan Irawan (1993:45) menyebutkan sembilan peristiwa pembelajaran untuk membantu proses belajar dalam peserta didik, sebagai berikut:
a. Menimbulkan minat dan memusatkan perhatian siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi dan kompleks.
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa dapat memahami apa yang diharapkan dari dirinya.
c. Mengingat kembali konsep/prinsip atau informasi yang sebelumnya telah dipelajari untuk dapat mempelajari materi baru yang baik.
d. Menyampaikan materi pemebelajaran dengan menggunakan contoh, penekanan untuk menunjukkan perbedaan atau bagian yang penting, baik secara verbal maupun nonverbal.
e. Memberikan bimbingan belajar melalui pertanyaan yang membimbing proses atau berpikir siswa.
f. Memperoleh unjuk kerja siswa terhadap apa yang telah dipelajari.
g. Memberikan umpan balik tentang kebenaran pelaksanaan tugas.
h. Mengukur/mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian tes atau melakukan suatu tugas.
i. Memperkuat retensi dengan berkali-kali berlatih menggunakan prinsip yang dipelajari dalam konteks yang berbeda, dan transfer belajar dengan meningkatkan perbedaan antara situasi waktu belajar dan situasi transfer.
Sedangkan menurut Turney (1981), mengklasifikasi delapan ketrampilan dasar mengajar yang dianggap sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar, yaitu:
a. Keterampilan bertanya
b. Keterampilan memberi penguatan
c. Keterampilan mengadakan variasi
d. Keterampilan menjelaskan
e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
f. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
g. Keterampilan mengelola kelas
h. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung empat unsur, yaitu:
a. Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan pengajar dalam menyampaikan isi pelajaran kepada siswa.
b. Metode pembelajaran, yaitu cara pengajar mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa agar terjadi proses belajar secara efektif dan efisien.
c. Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan pengajar dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
d. Waktu yang digunakan oleh pengajar dan siswa dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran.
Jadi strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

2. Pemilihan strategi pembelajaran tematik
Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa strategi pembelajaran merupakan perpaduan berbagai kegiatan, melibatkan penggunaan media dan pengaturan tahapan dan waktu untuk setiap langkah. Oleh karena itu, dalam menentukan strategi pembelajaran perlu dilakukan pemilihan dan disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Pemilihan strategi pembelajaran paling tidak didasarkan dua argumentasi, yaitu: Pertama, strategi yang disusun didukung dengan teori-teori psikologi dan teori pembelajaran. Kedua, strategi yang disusun menunjukkan efektivitas dalam membuat siswa mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah ditetapkan. Argumentasi ini diperlukan karena di dalam pembelajaran dipahami bahwa: “tidak semua materi cocok untuk semua metode, tidak semua materi cocok untuk semua media, tidak semua pelajaran memerlukan seluruh urutan kegiatan pembelajaran, urutan kegiatan pembelajaran tergantung pada karakteristik siswa dan jenis perilaku yang ada dalam tujuan pembelajaran”. Dengan demikian, dalam menentukan strategi pembelajaran diperlukan pemilihan, dan sedapat mungkin disusun berdasarkan alasan-alasan yang bersifat rasional.

3. Tahap pelaksanaan pembelajaran tematik
Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan menggunakan tiga tahapan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan lebih kurang 5-10% waktu pelajaran yang disediakan, kegiatan inti lebih kurang 80% dari waktu pelajaran yang telah disediakan, sedangkan kegiatan penutup dilaksanakan dengan alokasi waktu lebih kurang 10-15% dari waktu pelajaran yang disediakan.
Pelaksanaan pembelajaran tematik dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan kegiatan, yaitu:
a.  Kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan
Kegiatan ini dilakukan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dengan maksud untuk mempersiapkan siswa agar mental siap mempelajari pengetahuan, keterampilan dan sikap baru.
Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah berdoa sebelum belajar, bercerita, kegiatan fisik/jasmani dan menyanyi.
b.  Kegiatan inti
Dalam kegiatan ini difokuskan pada kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil dan perorangan.
Kegiatan pengajar dalam penyajian bahan, diharapkan memberikan contoh benda atau kegiatan yang relevan dan terdapat dalam kehidupan siswa. Contoh yang relevan dapat berbentuk uraian lisan, tulisan, media audio visual, foster, benda nyata dan sebainya. Uraian dan contoh ini merupakan tanda-tanda dan kondisi belajar yang merangsang siswa untuk memberikan respon terhadap isi pelajaran yang sedang dipelajarinya.
c.  Kegiatan penutup.
Sifat dari kegiatan penutup adalah menenangkan. Beberapa contoh kegaiatan penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, membaca ayat-ayat pendek al-Qur’an, mendongeng, membaca cerita/kisah-kisah teladan dari buku, pantomime, pesan-pesan moral dan musil/apresiasi musik.
Pada kegiatan penutup ini, dapat pula diajukan tes dalam bentuk lisan, di samping untuk mengukur kemampuan siswa, tes merupakan bagian dari kegiatan belajar siswa yang secara aktif membuat respon. Hasil tes harus diberitahukan kepada siswa. Hal ini penting artinya bagi siswa agar proses belajar mengajar menjadi efektif, efisien dan menyenangkan. Kegiatan berikut yang dapat dilakukan pada bagian akhir pembelajaran adalah tindak lanjut. Kegiatan ini dilakukan setelah siswa melakukan tes formatif dan mendapatkan umpan balik.

