Bentuk – Bentuk Partisipasi Orangtua Murid/Masyarakat untuk Sekolah
Table of Contents
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab orang tua dan
masyarakat. Peran serta orang tua dan masyarakat bertujuan mendayagunakan kemampuan yang ada
pada orang tua dan masyarakat bagi pendidikan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan. Terlebih pada era otonomi sekolah saat ini peran serta atau
partisipasi orang tua dan masyarakat sangat menentukan. Masyarakat yang menganggap
dan meyakini sekolah memiliki kemampuan yang meyakinkan untuk membina dan
meningkatkan kualitas perkembangan anak merupakan dasar yang kuat untuk
membangun tumbuhnya kemauan untuk berpartisipasi kepada lembaga pendidikan
Partisipasi
orang tua dan masyarakat hendaknya diperhatikan oleh pihak sekolah. Mereka
dapat diundang untuk membahas bentuk-bentuk kerjasama dalam meningkatkan mutu
pendidikan, tukar menukar pendapat bahkan adu argumentasi dan sebagainya dalam
mencari solusi peningkatan mutu pendidikan. Apabila partisipasi telah
terpelihara dengan baik, maka sekolah tidak akan mengalami kesulitan yang
berarti dalam mengembangkan berbagai jenis program, karena semua pihak telah
memahami dan merasa bertanggung jawab terhadap mutu dan keberhasilan suatu program
pendidikan yang akan dikembangkan pihak sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka masalah diatas
dapat dirumuskan sebagai berikut
- Apa saja bentuk – bentuk pastisipasi orangtua murid/masyarakat untuk sekolah
- Bagaimana bentuk - bentuk pastisipasi orangtua murid/masyarakat yang diharapkan untuk sekolah?
C. Batasan Masalah
Makalah
ini hanya membahas mengenai bentuk – bentuk partisipasi orang tua
murid/masyarakat untuk sekolah.
D. Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, didapat tujuan penulisan makalah ini, yaitu sebagai
berikut:
- Untuk mengetahui bentuk – bentuk partisipasi orang tua murid/masyarakat untuk sekolah.
- Untuk mengetahui bagaimana bentuk - bentuk pastisipasi yang diharapkan dari orangtua murid/masyarakat untuk sekolah.
E. Manfaat Penulisan
- Sebagai tambahan pengetahuan, wawasan dan penerapan ilmu pengetahuan bagi penulis.
- Sebagai informasi kepada pembaca agar dapt memahami mengenai bentuk – bentuk partisipasi orangtua murid/masyarakat untuk sekolah.
- Sebagai masukan bagi calon guru kedepannya tentang hubungan sekolah dengan masyarakat dalam hal bentuk - bentuk partisipasi orang tua murid/masyarakat untuk sekolah.
BAB II ISI
A. Bentuk – Bentuk Partisipasi Orangtua Murid/Masyarakat untuk Sekolah
Bentuk
partisipasi yang diharapkan sekolah terhadap orangtua murid, tentunya
didasarkan pada tujuan apa yang hendak dicapai oleh sekolah dalam proses
pendidikan di sekolah. Tujuan yang ingin dicapai sekolah pada hakikatnya adalah
tujuan pendidikan secara nasional. Tujuan tersebut apabila kita butiri terlihat
unsur-unsur sebagai berikut:
- Manusia yang bertaqwa, berbudi pekerti dan berkepribadian
- Disiplin, bekerja keras, bertanggung jawab serta mandiri
- Cerdas dan terampil
- Sehat jasmani dan rohani
- Cinta tanah air dan mempunyai semangat kebangsaan serta kesetiakawanan social.
De Roche (1985) menyebutkan ada 5
hal pokok yang harus ditekankan dan menjadi perhatian utama untuk dibina,
dikembangkan dan ditingkatkan sekolah melalui kegiatan hubungan sekolah dengan
masyarakat, yaitu :
a. Children’s and parents
work habits. Kegiatan yang terkait dengan
kebiasaan kerja anak di rumah sebagai bentuk partisipasi orangtua murid
terhadap pendidikan di sekolah mencakup beberapa kegiatan sebagai berikut :
a.
Structure,
routin and priorities
b.
Time
to study, work, play, sleep, read
c.
Space
to do these things
d.
Responsibility,
punctually and sharing
2. Academy guidance and
support. Pengembangan akademik sebagai bentuk
partisipasi orang tua murid kepada kepala sekolah, mencakup beberapa kegiatan
berikut :
a.
Encourgement,
interest, and commitment
b.
Prise,
approval, and reward
c.
Knowledge
of the child’s strengths, weakness and learning problems
d.
Supervision
of child.s homework, study and activities
e.
