Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Table of Contents
hal-hal yang diperhatikan dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan individual
Murid SD secara undividual berbeda dalam banyak hal. Perbedaan tersebut antara lain: berbeda dalam kemampuan berpikir, k            arakteristik, berbeda secara emosional, berbeda daya tangkapnya, bakat, maupun minatnya. Perbedaan tersebut perlu mendapat perhatian serius dalam pembelajaran kelas rangkap. Layanan bimbingan secara individual sangat membantu murid untuk dapat berkembang dan mencapai prestasi belajar secara optimal. Misalnya ada murid yang cepat dan mudah mengerti apa yang disajikan guru, ada pula yang sedang-sedang, dan ada pula yang agak lambat dalam menangkap materi pelajaran.
 Guru yang baik akan memberikan layanan secara khusus kepada murid yang agak lambat menangkap materi pelajaran. Demikian dalam menghadapi perbedaan individual dapat dilakukan melalui pembelajaran kelompok kecil. Misalnya siswa yang berkembampuan kurang dijadikan satu kelompok, atau siswa yang tampak agresip jadi satu kelompok, kemudian diberikan layanan bimbinga belajar secara khusus. Cara ini juga membantu meningkatkan keterampilan sosial siswa melalui belajar kelompok.

b. Memperhatikan dan melayani kebutuhan murid
Dalam pembelajaran kelas rangkap perlu memperhatikan dan melayani kebutuhan murid. Murid berasal dari latar belakang keluarga yang tidaksama, serta lingkungan kehidupan yang tidak sama pula sehingga memiliki pengalaman hidup berbeda satu sama lain. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan kebutuhan siswa. Guru dalam memberikan perhatian dan melayani murid tidak di sama ratakan. Jika disama ratakan akan terjadi kesenjangan pemenuhan kebutuhan murid. Seyogyanya guru memberikan layanan atau bimbingan belajar kepada murid sesuai dengan perbedaan keperluan yang dimilikinya.
Contoh, jika dijumpai murid yang berkemampuan rendah maka perlu bimbingan secara perorangan dan tugas disesuaikan dengan kemampuan. Jika ada murid yang tidak memiliki buku cetak karena tidak mampu beli sedang yang lain memiliki, maka dapat dipinjami buku milik sekolah, atau teman lain diminta untuk bersedia bersama-sama.

c. Mengupayakan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif
Pembelajaran kelas rangkap dilakukan dengan tujuan agar pada diri murid terjadi proses belajar secara aktif dan efektif. Hal ini yang diutamakan dalam pembelajaran, bukan bagaimana guru mengajar, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana guru mengajar agar murid melakukan tindak
belajar secara aktif dan efektif. Kalau hanya sekedar mengajar tanpa memperhatikan bagaimana terjadi pembelajaran pada diri murid dapat dilakukan oleh semua orang tanpa mempersyaratkan pendidikan formal khususnya pendidikan calon guru sekolah dasar. Untuk mengaktifkan dan mengektifkan murid belajar dalam proses belajar mengajar, guru juga harus berusaha secara aktif memberikan bimbingan belajar. Tidak seperti yang dikonotasikan murid aktif guru pasif atau yang penting murid aktif sendiri sedang aktivitas guru tidak dipersoalkan.
Contoh, saat guru memberi tugas, atau diskusi kelompok, guru harus selalu berada ditengah kelompok untuk memberikan bimbingan atau bantuan kepada murid dan memperhatiikan kelompok atau murid yang mengalami kesulitan mengerjakan tugas.