4.  Rancangan pelaksanaan pembelajaran tematik
Rancangan strategi pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran tematik pada dasarnya terbagi atas empat komponen utama, yaitu:
a.  Komponen utama pertama: waktu
Pada komponen ini menjelaskan tentang jumlah waktu dalam menit yang dibutuhkan oleh pengajar untuk menyelesaikan setiap langkah pada urutan kegiatan pembelajaran. Jumlah waktu yang digunakan untuk mengajar, terbatas pada waktu yang digunakan pengajar dalam pertemuan dengan siswa. Waktu untuk siswa adalah jumlah waktu yang digunakan dalam pertemuan dengan pengajar ditambah dengan waktu yang digunakan untuk melaksanakan tugas yang sehubungan dengan mata pelajaran di luar pertemuan dengan pengajar.
Menghitung jumlah waktu yang digunakan oleh pengajar itu sangat penting bagi pengajar itu sendiri dalam mengelola kegiatan pembelajaran. Dengan pengelolaan waktu yang baik dapat menyeimbangkan antara bongkahan materi/bahan pengajaran dan waktu yang akan digunakan, agar dapat mengatur jadwal waktu pertemuan dan menentukan bobot dan jangka waktu program secara keseluruhan. Sedangkan bagi siswa, dapat menjadi petunjuk dalam megelola waktu belajarnya.
b.  Komponen utama kedua : urutan kegiatan pembelajaran
Urutan kegiatan pembelajaran terdiri atas komponen pendahuluan, inti/penyajian dan penutup. Setiap subkomponen ini terdiri atas beberapa langkah sebagaimana diuraikan pada tahap pelaksanaan pembelajaran tematik di atas. Subkomponen dari masing-masing urutan komponen kegiataan pembelajaran bersifat fleksibel pada setiap tema yang disajikan dalam pembelajaran tematik. Subkomponen tersebut tergantung pada waktu, kondisi kelas dan lingkungan kelas, tema dan tujuan yang akan disajikan dalam kegiatan pembelajaran tematik.
1)      Sub komponen dari komponen pendahuluan secara umum tergambar dalam tiga langkah, yakni: (a) penjelasan singkat tentang isi pelajaran dengan maksud siswa mendapatkan gambaran secara global tentang isi pelajaran yang akan dipelajarinya, (b) penjelasan relevansi isi pelajaran baru dengan pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang telah dikuasainya atau relevansinya dengan pengalaman dan pekerjaan anak sehari-hari tentang tema yang akan disajikan, dan (c) penjelasan tentang tujuan pembelajaran.
2)      Sub komponen penyajian secara umum di dalamnya terdiri dari tiga pengertian pokok, yaitu: penyajian uraian, pemberian contoh, dan pemberian latihan. Ketiga subkomponen ini, bentuk penyajiannya didasarkan pada tema dan pengalaman sehari-hari siswa.
3)      Sub komponen penutup adalah subkomponen terakhir dalam urutan kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan dengan langkah menyimpulkan tes, tes format (lisan atau tulisan) dan umpan balik, serta tindak lanjut.   
c.  Komponen utama ketiga: metode pembelajaran
Metode pembelajaran berfungsi sebagai cara dalam menyajikan (menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan) isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk merancang strategi pembelajaran tematik, pengembang harus memilih metode yang sesuai utnuk setiap tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, karena tidak semua metode pembelajaran sesuai untuk digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu, sesuai untuk semua tingkatan kelas (teruatama di kelas awal sekolah dasar), sesuai untuk setiap tema yang disajikan dalam pembelajaran tematik. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran tematik, antara lain: ceramah, demonstrasi, penampilan, latihan, simulasi,bermain peran dsb.
d.  Komponen utama keempat: media/bahan pembelajaran
Media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Media dapat berupa alat-alat elektronik, gambar, buku, benda nyata dan sebagainya. Media yang digunakan dalam pembelajaran dapat beraneka ragam. Pengembang model pembelajaran dapat memilih salah satu atau beberapa di antaranya untuk digunakan dalam menyusun strategi pembelajaran.
Dalam proses pemilihan media pembelajaran, pengembang dapat mengidentifikasi beberapa media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, mempertimbangkan biaya yang diperlukan dalam pengadaan media, kesesuaian dengan metode pembelajaran, kesesuaian dengan karakter siswa, pertimbangan praktis, dan ketersediaan media tersebut dipasaran.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut disarankan dalam pemilihan media, untuk meminimalisir kemungkinan hal-hal terjadi sebagai berikut:
1)      Tampak baik dalam perencanaan tetapi tidak berhasil diproduksi, karena terlalu mahal, atau sulit diperoleh dan bahan bakunya.
2)      Diproduksi dengan kualitas rendah karena keterbatasan bahan dan pendanaan.
3)      Tidak maksimal atau kurang digunakan, karena tidak sesuai dengan karakter siswa, tidak praktis untuk digunakan, atau tidak sesuai dengan tujuan dan metode pembelajaran.
Sebagai gambaran rancangan strategi pembelajaran tematik, dapat dijelaskan bahwa strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan pengejaran dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara sistematik, sehingga isi pelajaran dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. Di dalam rancangan strategi pembelajaran terkandung empat pengertian sebagai berikut:
(1)   Waktu yang digunakan oleh pengajar dan siswa dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran.
(2)   Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan pengajar dalam menyampaikan isi pelajaran kepada siswa.
(3)   Metode pembelajaran, yaitu cara pengajar mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa agar terjadi proses belajar secara efektif dan efisien.
(4)   Media/bahan pembelajaran, peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan pengajar dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam bentuk bagan strategi pembelajaran tampak sebagai berikut:
Waktu
Urutan kegiatan pembelajaran
Metode
Media/bahan

