GURU BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH DASAR
Table of Contents
A. Pendahuluan
- Buku teks atau buku pelajaran
- Rekaman pengalaman
- Apakah bahasa yang dipakai untuk media itu cukup bermakna dan autentik?
- Apakah pemakaian media tersebut dapat menambah atau mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris siswa?
- Apakah mudah didapat dan dioperasikan?
Media yang digunakan tidak harus mahal, gambar-gambar bisa diambil dari brosur atau majalah lama dan ditempel dikertas karton. Hal yang penting adalah apa gambar itu cukup dengan warna yang menarik sehingga kesannya komunikatif dan menyenangkan bagi siswa.
- Flashcard untuk memperkenalkan kosakata baru, melatih, dan mengingat nama-nama benda yang ada disekitar siswa- Picture cardatau kartu bergambar yang ukurannya kecil ditempel di flannel board untuk menjodohkan gambar dengan tulisan. Kartu ini dapat juga digunakan untuk permainan.
- Poster atau gambar seri yang terdiri dari beberapa gambar dapat dipakai untuk membantu siswa memperlancar keterampilan menulis. Siswa dapat menuliskan suatu peristiwa dengan urutan yang runtut dengan bantuan gambar seri
- Bahan rekam atau VCD dapat digunakan untuk mengajarkan kosakata lewat nyanyian, dongeng, dan dialog.
Guru yang kreatif memiliki keterampilan menyeleksi dan mengembangkan media yang sederhana dan tidak mahal menjadi alat penunjang kegiatan belajar yang sangat membantu tugasnya.
- Penilain menyeluruh di akhir kegiatan (overall) dalam bentuk paper and pen test.
Dalam pencapaian siswa, alat yang paling sering digunakan adalah tes, walaupun tes hanyalah salah satu jenis alat penilaian. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Inggris kita mengenal adanya penilaian autentik. Istilah penilaian autentik ini digunakan untuk mendeskripsikan bentuk penilaian belajar, dan sikap-sikap terhadap kegiatan kelas, motivasi, pemerolehan belajar, dan sikap-sikap terhadap kegiatan kelas yang relevan dengan pembelajaran (O’Malley, A. Michael, dan Pierce L. Valdez. 1996: 4). Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru perlu memperoleh informasi tentang kemajuan dan pemerolehan belajar siswa. Penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran dan penjadwalannya perlu dibuat sejak awal dengan langkah yang tepat. Butir-butir tes perlu disesuaikan dengan tujuan pelajaran dan sifat bahan ajar.
Terima Kasih atas kunjungan anda, jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan komentar atas postingan ini...
Salah
satu faktor penting dalam keberhasilan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar adalah guru yang mengajar bahasa Inggris. Guru EYL merupakan faktor yang penting sebab ia memperkenalkan
kepada siswa bahwa ada bahasa yang lain, selain bahasa ibu dan bahasa Indonesia.
Dalam hal ini, tugas guru EYL cukup berat. Guru inilah yang mengajarkan
bahasa Inggris sebagai langkah awal dan meletakkan dasar, baik secara akademis
maupun psikologis. Pemilihan metode atau
teknik mengajar yang menarik dan sesuai dengan usia dan karakteristik pebelajar
muda tidak menjamin keberhasilan pengajaran bahasa Inggris jika guru kurang
mumpuni dalam melaksanakan kegiatan. Apalagi bila bahasa Inggrisnya kurang
memadai sehingga ada hal-hal yang diajarkan kurang benar atau salah.
B. Tujuan
1.
Menyebutkan kriteria dan ciri-ciri guru EYL
yang baik.
2.
Menjelaskan tugas utama guru EYL.
3.
Menjelaskanberbagai kegiatan guru EYL.
GURU BAHASA INGGRIS DI
SEKOLAH DASAR
A. Kriteria
dan Ciri-Ciri Guru EYL
Dalam pembelajaran bahasa asing, guru EYL
mempunyai tugas yang cukup berat. Mengingat bahwa siswa yang dihadapi adalah
anak-anak atau pebelajar muda usia, tentunya guru EYL akan berbeda
dengan guru yang mengajar anak sekolah menengah atau orang dewasa.