Use
reference materials
3. Stimulation to explore
and discuss ideas and events. Menstimulasi anak dan
berdiskusi dengan anak dirumah sebagai bentuk partisipasi orang tua murid
kepada sekolah, mencakup beberapa kegiatan sebagai berikut:
a.
Family/parent/child
activities
b.
Conversations,
games, hobbies, play, reading
c.
Family
culture activities
d.
Discussion
of books, television, enwpapes, magazines
4. Languange development in
the home. Kegiatan pengembangan bahasa anak di
rumah sebagai bentuk partisipasi orangtua murid kepada sekolah, mencakup
beberapa kegiatan sebagai berikut:
a.
Mastery
of mother tongue
b.
Correct
language usage
c.
Good
speech habits
d.
Vocabulary
and sentence pattern development
e.
Listening,
reading, talking and writing
5. Accademic aspirations
and expectations. Aspirasi akademik dan harapannya
sebagai bentuk partisipasi orang tua murid kepada sekolah, mencakup beberapa
kegiaran sebagai berikut:
a.
Motivation
to leran well
b.
Support,
encouragement
c.
Parent’s
knowledge of school activities, teachers, classes, subject
d.
Standarts
and expeetations
e.
Assistence
to child’e aspirations
f.
Friendships
with others who have an interest in education
g.
Sacrifices
of time and money
Apabila kita cermati pendapat
diatas, Nampak bahwa apa yang diinginkan sekolah dari orangtua murid sebenarnya
lebih cenderung untuk meningkatkan prestasi akademik dan nonakademik siswa.
Jadi, komunikasi antara sekolah dengan masyarakat sebenarnya tidak hanya
mencari bantuan uang/material semata – mata. Sangat salah apabila mencari
bantuan material/dana menjadi tujuan utama dalam hubungan sekolah dengan
masyarakat. Kondisi inilah sebenarnya yang menyebabkan sering terjadi orangtua
malas atau bahkan tidak mau dating ke sekolah kalau mendapat undangan dari
pihak sekolah.
Apabila masyarakat memandang
sekolah sebagai lembaga yang memiliki cara kerja yang meyakinkan dalam membina
perkembangan anak – anak mereka, maka masyarakat akan berpartisipasi kepada
sekolah. Untuk melibatkan masyarakat dalam peningkatan mutu sekolah, maka para manajer sekolah (kepala sekolah) sudah
seharusnya aktif menggugah perhatian masyarakat untuk bersama – sama berdiskusi
untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi sekolah.
Komunikasi tentang pendidikan
kepada masyarakat tidak cukup hanya dengan informasi verbal saja, tetapi perlu
dilengkapi dengan pengalaman nyata yang ditunjukkan kepada masyarakat agar
timbul citra positif tentang pendidikan di kalangan mereka, sebab masyarakat
pada umumnya ingin bukti nyata sebelum mereka memberikan dukungan (National School Public Relation
Association). Bukti itu dapat ditunjukkan berupa pameran hasil produk
sekolah, tayangan keberhasilan siswa sebagai juara cerdas cermat, juara olah
raga, tayangan penemuan inovatif produktif siswa dan sekolah. Disamping itu bukti-bukti
tersebut perlu disosialisasikan kepada masyarakat secara terbuka melalui
berbagai media masa, baik media cetak maupun media elektronik sehingga dapat
mencapai sasaran secara tepat dan menyeluruh.
Di negara yang sedang berkembang
masyarakat masih sangat menggantungkan mutu pendidikan kepada pihak pemerintah
padahal pemerintah sendiri memiliki keterbatasan dana untuk mendukung semua
kegiatan dan kebutuhan sekolah secara optimal. Kekurangan sarana dan prasarana
serta pembiayaan dan sumber daya ini dapat diatasi dengan dukungan dan
kesediaan orangtua murid. masyarakat dan stakeholder
berpartisipasi mengembangkan dan meningkatkan mutu sekolah.
Beberapa contoh partisipasi
masyarakat dalam pendidikan ialah :
- Mengawasi perkembangan pribadi dan proses belajar putra-putrinya dirumah dan bila perlu memberi laporan dan berkonsultasi dengan pihak sekolah.
- Menyediakan fasilitan belajar di rumah dan membimbing putra-putrinya agar belajar dengan peauh motivasi dan perhatian.
- Menyediakan perlengkapan belajar yang dibutuhkan untuk belajar di lembaga pendidikan (sekolah).
- Berusaha melunasi SPP dan bantuan pendidikan lainnya
- Memberikan umpan balik kepada sekolah tentang pendidikan terutama yang menyangkut keadaan putra-putrinya
- Bersedia datang ke sekolah bila diundang atau diperlukan oleh sekolah
- Ikut berdiskusi memecahkan masalah-masalah pendidikan seperti Sarana prasarana, kegiatan, keuangan, program kerja dan sebagainya.
