Makalah Psikologi Gaya Belajar Peserta Didik

Table of Contents

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 

Belajar merupakan suatu proses perubahan baik perilaku, pengetahuan dan budaya. Hal ini terkait dengan bagaimana proses interaksi terjalin dengan efektif, saat guru kooperatif dengan peserta didik yaitu tidak membeda-bedakan perlakuan. Disamping guru harus bersikap arif, bijaksana dan penuh kasih sayang sebagai landasan dalam mentransformasikan ilmu pengetahuan, sikap dan budaya, bahkan guru dituntut untuk senantiasa mengetahui karakteristik peserta didik di antaranya;

Pertama, Baground hight quality personality (latar belakang kualitas perseorangan). Latar belakang inilah yang kemudian peserta didik mempunyai gaya belajar masing-masing. Misalnya; 40 jumlah peserta didik pasti memiliki gaya belajar yang berbeda-beda sesuai dengan bakat dan perilaku yang dibawanya.

Kedua, Sosial budaya yaitu peranan dan status seseorang tentunya memiliki status sosial yang heterogen pula seperti halnya; latar belakang keluarga yang termasuk golongan High Class (tinggi), middle class (menengah) dan Law class (umum).

Ketiga, Psikologi yaitu faktor kejiwaan masing-masing individu tentu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda pula dilihat dari segi motivasi, kreativitas dan kemampuan masing-masing peserta didik.

Keempat, Antropologi yaitu dilihat dari struktur dan fisik seseorang memiliki cirri khas yang berbeda-beda pula.

Keempat faktor inilah, gaya belajar peserta didik bersifat heterogen, oleh karena itulah guru harus mampu memahami atas kondisi tersebut di atas sehingga kita dituntut untuk mampu mempersiapkan dan menciptakan suasana yang kondusif dam proses interaksi belajar mengajar.

Salah satu pakar dibidang komunikasi menawarkan konsep gaya seseorang ini dipengaruhi oleh dua faktor Rahmat, J. (1998) Pengantar Psikologi Komunikasi Intra Personal. Bandung: Rosda Karya. Yaitu:
  1. Herediter (keturunan) ialah gaya belajar seseorang ditentukan pula oleh faktor keturunan sebab faktor genetik dapat berpengaruh terhadap keturunan.
  2. Lingkungan, yaitu faktor yang disebabkan oleh keluarga dan masyarakat.
Kedua faktor tersebut, tidak dapat dihilangkan dari gejala yang akan tumbuh pada peserta didik.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, dapat diambil suatu masalah yang relevan dalam proses interaksi belajar mengajar yaitu:
  1. Apa yang dimaksud dengan gaya belajar?
  2. Apa sajakah gaya belajar itu?

C. Batasan Masalah

Materi yang kami bahas adalah tentang Gaya Belajar. Dimana didalamnya terdapat Difinisi Gaya Belajar, Tipe Belajar, Gaya Belajar Efektif, Kecenderungan Peserta Didik dalam Proses Belajar Mengajar dan Kecenderungan peserta didik dalam proses belajar mengajar yang kami sajikan dengan keterangan yang singkat, jelas dan terkonsep dengan baik.

D. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
  1. Mendeskripsikan pengertian gaya belajar.
  2. Mendeskripsikan gaya belajar efektif.
  3. Mendeskripsikan karakteristik tiga gaya belajar "Auditory, Visual, & Kinesthetic Learner".

E. Manfaat

Manfaat dari pembuatan makalah ini agar kita mengetahui apa pengertian gaya belajar, gaya belajar efektif dan karakteristik tiga gaya belajar "Auditory, Visual, & Kinesthetic Learner"

BAB II ISI

GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK

A. Definisi

Gaya belajar dapat didefinisikan sebagai cara seseorang dalam menerima hasil belajar dengan tingkat penerimaan yang optimal dibandingkan dengan cara yang lain. De Porter dan Hernacki (2003) menyatakan bahwa “gaya belajar merupakan kombinasi dari bagaimana Anda menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi”.

Setiap orang memiliki gaya belajar masing-masing. Pengenalan gaya belajar sangat penting. Bagi guru dengan mengetahui gaya belajar tiap siswa maka guru dapat menerapkan tekhnik dan strategi yang tepat baik dalam pembelajaran maupun dalam pengembangan diri. Hanya dengan penerapan yang sesuai maka tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Seorang siswa juga harus memahami jenis gaya belajarnya. Dengan demikian, ia telah memiliki kemampuan mengenal diri yang lebih baik dan mengetahui kebutuhannya. Pengenalan gaya belajar akan memberikan pelayanan yang tepat terhadap apa dan bagaimana sebaiknya disediakan dan dilakukan agar pembelajaran dapat berlangsung optimal.