Secara umum dapat dinyatakan bahwa
sedikitnya ada lima hal yang perlu dimiliki oleh seorang guru EYL, yaitu
sebagai berikut.
1.
Kemampuan bahasa Inggris yang cukup
memadai dan yang harus terus dikembangkan.
2.
Berbagai keterampilan mengajar dan
melakukan assessment serta kemampuan mengelola kelas bahasa Inggris.
3.
Kualitas pribadi guru yang efektif,
antara lain sabar, baik hati, suka humor, kreatif, dan bersemangat tinggi.
4.
Sifat profesional yang terus
dikembangkan dan terlibat dalam berbagai kegiatan-kegiatan yang dapat
meningkatkan dan memperbaiki kualitas kerjanya.
5.
Sifat keterbukaan untuk bertanya,
belajar, memperbaiki diri, dan mencoba hal-hal baru yang sesuai untuk anak
didiknya (Ashworth, 1985; Phillips, 1993; Moon, 2000; Paul, 2003; Pinter,
2006).
Dalam penggunaan bahasa, guru EYL
harus memahami bahwa pengajaran bahasa Inggris sangat berbeda dengan bahasa
pertama atau bahasa ibu dan juga bahasa Indonesia. Karena itu, guru EYL
harus memiliki pengetahuan dan keterampilan bahasa Inggris yang memadai.
Perbedaan penting yang perlu dipahami dan harus dilakukan dengan benar oleh
guru antara lain:
-
Struktur atau
tata bahasa Inggris
-
Kosakata yang sesuai dengan kebutuhan EYL
-
Pelafalan atau ucapan yang benar
-
Intonasi dan tekanan yang benar
-
Ejaan
-
Kultur penutur bahasa Inggris.
Pengetahuan tentang bagaimana mengajar
bahasa Inggris secara umum saja belum cukup untuk mengajar bahasa asing kepada
anak-anak. Seorang guru perlu memahami bagaimana menangani anak-anak usia
sekolah dasar. Satu ciri lain yang juga harus dimiliki guru ialah sikap
keterbukaan. Terbuka berarti mau memperbaiki kekurangannya, dapat menerima
kritik, dan mau terus belajar. Selain itu, bila tidak tahu atau kurang
memahami sesuatu dia mau bertanya dan suka membaca untuk mengembangkan diri dan
profesinya.
Selanjutnya, perlu kita perhatikan
ciri-ciri guru yang mengajar anak sekolah dasar. Kalau kita amati, dalam
melaksanakan kegiatan pengajaran di kelas bahasa Inggris akan tampak ciri-ciri
guru EYL yang sering kali kita jumpai. Beberapa ciri guru EYL
antara lain sebagai berikut
:
1.
Ramah dan menyenangkan bagi siswa.
Mereka tidak pelit dalam memberikan pujian dan penghargaan jika anak-anak
mengerjakan tugas dangan baik. Guru suka menjalin hubungan yang hangat dengan
siswa sehingga siswa merasa nyaman didekatnya.
2.
Guru EYL pada umumnya mempunyai
semangat tinggi dan kreatif untuk menumbuhkan minat belajar siswa dan
mempertahankan rasa senang mereka karena pebelajar muda memiliki aktivitas
fisik yang tinggi dan mudah bosan.
3.
Guru EYL pandai bercerita.
Mengingat anak-anak mempunyai daya pikir imaginatif maka proses pembelajaran
bahasa Inggris juga dapat dilaksanakan melalui cerita yang disesuaikan dengan
usia dan tingkat kemampuan berbahasa siswa.
4.
Guru EYL juga suka humor karena
anak-anak yang dihadapi adalah anak dengan tahap usia yang cenderung suka
kegembiraan. Dalam suasana gembira dan situasi belajar yang menarik, tujuan
pembelajaran akan lebih mudah tercapai.
5.