Pendahuluan
1.      Doa
2.      Pemanasan
3.      TPK



Penyajian/inti
1.      Uraian
2.      Contoh
3.      Latihan



Penutup
1.      Menyimpulkan
2.      Tes formatif dan umpan balik
3.      Tindak lanjut




B. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Tematik
Pelaksanaan pembelajaran tematik seiaphari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi waktu setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti (3 x 35 menit) dan kegiatan penutup satu jam pelajaran (1 x 35 menit).
1.      Kegiatan Pendahuluan/Awal/Pembukaan
Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal yang harus ditempuh guru dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran tematik. Fungsinya terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif, yang memungkinkan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Efisiensi waktu dalam kegiatan awal ini perlu diperhatikan, karena waktu yang tersedia relatif singkat yaitu antara 5-10 menit. Dengan waktu yang relatif singkat tersebut, diharapkan guru dapat menciptakan kondisi awal pembelajaran dengan baik sehingga peserta didik siap mengikuti pembelajaran dengan seksama.
Kegiatan utama yang dilaksanakan dalam pendahuluan pembelajaran ini di antaranya untuk menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran yang kondusif, melaksanakan kegiatan apersepsi dan penilaian awal. Penciptaan kondisi awal pembelajaran dilakukan dengan cara: mengecek atau memeriksa kehadiran peserta didik, menumbuhkan kesiapan belajar peserta didik, menciptakan suasana belajar yang demokratis, membangkitkan motivasi belajar peserta didik, dan membangkitkan perhatian peserta didik. Melaksanakan apersepsi dilakukan dengan cara: mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya dan memberikan komentar terhadap jawaban peserta didik, dilanjutkan dengan mengulas materi pelajaran yang akan dibahas. Melaksanakan penilaian awal dapat dilakukan dengan cara lisan pada beberapa peserta didik yang dianggap mewakili seluruh peserta didik, bisa juga penilaian awal ini dalam prosesnya dipadukan dengan kegiatan apersepsi.
Sesuai dengan namanya, bahwa kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa memfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Maka sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani dan menyanyi.     
2.      Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan kegiatan pelaksanaan pembelajaran tematik yang menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar peserta didik (learning experience). Pengalaman belajar dapat terjadi melalui kegiatan tatap muka dan kegiatan non-tatap muka. Kegiatan tatap muka dimaksudkan sebagai kegiatan pembelajaran yang peserta didik dapat berinteraksi langsung dengan guru maupun dengan peserta didik lainnya. Kegiatan non-tatap muka dimaksudkan sebagai kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik dengan sumber belajar lain di luar kelas atau di luar sekolah.
Kegiatan inti pembelajaran tematik bersifat situasional, yakni disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan inti pembelajaran tematik, di antaranya adalah sebagai berikut.
a)      Kegiatan yang paling awal: guru memberitahukan tujuan atau kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik beserta garis besar materi yang akan disampaikan. Cara yang paling praktis adalah menuliskannya di papan tulis dengan penjelasan secara lisan mengenai pentingnya kompetensi tersebut yang akan dikuasai oleh peserta didik.
b)      Alternatif kegiatan belajar yang akan dialami peserta didik. Guru menyampaikan kepada peserta didik kegiatan belajar yang harus ditempuh peserta didik dalam mempelajari tema atau topik yang telah ditentukan. Kegiatan belajar hendaknya lebih mengutamakan aktivitas peserta didik, atau berorientasi pada aktivitas peserta didik. Guru hanya sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk belajar. Peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri apa yang dipelajarinya. Prinsip belajar sesuai dengan ‘konstruktivisme’ hendaknya dilaksanakan dalam pembelajaran terpadu.
Dalam membahas dan menyajikan materi/bahan ajar terpadu harus diarahkan pada suatu proses perubahan tingkah laku peserta didik, penyajian harus dilakukan secara terpadu melalui penghubungan konsep di bidang kajian yang satu dengan konsep di bidang kajian lainnya. Guru harus berupaya untuk menyajikan bahan ajar dengan strategi mengajar yang bervariasi, yang mendorong peserta didik pada upaya penemuan pengetahuan baru, melalui pembelajaran yang bersifat klasikal, kelompok, dan perorangan.
3.      Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut
Kegiatan akhir dalam pembelajaran terpadu tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh berdasarkan pada proses dan hasil belajar peserta didik. Waktu yang tersedia untuk kegiatan ini relatif singkat, oleh karena itu guru perlu mengatur dan memanfaatkan waktu seefisien mungkin. Secara umum kegiatan akhir dan tindak lanjut dalam pembelajaran terpadu diantaranya:
a)      Mengajak peserta didik untuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
b)      Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran dengan pemberian tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah, menjelaskan kembali bahan yang dianggap sulit oleh peserta didik, membaca materi pelajaran tertentu, memberikan motivasi atau bimbingan belajar.
c)      Mengemukakan topik yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
d)     Memberikan evaluasi lisan atau tertulis.
Dengan demikian, sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan dengan menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.
Contoh jadwal pelaksanaan pembelajaran tematik perhari dapat dijabarkan menjadi:
Contoh 1:
Kegiatan
Jenis Kegian
Kegiatan pembukaan
Anak berkumpul bernyanyi sambil menari mengikuti irama musik
Kegiatan inti
·         Kegiatan untuk pengembangan membaca
·         Kegiatan untuk pengambangan menulis
·         Kegiatan untuk pengembangan berhitung
Kegiatan penutup
Mendongeng atau membaca cerita dari buku cerita
 