Masih menjadi pertanyaan, bagaimana mengetahui kecenderungan kecerdasan seseorang yang mana akan terlihat gaya belajar tersebut? Jawabannya adalah dengan alat riset yang bernama Multiple Intelligence Research (MIR). Apabila seseorang diriset dengan MIR, maka akan terbaca kecenderungan kecerdasan dan gaya belajarnya, mulai dari skala tertinggi sampai terendah.

Hasil MIR ini merupakan data yang sangat penting untuk diketahui oleh guru dan siswanya, rumus ajaib:
JIKA GAYA MENGAJAR GURU = GAYA BELAJAR SISWA, MAKA TIDAK ADA PELAJARAN YANG SULIT

B. Tipe Belajar

Tipe belajar ini, diklasifikasikan menjadi empat bagian, yaitu:

1. Tipe converger

Anak yang memiliki tipe ini belajar melalui proses Konseptualisasi Abstrak (berpikir) dan Eksperimentasi (berbuat). Artinya, dengan kecenderungan ini gaya belajar peserta didik lebih didominasi oleh intelek (pemikiran) dan perbuatan mencoba-coba (dengan pengalaman praktis). Dengan demikian peserta didik menghindari pengajaran yang semata-mata teoritis. Hal teoritis dan praktis harus berjalan seimbang. Gaya semacam ini umumnya mendominasi hidup teknokrat.

2. Tipe diverger

Pada tipe diverger, anak belajar melalui Pengalaman-pengalaman Kongkret (perasaan) dan Observasi Reflektif (pengamatan). Dengan tipe ini peserta didik lebih didominasi oleh intuisi, perasaan, dan sensitivitas. Ia mengamati contoh yang didemonstrasikan oleh guru dan menyimak hal-hal yang erat kaitannya dengan emosi seperti keindahan gerak dan suasana. Banyak seniman memiliki kecenderungan belajar seperti ini.

3. Tipe assimilator

Anak bertipe assimilator ini belajar melalui Konseptualisasi Abstrak (kuat dalam berpikir) dengan Observasi Reflektif (pengamatan). Peserta didik dengan gaya belajar ini cenderung bersifat teoritis, enggan berbuat. Ia berorientasi kepada buku- buku bacaan dan contoh-contoh. Dari situ ia membangun teori atau keyakinan gaya. Pada umumnya teorisi dan para filsuf (pemikir) berkembang dengan tipe belajar demikian.

4. Tipe accommodator

Pada tipe ini anak belajar melalui Pengalaman Kongkret (perasaan) dan Eksperimentasi Aktif (berbuat). Peserta didik dengan kecenderungan belajar ini lebih didominasi oleh situasi dan hal-hal praktis. Intuisi dan tindakan praktis sangat diutamakan. Ia tak merasakan perlunya teori-teori yang berorientasi kepada buku sumber saja. Baginya pengalaman dan perbuatan aktif di lapangan adalah guru yang terbaik.

C. Gaya Belajar Efektif

Setiap orang pasti mempunyai cara atau gaya belajar yang berbeda-beda. Banyak gaya yang bisa dipilih untuk belajar secara efektif. Nah, artikel berikut menjelaskan tujuh gaya belajar yang mungkin beberapa diantaranya bisa di terapkan pada anak didik kita :

1. Belajar dengan kata-kata.

Gaya ini bisa kita mulai dengan mengajak seorang teman yang senang bermain dengan bahasa, seperti bercerita dan membaca serta menulis. Gaya belajar ini sangat menyenangkan karena bisa membantu kita mengingat nama, tempat, tanggal, dan hal-hal lainya dengan cara mendengar kemudian menyebutkannya.

2. Belajar dengan pertanyaan.

Bagi sebagian orang, belajar makin efektif dan bermanfaat bila itu dilakukan dengan cara bermian dengan pertanyaan. Misalnya, kita memancing keinginan tahuan dengan berbagai pertanyaan. Setiap kali muncul jawaban, kejar dengan pertanyaan, hingga didapatkan hasil akhir atau kesimpulan.

3. Belajar dengan gambar.

Ada sebagian orang yang lebih suka belajar dengan membuat gambar, merancang, melihat gambar, slide, video atau film. Orang yang memiliki kegemaran ini, biasa memiliki kepekaan tertentu dalam menangkap gambar atau warna, peka dalam membuat perubahan, merangkai dan membaca kartu.


4. Belajar dengan musik.

Detak irama, nyanyian, dan mungkin memainkan salah satu instrumen musik, atau selalu mendengarkan musik. Ada banyak orang yang suka mengingat beragam informasi dengan cara mengingat notasi atau melodi musik. Ini yang disebut sebagai ritme hidup. Mereka berusaha mendapatkan informasi terbaru mengenai beragam hal dengan cara mengingat musik atau notasinya yang kemudian bisa membuatnya mencari informasi yang berkaitan dengan itu. Misalnya mendegarkan musik jazz, lalu tergeliik bagaimana lagu itu dibuat, siapa yang membuat, dimana, dan pada saat seperti apa lagu itu muncul. Informasi yang mengiringi lagu itu, bisa saja tak sebatas cerita tentang musik, tapi juga manusia, teknologi, dan situasi sosial politik pada kurun waktu tertentu.