Guru mengunakan bahasa yang sederhana.
Pengajaran bahasa Inggris sangat berbeda dengan bahasa pertama atau bahasa ibu
dan bahasa Indonesia. Dengan adanya perbedaan dalam struktur atau tata bahasa,
pelafalan, ejaan, tekanan atau intonasi, kosakata, dan kultur, guru EYL
perlu menggunakan bahasa yang sederhana, singkat, dan jelas agar lebih mudah
dipahami siswa. Selain itu, guru juga menggunakan bahasa kelas (teacher talk)
yang berbeda dengan bahasa sosial di luar kelas. Berikut ini beberapa contoh teacher
talk yang biasa dipakai oleh guru EYL.
a.
Pada awal pelajaran.
- Hello,
boys and girls, how are you?
- Morning,
students.
- Sit
down, please!
- Now,
listen!
- Close
the door, please!
- Let’s
begin
b.
Pada waktu melakukan kegiatan atau
perintah.
- Listen
to me!
- Listen
and repeat
- Write
the date
- Look
at the board
- Open
your
book at page ....
- Work
in pairs
c.
Memberi pujian atau dorongan.
- Good!
- Excellent!
- Try
again!
- Don’t
worry
- No,
problem
d.
Pada waktu mengakhiri kegiatan.
- Have
you finished?
- Hurry
up!
- Stop
writing, please.
- Is
everything clear?
- Close
you book.
- Good
bye, everyone.
- Well,
it’s time to finish/time’s up.
B.
Pengembangan Diri dan Profesi
Bagi guru EYL yang
belum memiliki keterampilan uang cukup, perlu melakukan pengembangan diri agar
menjadi guru yang lebih baik. Pengembangan diri ini bisa bersifat formal,
seperti
1.
Melanjutkan
pendidikan
2.
Mengikuti
pelatihan
3.
Seminar
Pengembangan diri bersifat informal, seperti
1.
Berlatih sendiri
2.
Bertanya kepada
orang lain
3.
Membaca
4.
Berdiskusi
dengan kolega atau penutur asli (bila ada)
Beberapa cara yang dapat ditempuh untuk pengembangan
diri guru.
·
Mengikuti
pelatihan kursus yang berhubungan dengan bidangnya.
·
Rajin berlatih
menggunakan bahasa inggris secara lisan dan tulis
·
Mendengarkan dan
menirukan ucapan kata-kata atau frasa dari radio, kaset, maupun program TV yang
berbahasa inggris.
·
Bertanya kepada
orang yang menguasai bahasa inggris bila ada kesulitan
·
Memanfaatkan
sumber belajar yang ada (buku, kamus, majalah, rekaman, dan seterusnya)
Tidak menutup kemungkinan guru mengembangkan diri
dengan melakukan ekperimen, yaitu melakukan teknik-teknik temuan sendiri yang
sederhana, tetapi menarik dan dapat membuat siswa aktif. Mencoba hal-hal baru
juga merupakan upaya untuk maju dan mengembangkan diri.
Sebelum kita melangkah jauh, sebaiknya kita gunakan
persepsi kita tentang istilah guru EYL. Siapakah guru EYL? Secara umum dapat
dinyatakan bahwa guru EYL adalah guru yang mengajar bahasa inggris untuk
anak-anak, sebenarnya guru EYL di Indonesia dapat digolongkan menjadi tiga,
yaitu sebagai berikut.
1. Guru sekolah dasar atau guru kelas yang tidak memiliki latar belakang pendidikan bahasa inggris, tetapi ditugaskan kepala sekolah untuk mengajar bahasa inggris di kelasnya.
2. Guru yang memiliki latar belakang pendidikan bahasa inggris, tetapi tidak atau belum memiliki pendidikan bahasa inggris khusus untuk anak-anak.3. Guru yang memiliki kemampuan bahasa inggris untuk anak-anak terutama untuk anak sekolah dasar.