Contoh 2:
Kegiatan
Jenis kegiatan
Kegiatan pembukaan
Waktu berkumpul (anak menceritakan pengalaman, menyanyi, melakukan kegiatan fisik)
Kegiatan inti
·         Pengembangan kemampuan menulis (kegiatan kelompok besar)
·         Pengembangan kemampuan berhitung (kegiatan kelompok kecil atau berpasangan)
·         Melakukan pengamatan sesuai dengan tema, misalnya mengamati jenis kendaraan yang lewat pada tema transportasi, menggambar hewan hasil pengamatan.
Kegiatan penutup
·         Mendongeng
·         Pesan-pesan moral
·         Musik/menyanyi

C. Pengaturan Jadwal Pembelajaran
Perancangan jadwal pelajaran merupakan prosedur yang bersifat administratif dan biasanya disusun oleh staf administrasi dan pimpinan madrasah atau sekolah. Guru tidak perlu dilibatkan dalam penyusunan jadwal pelajaran. Namun, penyusunan jadwal pelajaran tematik tidak bisa jika hanya dilakukan oleh staf administrasi atau wakasek kurikulum. Semua guru di kelas awal harus disertakan dalam penyusunan jadwal pelajaran. Semua guru harus terlibat dalam penyusunan rancangan jadwal pelajaran tematik karena semua guru yang mengajar di kelas bawah, atau kelas 1-3 harus mengimplementasikan pembelajaran tematik dan harus terlibat dalam penyusunan jadwal pelajaran.
1.      Model Jadwal Pengajaran Tematik
a.       Model jadwal pelajaran tematik dengan mata pelajaran
Model jadwal pelajaran tematik dengan mata pelajaran adalah model jadwal yang pada umumnya dipakai di sekolah dasar maupun di madrasah ibtidaiyah. Model ini paling mudah diterapkan dan biasanya dipakai untuk pembelajaran tematik yang masih menonjolkan mata pelajaran. Sebagian guru menyebut model jadwal ini dengan “tema masuk dalam pelajaran”. Artinya, tema-tema yang dipakai dalam pembelajaran tematik tidak nampak dalam jadwal, tetapi yang tertulis dijadwal adalah nama mata pelajaran. Berikut ini adalah contoh jadwal pelajaran tematik dengan mata pelajaran sebagaimana dijelaskan Tim Pusat Kurikulum Balitbang Departemen Pendidikan Nasional (2006):