- Membantu fasilitas-fasilitas belajar yang dibutuhkan sekolah untuk memajukan proses pembelajaran
- Meminjami alat-alat yang dibutuhkan sekolah untuk berpraktik, apabila sekolah memerlukannya
- Bersedia menjadi tenaga pelatih narasumber bila diperlukan oleh sekolah
- Menerima para siswa dengan senang hati bila mereka belajar dilingkungan masyarakat (praktikum masalnya)
- Memberi layanan/penjelasan kepada siswa yang sedang belajar dimasyarakat
- Menjadi responden yang baik dan jujur terhadap penelitian-penelitian siswa dan lembaga pendidikan
- Bagi ahli pendidikan bersedia menjadi ekspert dalam membina lembaga pendidikan yang berkualitas.
- Bagi hartawan bersedia menjadi donator untuk pengembangan sekolah
- Ikut memperlancar komunikasi pendidikan
- Mengajukan usul-usul untuk perbaikan pendidikan
- Ikut mengontrol alannya pendidikan (kontrol sosial)
- Bagi tokoh-tokoh masyarakat bersedia menjadi partner manajemen pendidikan dalam mempertahankan dan memajukan lembaga pendidikan.
- Ikut memikirkan dan merealisasikan kesejahteraan personalia pendidikan
B.
Partisipasi
Orangtua Murid/Masyarakat yang Diharapkan Sekolah
Ada
pendapat lain yang dikembangkan berdasarkan beberapa hasil kajian, yang secara
rinci menyebutkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pendidikan yang sangat
diharapkan sekolah adalah sebagai berukut :
1. Mengawasi/Membimbing
Kebiasaan Anak Belajar di Rumah
a. Mendorong
anak dalam belajar secara teratur di rumah. Dalam hal ini orangtua harus
memberikan motivasi, dorongan dan menciptakan situasi dan kondisi (iklim) yang
memungkinkan bagi anak untuk belajar.
b. Mendorong
anak dalam menyusun jadwal dan struktur waktu belajar serta menetapkan
prioritas kegiatan di rumah. Orangtua perlu memberikan dorongan agar budaya
anak tercipta di rumah inelalui kegiatan yang terjadwal. waktu yang terstruktur
serta mampu memilih prioritas kegiatan yang bermanfaat di rumah
c. Membimbing
dan mengarahkan anak dalam penggunaan waktu belajar bermain dan istirahat..
d. Membimbing
dan mengarahkan anak melakukan sesuatu kegiatan yang menunjang pelajaran di
sekolah. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan anak di rumah yang menunjang
kegiatan pembelajaran disekolah. Bahkan anak dapat membuat karya – karya ilmiah
dengan menggunakan lingkungan sebagai media belajar. Hal ini menuntut orangtua
memiliki pemahaman tentang kegiatan – kegiatan tersebut.
2. Membimbing dan
Mendukung Kegiatan Akademik Anak
a. Mendorong
dan menumbuhkan minat anak untuk rajin membaca dan rajin belajar (minat baca). Orang tua dan orang dewasa di sekitar anak
perlu berperan sebagai model (modeling)
atau conto tauladan dalam kegiatan membaca.
b. Memberikan
penguatan kepada anak untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya.
Penghargaan adalah salah satu hal yang
dapat memperkuat perilaku anak (reward
atau reinforcemen). Perilaku anak
yang diakui dan diberikan penghargaan akan diperkuat menjadi kebiasaan.
c. Menyediakan
bahan yang tepat serta fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan anak dalam
belajar. Anak akan dapat belajar dengan nyaman dan tenang apabila ditunjang
oleh bahan untuk belajar yang memadai dan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan
mereka.
d. Mengetahui
kekuatan dan kelemahan anak serta problem belajar dan berusaha untuk memberikan
bimbingan. Setiap anak memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Orang tua
harus memahami apa kekuatan anak dan apa kelemahannya dalam berbagai hal.
e. Mengawasi
pekerjaan rumah, aktivitas belajar anak. Kegiatan anak dirumah memerlukan
pengawasan dari orang tua, tetapi pengawasan dalam hal ini bukan berarti
pengawasan yang berlebihan yang menyebabkan anak merasa tertekan. Belajar perlu
ketenangan, kenyamanan, dan bebas dari tekanan (fun learning).
f. Menciptakan
suasana rumah yang mendukung kegiatan akademik anak. Suasana dan ilklim yang
tercipta di rumah akan sangat menentukan efektivitas belajar.
g. Membantu
anak secara fungsional dalam belajar dan menyelesaikan tugas-tugas sekolah
tepat waktu. Banyak tugas – tugas belajar anak yang harus dikerjakannya di
rumah, tetapi tidak semua tugas tersebut dapat diselesaikannya sesuai harapan.