Selain bahasa inggris yang memadai, guru harus
memiliki keterampilan mengajar atau teknik mengajar bahasa inggris. Cara
mengajar harus sesuai untuk anak. Karena itu, guru EYL perlu memiliki
pengetahuan tentang kebiasaan, cirri-ciri dan kebutuhan anak. Agar guru dapat
mengembangkan diri atau memperbaiki kinerjanya, ia harus belajar menambah
pengetahuan secara terus menerus. Bersikap terbuka, tidak malu bertanya, rajin
membaca, dan mau membuka kamus akan membuat guru menjadi lebih professional.
C.
Tugas dan Kegiatan Guru EYL
Setelah kita menyimak kriteria guru EYL
yang ideal dengan cirri-ciri serta pengembangan dirinya, selanjutnya kita
bicarakan langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan. Chodidjah (2002) memberikan
beberapa tips bagi guru antara lain:
·
Berbicara tidak
terlalu cepat
·
Penggunaan
bahasa yang sederhana dan mudah untuk dimengerti
·
Pergunakan
bahasa inggris jika berbiacar dengan siswa
·
Pergunakan bahasa
tubuh, gerak tubuh atau isyarat, dan ekpresi wajah bila perlu
·
Pergunakan alat
peraga, seperti gambar, puppets, gambar di papan, dan benda nyata.
Selain
itu, Pahin dan Power (1990) memberikan saran untuk guru EYL sebagai berikut:
·
Pelajari nama
anak-anak sejak hari pertama
·
Tentukan
aturan-aturan di kelas yang harus dipatuhi sejak awal
·
Gunakan bahasa
ibu untuk instruksi yang sulit. Instruksi harus jelas agar siswa tidak
ragu-ragu dalam mengerjakan latihan atau tugas
·
Berikan semangat
pada anak-anak untuk menggunakan bahasa inggris sebanyak mungkin
·
Pertahankan
minat anak dengan kegiatan yang bervariasi
·
Gantilah
pasangan atau anggota kelompok sehingga anak-anak tidak selalu bekerja dengan
teman baiknya atau teman tertentu saja
·
Berkelilinglah
dalam kelas untuk membantu siswa dan memantau kemajuan mereka
·
Berilah banyak
pengulangan dan latihan
·
Izinkan siswa
untuk berpindah tempat, terutama pada waktu permainan dan bernyanyi
·
Gunakan media
yang tepat, misalnya gambar-gambar, puppets, dan realita
·
Susunanlah segala
sesuatunya secara seksama sehingga didalam melangkah tahu apa yang harus
dikerjakan selanjutnya
1. Tahap Penyajian atau Presentasi
Pada tahap ini, guru berperan sebagai model bagi
pata pembelajar muda. Sebagai model, dituntut harus menggunakan bahasa inggris
yang jelas dan sederhana dalam konteks yang tepat dan ucapan yang benar. Guru
juga sebagai informan yang mengontrol atau mengendalikan hampir semua kegiatan
kelas.
Untuk menghindari kebosanan, sebaiknya kegiatan pada
tahap ini tidak lebih dari 10-15 menit. Teknik yang dapat digunakan pada tahap
penyajian ini antara lain sebagai berikut.
a. Repetition atau pengulangan
Guru mengucapkan
sesuatu, siswa mendengarkan terlebih dahulu. Kemudian siswa diminta mengulang
apa yang diucapkan guru. Repetition dapat dimulai dengan meminta anak menirukan
ucapan kata kemudian menirukan frasa dan selanjutnya menirukan kalimat
sederhana.
b. Substitution atau penggantian kata
Dalam menerapkan teknik
ini, guru menghilangkan salah satu bagian kalimat dan meminta siswa untuk
menggantinya dengan kata lain yang sejenis. Substitution dapat digunakan dalam
pembelajaran menyimak, berbicara, dan penambahan kosakata. Pola kalimat yang
digunakan sederhana dan diucapkan dengan jelas. Kegiatan substatition dapat
menunjukan satu kata, menunjukan gambar dan penggantian bebas sesuai situ
2.