Waktu
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
7.00-7.35
Matematika
B. Indo
Matematika
B. Indo
Penjaskes
IPA
7.35-8.10
Matematika
B. Indo
Matematika
B. Indo
Penjaskes
IPA
8.10-8.45
Matematika
B. Indo
Matematika
KTK
P. Agama
Mulok
8.45-9.00
Istirahat
9.00-9.35
B. Indo
Matematika
IPS
KTK
P. Agama
Mulok
9.35-10.10
B. Indo
matematika
IPS
KTK


  
b.      Model jadwal pelajaran tematik secara terintegrasi
Jadwal pelajaran tematik secara terintegrasi adalah jadwal pelajaran yang menggunakan tema-tema, bukan nama mata pelajaran. Oleh karena itu, dalam jadwal pelajaran tidak tertulis nama-nama mata pelajaran. Tema-tema yang digunakan dalam pembelajaran selama satu semester. Semua guru di kelas 1-3 dengan persetujuan kepala madrasah atau sekolah dan wakasek, menentukan tema-tema yang digunakan dalam pembelajaran tematik. Dan setiap minggu pada minggu efektif, guru-guru harus bersepakat menentukan tema yang digunakan dalam jangka minggu tertentu disesuaikan dengan momen dan kondisi. Berikut ini adalah contoh jadwal pelajaran tematik secara terintegrasi dalam tahun pelajaran 2009-2010 semester I kelas I:
No.
Tanggal
Kegiatan
1.
14-19 Juli 2009
Masa Orientasi Siswa (MOS)
2.
21-31 Juli 2009
Tema Diri Sendiri
3.
1-16 Agustus 2009
Tema Sekolahku
4.
18-30 Agustus 2009
Tema Keluargaku
5.
1-2 September 2009
Libur Awal Puasa
6.
3-23 September 2009
Efektif Fakultatif
7.
24 Sept-8 Okt 2009
Libur Hari Raya
8.
9-19 Oktober 2009
Tema Kasih Sayang
9.
20-25 Oktober 2009
UTS 1
10.
27 Okt-15 Nov 2009
Tema Kasih Sayang
11.
17 Nov-6 Des 2009
Tema Rumahku
12.
9-13 Desember 2009
Tema Pengorbanan
13.
15 Des 2009 - 3 Jan 2010
Tema Lingkungan
14.
5-10 Januari 2010
UAS 1
15.
11-17 Januari 2010
Pembagian Raport
16.
18-24 Januari 2010
Libur Semester 1

