Diantara Makanan Setan

Table of Contents

Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda : "Sesungguhnya setan menghalalkan makanan (yang dimakan oleh manusia yang ia mendapatkan bagian daripadanya), kecuali yang disebutkan nama Allah atasnya" [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2017]. An-Nawawi rahimahullah berkata : "Arti dari menghalalkan yaitu dapat menikmati makanan tersebut. Maksudnya, bahwa setan itu mendapatkan bagian makanan jika seseorang memulainya tanpa dzikir kepada Allah ta'ala.

Adapun bila belum ada seseorang yang memulai makan, maka (setan) tidak akan dapat memakannya. Jika sekelompok orang makan bersama-sama dan sebagian mereka menyebut nama Allah sedangkan sebagian lainnya tidak, maka setan pun tidak akan dapat memakannya" [Syarhun-Nawawi li Shahiihi Muslim 13/189-190]. Maka dari sini kita ketahui bahwa setan itu pada hakekatnya doyan juga dengan makanan yang kita makan. Bakso, lemper, tengkleng, peyek, atau nasi goreng. Hanya saja mereka terhalang dengan dzikir yang kita baca ketika hendak makan.

Sama dengan tulang. Ini juga merupakan makanan jin (muslim), sebagaimana sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam: "Makanan untuk kalian (jin) adalah setiap tulang hewan yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, di tangan kalian akan menjadi tulang yang berdaging" [Diriwayatkan oleh Muslim no. 450]. An-Nawawiy rahimahullah berkata: "Sebagian ulama berkata : Ini untuk jin yang mukmin. Adapun selain mereka (jin kafir), maka dalam hadits lain terdapat penjelasan tentang jenis makanan mereka yaitu setiap makanan yang tidak disebutkan nama Allah padanya". Yaitu, hadits yang saya sebut sebelumnya.

Seandainya tulang menjadi haram hanya karena disebut sebagai makanan jin mukmin, maka cara pikir ini jadi berlaku pada bakso, lemper, tengkleng, peyek, atau nasi goreng karena jin/setan pun doyan. Tapi para ulama - sependek pengetahuan saya - tidak merekonstruksi kesimpulan hukum dari cara akrobatik ini