Tahap Latihan
Tujuan utama pada tahap ini adalah untuk
meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menggunakan pola bahasa yang baru
mereka dapatkan dalam situasi yang telah diciptakan. Siswa diberi kesempatan untukmempraktikkan
pokok bahasan baru dalam kegiatan yang terstruktur sehingga mereka dapat
mengingat pola bahasa tersebut dan memahami artinya dalam konteks yang
diberikan.
Pada
tahap latihan ini, guru EYL berperan sebagai pengendali bagi seluruh siswa dan
mengoreksi kesalahan-kesalahan yang prinsip. Latihan diberikan secara terbatas
(in pairs atau in groups) dan siswa belum diberi kebebasan berkreasi yang biasanya
terjadi pada tahap aplikasi.
Guru
juga berfungsi sebagai korektor untuk memperbaiki kesalahan siswa. Teknik yang
dapat digunakan pada tahap ini antara lain dengan memberi drill, short dialog, atau
information gap activity.
3.
Tahap Aplikasi
Pada tahap ini, guru harus dapat memastikan bahwa
siswa telah menguasai pokok bahasan yang telah dipelajari sebelumnya. Kemudian
guru memberikan motivasi kepada siswa untuk menggunakan pola bahasa yang baru
dipelajari dalam kegiatan yang lebih bebas dan dengan cara yang lebih kreatif.
Untuk
dapat lebih melibatkan siswa dalam kegiatan yang dilakukan sebaiknya dilakukan in pairs atau in groups dengan pembagian anggota kelompok atau pasangan yang
adil. Kegiatan yang cocok untuk tahap ini antara lain games dan role plays. Pada
kegiatan ini siswa lebih dapat berekspresi, sementara guru hanya berperan
sebagai pengawas, pemberi pengarahan, semangat, dan sebagai mistake hearer. Jika pda kegiatan ini
siswa membuat kesalahan misalnya salah ucap, salah penggunaan kosa kata, maupun
kesalahan intonasi, guru tidak selalu mengoreksi tetapi hanya mendengarkan dan
akan memperbaikinya pada kesempatan lain secara umum.
Untuk
dapat melaksanakan ketiga tahapan kegiatan pengajaran bahasa inggris seperti
yang dibicarakan di atas, guru EYL biasanya mempunyai kegiatan rutin seperti
berikut.
a. Membuat persiapan
Didalam membuat persiapan atau yang
biasa disebut dengan lessonplan, guru
harus membuat persiapanyang matang demi kelancaran pembelajaran bahasa inggris.
Komponen yang harus tercakup dalam lesson plan dapat dilihat dari contoh sebagai
berikut.
Lesson Plan
Sekolah :
Subjek :
Kelas :
Topic :
Alokasi waktu :
I.
Kompetensi Dasar:
II.
Tujuan Instruksional Umum:
III.
Tujuan Instruksional Khusus/Indikator:
IV.
Materi, sumber belajar:
V.
Media
VI.
Langkah-langkah dalam kegiatan belajar
mengajar yang terbagi dalam beberapa langkah:
-
Pembukaan
-
Beberapa aktivitas pokok
-
Penutup
Langkah-langkah
ini harus jelas, apa yang dilakukan guru dan apa yang harus dilakukan siswa
secara situational. Dalam pelaksanaannya, guru dapat menambah atau mengurangi
bahan dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan waktu yang tersedia.
VII.
Assesment
b. Menyiapkan Materi
Dalam memilih materi untuk
mengajar, ada beberapa hal yang harus diketahui dan dikuasai guru untuk dapat
memilih dan mampu mengembangkan bahan ajar tersebut untuk siswanya. Dengan
banyaknya jenis bahan ajar yang ada dilapangan, guru perlu memiliki
keterampilan untuk memilih bahan atau buku mana yang tepat atau sesuai dengan
kebutuhan siswa dan sesuai dengan silabus yang ada. Pemilihan bahan ajar ini
akan ikut menentukan buku siswa yang akan dipakai dalam proses belajar
mengajar.