2.      Teknik Merancang Jadwal Pelajaran Tematik
a.       Teknik Merancang Jadwal Pelajaran Tematik Dengan Mata Pelajaran
1)      Semua guru yang mengajar di kelas 1-3, yaitu baik guru kelas, mata pelajaran pendidikan agama, guru pendidikan jasmani, maupun guru muatan lokal perlu bersama-sama menyusun jadwal pelajaran.
2)      Menyusun jadwal pelajaran dengan menggunakan tabel yang berisi mata pelajaran dan jam mata pelajaran.
3)      Semua guru bermusyawarah menentukan tema. Sebaiknya musyawarah guru dilakukan setiap minggu. Guru juga perlu menentukan satu tema digunakan untuk berapa minggu.
b.      Teknik Merancang Jadwal Pelajaran Tematik Secara Terintegrasi
1)      Semua guru yang mengajar di kelas 1-3, yaitu baik guru kelas, mata pelajaran pendidikan agama, guru pendidikan jasmani maupun guru muatan lokal perlu bersama-sama menyusun jadwal pelajaran.
2)      Sebelum dimulai tahun ajaran baru, semua guru bermusyawarah untuk menentukan tema-tema yang digunakan dalam pembelajaran tematik dalam satu tahun.
3)      Menentukan tema-tema yang digunakan dalam pembelajaran tematik yang disesuaikan pada momen-momen tertentu, seperti tema “Pengorbanan” di sekitar tanggal 8 Dzulhijjah atau tema “Perang Gajah” di sekitar bulan maulid Nabi Muhammad SAW.
4)      Sebaiknya madrasah atau sekolah memiliki jadwal dengan nama mata pelajaran sebagai panduan guru untuk memahami jumlah jam untuk setiap mata pelajaran, seperti jumlah jam mata pelajaran Matematika adalah 8 jam dalam seminggu.
5)      Sebaiknya setiap minggu semua guru kelas 1-3 bermusyawarah untuk mendiskusikan kemungkinan ada perubahan tema.
D. Evaluasi Pembelajaran Tematik
1.  Hakikat penilaian
a.  Ruang Lingkup Penilaian
Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar (Depdiknas, 2006: 14)
Penilaian merupakan pengumpulan informasi untuk menentukan kualitas dan kuantitas belajar peserta didik. Penilaian juga dimaksudkan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. (trianto, 2007: 87)
Tujuan penilaian untuk mengetahui perkembangan yang telah dicapai anak didik selama mengikuti pembelajaran. Lebih rincinya tujuan penilaian pembelajaran tematik sebagai berikut:
1.      Mengetahui percapaian indikator yang telah ditetapkan
2.      Memperoleh umpan balik bagi guru, untuk pengetahuan hambatan yang terjadi dalam pembelajaran maupun efektivitas pembelajaran
3.      Memperoleh gambaran yang jelas tentang perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa
4.      Sebagai acuan dalam menentukan rencana tindak lanjut (remedial, pengayaan, dan pemantapan).
Fungsi penilaian sebagai berikut :
1. Memberikan umpan balik kepada guru untuk menyempurnakan   pembelajaran.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk membimbing perkembangan anak didik baik fisik maupun psikis sehingga dapat berkembang secara optimal.
3.  Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan kegiatan bimbingan terhadap anak didik yang memerlukan bimbingan khusus.
4.  Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
5.  Memberikan informasi bagi orang tua tentang perkambangan yang telah dicapai oleh anak didik sebagai pertanggungjawaban.
6.   Sebagai informasi kepada orang tua untuk menyesuaikan pendidikan keluarga dengan proses pembelajaran di sekolah.
7.  Sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak dalam rangka pembinaan selanjutnya terhadap anak didik.
b.  Prinsip-prinsip Penilaian
1. Penilaian di kelas 1 dan 2 mengikuti aturan penilaian mata-mata pelajaran lain di sekolah dasar. Mengingat bahwa siswa kelas 1 SD belum semuanya lancar membaca dan menulis, maka cara penilaian di kelas 1 tidak ditekankan pada penilaian secara tertulis.
2. Kemampuan membaca, menulis dan berhitung merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik kelas 1 dan 2. Oleh karena itu, penguasaan terhadap ketiga kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk kenakan kelas.
3. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari masing-masing kompetensi dasar dan hasil belajar dari mata-mata pelajaran.
4. Penilaian dilakukan secara terus-menerus dan selama proses belajar mengajar berlangsung, misalnya sewaktu siswa bercerita pada kegiatan awal, membaca pada kegiatan inti dan menyanyi pada kegiatan akhir.
5. Hasil karyakerja siswa dapat digunakan sebagai bahan masukan guru dalam mengambil keputisan siswa misalnya: penggunaan tanda baca, ejaan kata, maupun angka.
Secara umum prinsip penilaian adalah sebagai berikut:
1.  Terencana
Penialaian dilakukan secar terencana sesuai dengan aspek perkembangan yang dinilai.
2.  Sistematis
Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram.
3.  Menyeluruh
Penilaian mencakup semua aspek perkembangan anak baik moral dan nilai-nilai agama, sosial-emosional, kemandirian, berbahasa, kognitif, fisik motorik, dan seni.
4.  Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara bertahap dan terus-menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan peserta didik.
5.  Objektif
Penilaian dilaksanakan terhadap semua aspek perkembangan sebagaimana adanya.