d. Merangsang tumbuh-kembangnya kemampuan optimal murid
Sangat penting bagi seorang guru memperhatikan tumbuh kembangnya kemampuan murid secara optimal. Tugas guru sebagai pendidik di sekolah pada dasar adalah membantu tumbuh-kembangnya murid secara optimal seluruh aspek perkembangan, yaitu baik aspek intelektual, aspek emosional, aspek moral, aspek bahasa, aspek sosial, maupun aspek fisik. Semua aspek tersebut tumbuh-kembangnya menjadi tanggung jawab buru di sekolah. Meskipun sering tampak guru lebih menekankan pada perkembangan aspek intelektual, namun secara tidak langsung, disadari atau tidak disadari guru telah membantu tumbuh kembang murid secara terpadu selama murid berada di sekolah. Misalnya aspek moral, emosional, sosial, dapat dilakukan melalui contoh teladan, cara atau pola asuh guru terhadap murid, tutur kata. Sedang aspek bahasa peran guru jelas sekali dalam proses belajar mengajar, yaitu penggunaan bahasa sesuai tingkat perkembangan murid maupun penggunaan bahasa yang baik dan benar. Tumbuh-kembang aspek fisik terutama dilakukan oleh guru pendidikan jasmani maupun oleh guru kelas melalui kegiatan-kegiatan lain seperti senam pagi, berbaris, kegiatan hari-hari besar dan sebagainya.
Contoh, di sekolah sebelum jam pelajaran di mulai dilakukan senam pagi setiap hari, kecuali hari senin/upacara. Sekolah mengadakan kegiatan ekstrakurikuler dalam bentuk kegiatan Olah raga. Kemudian setiap siswa diharuskan mengikuti salah satu jenis oleh raga, yang diberikan pada sore hari (kegiatan ekstrakurikuler).

e. Pergeseran dari pengajaran klasikal ke pengajaran kelompok kecil dan perorangan.
Bagi guru yang sudah biasa dengan pengajaran klasikal, sebaiknya dimulai dengan pengajaran kelompok, kemudian secara bertahap mengarah kepada pengajaran perorangan. Sedangkan bagi calon guru sebaiknya dimulai dengan pengajaran perorangan, kemudian secara bertahap kepada pengajaran kelompok kecil. Tidak semua topik atau pokok bahasan dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil maupun perorangan. Hal-hal yang bersifat umum seperti pengarahan informasi umum sebaiknya diberikan dalam bentuk kelas besar.
Contoh, jika murid diminta untuk membuktikan bahwa titik didih air 100 oC melalui eksperimen maka sebaiknya dilakukan pembelajaran kelompok kecil atau perorangan, tetapi jika murid diminta untuk memahami sebuah konsep, prinsip, atau teori tentang tata surya maka akan efektif jika pembelajaran dilakukan secara
klasikal.

f. Langkah pengajaran kelompok kecil dan perorangan
Dalam pengajaran kelompok kecil, langkah pertama adalah mengorganisasi siswa, sumber, materi, ruangan, serta waktu yang diperlukan, dan diakhiri dengan kegiatan kulminasi yang dapat berupa rangkuman, pemantapan, atau laporan. Dalam pengajaran perorangan guru harus mengenal murid secara pribadi sehingga kondisi belajar dapat diatur. Kegiatan dalam pengajaran perorangan dapat dilakukan melalui paket belajar atau bahan yang telah disiapkan oleh guru.
Contoh, murid yangmengalami kesulitan soal matematika, perlu diberika bimbingan belajar secara perorangan. Sedang siswa yang tidak mengalami kesulitan diminta mengerjakan sendiri atau diperbolehkan bertanya pada teman.

g. Menggunakan berbagai variasi dalam pengorganisasiannya
Variasi pengorganisasian mencacup variasi pengelompokan, variasi penataan ruang, dan variasi sumber belajar. Ketiga variasi pengorganisasian tersebut perlu dilakukan dan pembelajaran kelas rangkap. Mengingat guru tidak dapat perperan dan mengontrol secara terus menerus terhadap semua kelompok belajar. Kebosanan dan kejenuhan akan muncul jika tanpa variasi pengorganisasian. Hal tersebut dapat menimbulkan kendurnya atau menurunnya kegairahan dan semangat belajar, sehinga kelompok belajar tidak aktif dan efektuf dalam pembelajaran kelas rangkap. Untuk mencegah kebosanan dapat dilakukan pengorganisasian kelas secara bervariasi.
Contoh, siswa tidak selalu dalam kelompok yang sama, tetapi sekali-kali diminta untuk memilih teman yang disukai untuk berada dalam kelompoknya. Dapat pula murid ditawarkan untuk memilih beberapa sumber belajar yang berbeda saat pembelajaran. 

Terima Kasih atas kunjungan anda, jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan komentar atas postingan ini...
 

Post a Comment