Beberapa
patokan yang dapat dipakai sebagai pedoman pemilihan bahan ajar dapat berupa
pertanyaan sebagai berikut.
-
Apakah tujuan dan isinya jelas dan
mengacu pada tema yang sudah ditentukan? -
Apakah buku itu memiliki urutan materi
yang runtut serta berkisar dari yang mudah ke yang lebih sulit?
-
Apakah buku itu menyajikan materi yang
menarik dan mengacu pada guidelines yang
ditentukan?
-
Apakah buku itu menyajikan beragam
kegiatan yang sesuai dengan usia anak dan disertai gambar yang menarik?
-
Apakah tingkat kesulitan dari buku yang
dipakai sudah sesuai dengan jenjang kelas siswa?
-
Apakah buku itu mudah diperoleh?
-
Apakah mencakup semua komponen bahasa?
-
Apakah mencakup keempat keterampilah
bahasa?
Jika seorang guru EYL menemukan materi
yang ada dalam buku yang digunakan ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan
siswanya maka guru harus mengembangkan mateei tersebut agar dapat memenuhi
kebutuhan siswanya. Guru dapat menyeleksi, mengadaptasi, dan mengembangkan
bahan ajarnya ketika mempersiapkan kegiatan belajar mengajar bahasa inggris.
Dalam hal ini, guru harus mengambil keputusan tentang materi yang mana,
kegiatan apa, dan strategi apa selama proses pembelajaran. Bahan ajar yang
sudah ada dapat ditambah, dikurangi, diganti, ataupun dimodifikasikan dengan
berbagai pertimbangan sesuai dengan kebutuhan siswa dan pengalaman mengajar
yang dimiliki guru.
Untuk mengembangkan, guru juga dapat
mengumpulkan referensi yang relevan dengan topic pelajarannya dan mengevaluasi
bahan-bahan yang sesuai dengan kebutuhan. Langkah terakhir ialah menyusun dan
mengatur urutan bahan sesuai dengan urutan pokok bahasan yang telah dirancang
untuk kegiatan pembelajaran tersebut.
Secara singkat dalam menentukan materi
atau bahan ajar, guru dapat melakukan adopsi (mengambil langsung), adaptasi
(memilih dengan penyesuaian atau kontruksi), dan mengembangkan materi sendiri.
Beberapa jenis bahan yang dapat
dikategorikansebagai bahan ajar untuk kelas EYL antara lain:
-
Wacana atau bahan autentik - Buku teks atau buku pelajaran
- Rekaman pengalaman
-
Catatan pengajar
-
Brosur atau manual
-
Input pembelajaran
Menurut
Hutahimsim dan Torres (1998), buku teks sangat membantu guru dalam banyak
aspek, antara lain untuk menghemat waktu, petunjuk arah mengajar, serta memberi
rasa percaya diri dan rasa aman bagi guru. Buku teks yang baik biasanya
dilengkapi dengan buku petunjuk guru atau rambu-rambu penggunaan buku.
c. Menyiapkan Media
Bahasa Inggris yang diajarkan untuk
siswa EYL merupakan bahasa yang tidak dipakai sehari-hari di lingkunagn mereka
sehingga dianggap sebagai bahasa asing yang sulit dipelajari. Untuk mengurangi
kesulitan pemahaman bahasa Inggris perlu diciptakan situasi yang menarik serta
pendekatan yang cocok agar siswa termotivasi untuk mempelajarinya. Untuk
pembelajaran bahasa inggris perlu ditunjang dengan penggunaan alat bantu atau
media. Pada dasarnya media dapat dimanfaatkan untuk:
-
Membantu penyederhanaan proses
pembelajaran dan penyempurnaannya
-
Mengurangi penggunaan bahasa ibu atau
bahasa Indonesia
-
Membangkitkan motivasi atau minat
belajar siswa
-
Menjelaskan konsep baru agar siswa lebih
dapat memahami tanpa kesulitan
-
Menyamakan persepsi, apalagi kalai
konsep baru tersebut mempunyai arti lebih dari satu.