6.  Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi dan mengembangkan anak didik secara optimal.
7.  Kebermaknaan
Hasil penilaian harus mempunyai arti dan bermanfaat bagi guru, orang tua dan anak didik serta pihak lain.
c.       Aspek Penilaian
Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji ketercapaan Kompetensi Dasar dan Indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema tersebut. Dengan demikian penilaian dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan Kompetensi Dasar, Hasil Belajar dan Indikator mata pelajaran.
Nilai akhir pada laporan (raport) dikembalikan pada kompetensi mata pelajaran yang terdapat pada kelas satu dan dua sekolah dasar, yaitu: bahasa indonesia, matematika, ilmu pengetahuan alam, pendidikan kewarganegaraan dan ilmu pengetahuan sosial, seni budaya dan keterampilan, dan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
2.  Cara, alat dan prosedur penilaian
Penilaian dilaksanakan berdasarkan gambaran atau informasi tentang perkembangan anak didik.
Alat penilaian dapat berupa Tes dan Non Tes. Tes mencakup: tertulis, lisan, atau perbuatan, catatan harian perkembangan siswa, dan porto folio. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas awal penilaian yang lebih banyak digunakan adalah melalui pemberian tugas dan portofolio.
Guru menilai anak melalui pengamatan yang lalu dicatat pada sebuah buku bantu. Sedangkan tes tertulis digunakan untuk menilai kemampuan menulis siswa, khususnya untuk mengetahui tentang penggunaan tanda baca, ejaan, kata atau angka.
Ada tiga bentuk penilaian yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan anak didik.
a.  Penilaian dengan Simbol
1)  Cara penilaian
Dalam melaksanakan penilaian dengan menggunakan simbol guru dapat memakai cara berupa:
Ø  Obsevasi
Observasi adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan langsungterhadap sikap, perilaku, dan berbagai kemampuan yang ditunjukkan anak.
Ø  Catatan Anekdot
Catatan anekdot adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan langsung tentang sikap dan perilaku anak yang muncul secara tiba-tiba (insidental).
Ø  Percakapan
Adalah cara pengumpulan data melalui interaksi lisan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan atau penalaran anak mengenai sesuatu.
Ø  Penugasan
Adalah cara pengumpulan data berupa pemberian tugas yang harus dikerjakan anak didik dalam waktu tertentu baik secara perorangan maupun kelompok.
Ø  Unjuk Kerja
Adalah cara pengumpulan data yang menuntut anak didik untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati, missal praktik menyanyi, olahraga atau memperagakan sesuatu.
2)   Alat Penilaian yang Digunakan
Alat penilaian yang digunakan adalah:
a.  RKH ( rencana Kegiatan Harian)
b. Format catatan anekdot
3)  Prosedur Penilaian
a.   Guru melaksanakan penilaian dengan mengacu pada indikator yang hendak dicapai. Penilaian dilakukan seiring dengan kegiatan pembelajaran
b.  Cara pencatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut:
v  Catat penilaian dalam kolom penilaian perkembangan anak dalam rencana kegiatan harian.
v  Bila anak dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian diberi tanda bulatan kosong (o).
v  Anak yang sudah melebihi idikator dengan mampu melaksanakan tugas tanpa bantuan, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan tanda bulatan penuh ( • )
v  Jika semua anak menunjukkan kemampuan sesuai dengan indikator yang tertuang dalam RKH, maka pada kolom penilaian ditulis kata“semua anak” dengan tanda check list ) misal: semua anak
c. Hasil catatan penilaian yang ada dalam RKH dirangkum dan dipindah kedalam format rangkuman penilaian perkembangan anak didik.
v  Apabila hasil penilaian dalam satu bulan lebih cenderung memperoleh bulatan penuh, maka hasilnya menjadi bulatan penuh pada rangkuman bulanan dengan selalu memperhatikan proses perubahan perilaku dan kemampuan dalam pembelajaran.
v  Apabila hasil penilaian pada perkembangan anak dalam satu bulan cenderung memperoleh bulatan kosong, maka hasilnya akan dipindahkan bulatan kosong pada rangkuman bulanan.
v  Apabila hasil penilaian cenderung seimbang perolehan bulatan penuh dan bulatan kosong, maka hasilnya berupa tanda check list yang kemudian dipindahkan ke rangkuman bulanan.
v  Data dari buku rangkuman selama satu semester dianalisis dan disimpulkan untuk menetapkan gambaran perkembangan anak yang dideskripsikan dalam laporan penilaian.
Hasil catatan penilaian yang ada dalam RKH dirangkum dan dipindahkan ke dalam satu format rangkuman penilaian yang mencakup bulanan dan semester. Untuk menunjukkan ketercapaian indikator selain menggunakan simbol bulatan penuh, kosong dan check list, guru dapat menggunakan simbol lain, seperti bintang (= , , )
b.  Penilaian dengan Portofolio
1)  Cara Penilaian
Cara penilaiannya adalah berupa observasi, catatan anekdot, percakapan, penugasan, unjuk kerja juga mengumpulkan hasil karya anak dengan format penilaian sesuai dengan RKH yang diprogramkan.
Ø  Alat Penilaian
Alat penilaian dapat menggunakan format-format sebagai berikut;
·         Format observasi
Contoh format observasi dengan check list