5. Belajar dengan bergerak.

Gerak manusia, menyentuh sambil berbicara dan menggunakan tubuh untuk mengekspresikan gagasan adalah salah satu cara belajar yang menyenangkan. Mereka yang biasanya mudah memahami atau menyerap informasi dengan cara ini adalah kalangan penari, olahragawan. Jadi jika Anda termasuk kelompok yang aktif, tak salah mencoba belajar sambil tetap melakukan beragam aktivitas menyenangkan seperti menari atau berolahraga.

6. Belajar dengan bersosialisasi.

Bergabung dan membaur dengan orang lain adalah cara terbaik mendapat informasi dan belajar secara cepat. Dengan berkumpul, kita bisa menyerap berbagai informasi terbaru secara cepat dan mudah memahaminya. Dan biasanya, informasi yang didapat dengan cara ini, akan lebih lama terekam dalam ingatan.

7. Belajar dengan Kesendirian. 

Ada sebagian orang yang gemar melakukan segala sesuatunya, termasuk belajar dengan menyepi. Untuk mereka yang seperti ini, biasanya suka tempat yang tenang dan ruang yang terjaga privasinya. Jika Anda termasuk yang seperti ini, maka memiliki kamar pribadi akan sangat membantu Anda bisa belajar secara mandiri.

D. Kecenderungan Peserta Didik dalam Proses Belajar Mengajar

David Kolb mengemukakan adanya empat kutub (a-d) kecenderungan seseorang dalam proses belajar, kutub-kutub tersebut antara lain:

1. Kutub Perasaan/Feeling (Concrete Experience)

Anak belajar melalui perasaan, dengan menekankan segi-segi pengalaman kongkret, lebih mementingkan relasi dengan sesama dan sensitivitas terhadap perasaan orang lain. Dalam proses belajar, anak cenderung lebih terbuka dan mampu beradaptasi terhadap perubahan yang dihadapinya.

2. Kutub Pemikiran/Thinking (Abstract Conceptualization)

Anak belajar melalui pemikiran dan lebih terfokus pada analisis logis dari ide-ide, perencanaan sistematis, dan pemahaman intelektual dari situasi atau perkara yang dihadapi. Dalam proses belajar, anak akan mengandalkan perencanaan sistematis serta mengembangkan teori dan ide untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

3. Kutub Pengamatan/Watching (Reflective Observation)

Belajar melalui pengamatan, penekanannya mengamati sebelum menilai, menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak makna dari hal-hal yang diamati. Dalam proses belajar, anak akan menggunakan pikiran dan perasaannya untuk membentuk opini/pendapat.

4. Kutub Tindakan/Doing (Active Experimentation)

Anak belajar melalui tindakan, cenderung kuat dalam segi kemampuan melaksanakan tugas, berani mengambil resiko, dan mempengaruhi orang lain lewat perbuatannya. Dalam proses belajar, anak akan menghargai keberhasilannya dalam menyelesaikan pekerjaan, pengaruhnya pada orang lain, dan prestasinya.

E. Tiga Karakteristik Gaya Belajar " Visual, Auditor, Kinestetik”

a. Visual (belajar dengan cara melihat)

Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata/penglihatan (visual), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak/dititikberatkan pada peragaan/media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.

Ciri-ciri gaya belajar visual :
  • Bicara agak cepat
  • Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
  • Tidak mudah terganggu oleh keributan
  • Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
  • Lebih suka membaca dari pada dibacakan
  • Pembaca cepat dan tekun
  • Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
  • Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
  • Lebih suka musik dari pada seni
  • Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :
  1. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
  2. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
  3. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
  4. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video). Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
  5. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar

b. Auditori (belajar dengan cara mendengar)

Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang-sedang saja. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya), untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.

Ciri-ciri gaya belajar auditori :
  • Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri
  • Penampilan rapi
  • Mudah terganggu oleh keributan
  • Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
  • Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
  • Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
  • Biasanya ia pembicara yang fasih
  • Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
  • Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
  • Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
  • Berbicara dalam irama yang terpola
  • Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :

  1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga
  2. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
  3. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
  4. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.

c. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)

Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :

  • Berbicara perlahan
  • Penampilan rapi
  • Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
  • Belajar melalui memanipulasi dan praktek
  • Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
  • Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
  • Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
  • Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
  • Menyukai permainan yang menyibukkan
  • Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
  • Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:

  1. Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
  2. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
  3. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
  4. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
  5. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.

Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik. Gaya belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda.

2 comments

Jika ada yang ditanyakan, bisa menggunakan fitur Contact Us
Comment Author Avatar
October 6, 2021 at 10:03 PM Delete
diakses kapan ini bang..?
Comment Author Avatar
October 8, 2021 at 7:52 AM Delete
Udah lama.. jd gk ingat lg