Secara
umum media dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu:
1)
Media pandang, yaitu media yang dapat
dipandang atau dilihat dan dapat diraba oleh siswa, misalnya gambar, foto, dan
benda sesungguhnya
2)
Media dengar, yaitu media yang dapat
didengarkan saja, misalnya radio dan cassette
3)
Media dengar dan pandang yang sekaligus
dapat dilihat dan juga dapat didengarkan, misalnya TV, film, dan VCR.
Didalam
kelas EYL, seyogianya kegiatan disertai penggunaan media, terutama visual,
yaitu gambar, flash cards, boneka, atau barang sesungguhnya yang dapat dibawa
kekelas. Guru hendaknya kreatif dan dapat membuat, meniru, mengadaptasi,
menyeleksi, serta menggunakan media sesuai dengan kebutuhan. Ada beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan ketika guru menyiapkan media, antara lain sebagai
berikut.
-
Apakah guru dapat mempersiapkan media
itu dengan mudah?
-
Apakah media itu cukup menarik bagi
siswa?- Apakah bahasa yang dipakai untuk media itu cukup bermakna dan autentik?
- Apakah pemakaian media tersebut dapat menambah atau mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris siswa?
- Apakah mudah didapat dan dioperasikan?
Media yang digunakan tidak harus mahal, gambar-gambar bisa diambil dari brosur atau majalah lama dan ditempel dikertas karton. Hal yang penting adalah apa gambar itu cukup dengan warna yang menarik sehingga kesannya komunikatif dan menyenangkan bagi siswa.
Beberapa media yang dapat digunakan untuk
kegiatan tertentu, misalnya:
- Flashcard untuk memperkenalkan kosakata baru, melatih, dan mengingat nama-nama benda yang ada disekitar siswa- Picture cardatau kartu bergambar yang ukurannya kecil ditempel di flannel board untuk menjodohkan gambar dengan tulisan. Kartu ini dapat juga digunakan untuk permainan.
- Poster atau gambar seri yang terdiri dari beberapa gambar dapat dipakai untuk membantu siswa memperlancar keterampilan menulis. Siswa dapat menuliskan suatu peristiwa dengan urutan yang runtut dengan bantuan gambar seri
- Bahan rekam atau VCD dapat digunakan untuk mengajarkan kosakata lewat nyanyian, dongeng, dan dialog.
Guru yang kreatif memiliki keterampilan menyeleksi dan mengembangkan media yang sederhana dan tidak mahal menjadi alat penunjang kegiatan belajar yang sangat membantu tugasnya.
d. Melakukan Penilaian atau Assesment
Penilaian atau assessment dilakukan
guru EYL untuk mengetahui perolehan belajar siswa dan juga untuk mengetahui
kemajuan siswa. Penilaian biasanya dilakukan pada akhir kegiatan, tetapi
sebenarnya penilaian dapat dilakukan dengan dua cara.
-
Penilaian yang dilakukan kontinu saat
proses kegiatan sedang berlangsung (on-going/process
assessment) - Penilain menyeluruh di akhir kegiatan (overall) dalam bentuk paper and pen test.
Dalam pencapaian siswa, alat yang paling sering digunakan adalah tes, walaupun tes hanyalah salah satu jenis alat penilaian. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Inggris kita mengenal adanya penilaian autentik. Istilah penilaian autentik ini digunakan untuk mendeskripsikan bentuk penilaian belajar, dan sikap-sikap terhadap kegiatan kelas, motivasi, pemerolehan belajar, dan sikap-sikap terhadap kegiatan kelas yang relevan dengan pembelajaran (O’Malley, A. Michael, dan Pierce L. Valdez. 1996: 4). Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru perlu memperoleh informasi tentang kemajuan dan pemerolehan belajar siswa. Penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran dan penjadwalannya perlu dibuat sejak awal dengan langkah yang tepat. Butir-butir tes perlu disesuaikan dengan tujuan pelajaran dan sifat bahan ajar.
Terima Kasih atas kunjungan anda, jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan komentar atas postingan ini...
Post a Comment