                Nama anak :                                                       Hari/Tanggal :
                Usia             :                                                       Observer        :
No.
Aspek
Ya
Tidak

1.
2.

3.
Aspek perkembangan bahasa
Menggunakan bahasa yang santun
Mengekspresikan perasaan dengan kata-kata
Menggunakan bahasa yang dipahami



·         Format catatan anekdot
Contoh format anekdot:
Pengamatan terhadap Yurisa
Perkembangan fisik
Pengamatan/tanggal



Keterangan pengamatan:





Perkembangan sosial
Pengamatan/tanggal



Keterangan pengamatan:
Perkembangan emosional
Pengamat/tanggal



Keterangan pengamatan:





Kreativitas
Pengamat/tanggal



Keterangan pengamatan:
Perkembangan bahasa
Pengamat/tanggal



Keterangan pengamat:
Perkembangan kognitif
Pengamat/tanggal



Keterangan pengamat:




·         Format percakapan
Contoh format percakapan:
Nama anak       :                                                 Hari/tanggal :
Tanggal            :
Usia anak         :
Pewawancara  :
Setting                          :
Waktu              :
Berisi uraian tentang percakapan anak dan guru
·         Format penugasan
Contoh format penugasan:
Penilaian Kegiatan
Menebalkan Tulisan dengan Gambar
Tema                                            : Binatang
Subtema                                       : Telur burung puyuh
Hari/ Tanggal                               : Minggu/ 13
November 2011
Kelompok/ Semester                    : B/ I
Bidang Pengembangan                : Bahasa
No.
Nama Anak
Aspek yang dinilai
Keaktifan
Kerapian
Ketelitian
1.
2.
3.





·         Format unjuk kerja
Contoh:
Nama siswa   :                                              tanggal :
Kelas             :
Kompetensi Dasar : Mengelompokkan hewan sesuai dengan jenis makanannya
Kelompokkanlah hewan sesuai dengan jenis makanannya dengan menggunakan gambar.
No.
Aspek yang dinilai
Tingkat kemampuan
1
2
3
4
1.




2.
Pengelompokkan dilakukan dengan menggunakan semua indra
Uraian yang dijabarkan secara rnci





Jumlah





Kriteria penskoran
Kriteria penilaian
1.      Baik sekali (A) 4
2.      Baik (B) 3
3.      Cukup (C) 2
4.      Kurang (D) 1
10-12
7-9
4-6
≤3

Ø  Prosedur Penilaian
1) Guru melihat RKH yang dibuat
2) Guru mengklasifikasi kegiatan yang dilakukan di kelas, contoh penugasan, percakapan, dll.
3) Guru menyiapkan format penilaian sesuai kegiatan pembelajaran
4) Dalam format penilaian guru menentukan waktu, kegiatan pembelajaran dan aspek yang dinilai.
5) Guru menuliskan hasil penilaian ke dalam format penilaian
6) Setiap hasil karya anak dideskripsikan oleh guru pada lembar hasil karyanya.
7) Guru mendokumentasikan, menganalisis dan menyimpulkan hasil penilaian bersama dengan deskripsi karyanya ke dalam format rangkuman penilaian.
Contoh Penilaian portofolio secara umum
Latar Belakang Informasi
Tanggal lahir anak       :                                       Tanggal masuk sekolah       :

Bahasa yang                                                     Suku/ras                                 :           
digunakan di rumah    :

Bukti perkembangan Kognitif : observasi, foto, hasil karya, atau catatan perilaku dan
perkembangan perilaku anak (catatan anekdot)
Mengamati gejala alamiah
Menemukan dan mengeksplorasi
Menyeleksi, menghitung dan mengelompokkan
Contoh gambar atau ilustrasi

Mengidentifikasi masalah

c.   Penilaian Gabungan
Penilaian gabungan merupakan gabungan antara penilaian yang menggunakan simbol dan portofolio.
Contoh:
Evaluasi Proses Kegiatan
Menebalkan Tulisan dengan Gambar
Tema                                               : Binatang
Subtema                                         : Telur burung puyuh
Hari/ Tanggal                                  : Minggu/ 13 November 2011
Kelompok/ Semester                      :  B/ I
Bidang Pengembangan                  : Bahasa
No.
Nama anak
Aspek yang dinilai
Hasil akhir
Keaktifan anak
Ketelitian anak
Ketepatan anak
1.
2.
3.
4.
5.





Keterangan:
Tuntas                     :  T
Setengah tuntas      :  ST
Tidak Tuntas          :  TT
3.  Pelaporan hasil penilaian
Pelaporan merupakan kegiatan menyampaikan dan mengomunikasikan hasil penilaian guru tentang perkembangan anak didik. Penilaian dilaporkan dalam bentuk uraian singkat dari masing-masing program pengembangan yang dibuat dengan objektif sehingga tidak menimbulkan persepsi yang salah.
Pola pelaporan dituangkan dalam buku perkembangan anak didik yang mengikuti pola sebagai berikut:
a. Uraian perkembangan secara umum
b. Uraian perkembangan anak yang menonjol
c. Uraian perkembangan kemampuan anak yang masih perlu ditingkatkan.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini hendaknya menjaga kerahasian data atau informasi. Data tersebut hanya diinformasikan dan dibicarakan dengan orang tua/ wali anak didik yang bersangkutan atau tenaga ahli dalam rangka bimbingan selanjutnya.

Terima Kasih atas kunjungan anda, jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan komentar atas postingan ini...

Post a Comment