Orang tua perlu memberikan dukungan dan apabila memungkinkan dapat memberikan
bantuan bimbingannya dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
3. Memberikan Dorongan
untuk Meneliti, Berdiskusi tentang Gagasan dan atau Kejadian-Kejadian Aktual
a.
Mendorong anak untuk
suka meneliti serta memiliki motivasi menulis analitis/ilmiah. Kemauan meneliti
dan menulis karya ilmiah menjadi problem bagi semua siswa bahkan sampai ke
perguruan tinggi. Untuk itu kemampuan tersebut perlu dibangun sejak dini. Orang
tua perlu menumbuhkembangkan kemauan dan kemampuan tersebut di rumah.
b.
Menyediakan fasilitas
bagi anak-anak untuk melakukan penelitian. Penelitian dan karya ilmiah
memerlukan fasilitas tertentu. Orang tua perlu mendukung kegiatan anak melalui
penyediaan fasilitas tersebut sesuai kemampuan yang ada dan sesuai pula
kebutuhan anak.
c.
Berdiskusi dan berdialog
dengan anak tentang ide-ide atau bahan pelajaran yang baru, aktivitas yang
bermanfaat, masalah-masalah aktual dan sebagainya. Menyediakan waktu untuk berdialog
dengan anak merupakan cara strategis dalam membangun komunikasi yang akrab
dengan anak. Apalagi dialog dan diskusi tersebut memberikan kesempatan bagi
anak untuk mengemukakan berbagai gagasan dan masalah-masalah up to date atau yang terkait dengan
pelajaran, maka akan membentuk kebiasaan anak untuk lebih kreatif dan berani
dalam mengemukakan gagasannya nanti dihadapan orang lain.
4.
Mengarahkan
Aspirasi dan Harapan Akademik Anak
a. Memberikan
motivasi kepada anak untuk belajar dengan baik sebagai bekal masa depan. Perlu
kebiasaan yang rutin bagi orang tua atau orang dewasa dalam memberikan
kata-kata bijak kepada anak bahwa belajar yang baik akan menjadi harapan yang
baik di masa depan.
b. Mendorong
dan mendukung aspirasi anak dlam belajar. Banyak kita temui anak memiliki
aspirasi dan harapan sendiri dalam belajar, harapan dalam memilih jenis
pendidikan yang akan diikutinya lebih lanjut, bahkan harapan untuk masa
depannya sendiri. Harapan tersebut perlu di dukung dan di arahkan agar anak
tidak salah pilihan.
c. Mengetahui
aktivitas sekolah dan aktivitas anak dalam mempelajari sesuatu. Orang tua perlu
mengetahui aktivitas apa yang dilakukan anak dalam belajar, aktivitas apa yang
dilakukan sekolah terhadap anak dalam pembentukan kepribadian dan perkembangan
anak di sekolah.
d. Mengetahui
standard dan harapan sekolah terhadap anak dalam belajar. Harapan dan standar
yang ditetapkan oleh sekolah terkait kompetensi lulusan perlu diketahui oleh
orang tua, agar mereka dapat melihat apa yang dilakukan anak dan membandingkan
dengan standar yang ditetapkan sekolah. Di samping itu orang tua juga
mengontrol semua kegiatan anak agar sesuai dengan standar.
e. Hadir
pada pertemuan guru dan orang tua murid yang diselenggarakan oleh sekolah.
Kehadiran orang tua murid ke sekolah dalam berbagai kegiatan sangat punya makna
bagi anak, bagi sekolah, dan bagi orang tua sendiri. Kehadiran orang tua
memberikan kesempatan bagi sekolah untuk memberikan berbagai informasi, bagi
anak mereka merasa diakui dan ada control dari orang tua, sementara bagi orang
tua kehadiran ini akan bermanfaat karena mereka dapat mendapat informasi
tentang anak, tentang sekolah, program, progress dan problem yang dihadapi
sekolah dan peserta didik.
f. Memberikan
ganjaran positif terhadap performansi anak di rumah atau di sekolah yang
mendukung belajar anak. Seperti diurutkan pada bagian terdahulu ganjaran
merupakan hal yang penting dalam pembangunan semangat dan motivasi anak untuk
memperkuat perilaku mereka.
Mengingat besarnya pengaruh orangtua
murid terhadap prestasi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, Radin seperti
dikutip oleh Seifert & Hoffnung (!991) menjelaskan ada enam kemungkinan
gaya yang dapat dilakukan orangtua murid dalam mempengaruhi anaknya, yaitu sebagai
berikut :
1. Modelling of behaviors
(pemodelan perilaku), yaitu gaya dan cara orangtua berperilaku dihadapan
anak-anak, dalam pergaulan sehari-hari atau dalam setiap kesempatan akan
menajadi sumber imitasi bagi anak-anaknya. Yang diimitasi oleh anak tentunya
tidak hanya perilaku yang baik-baik saja, tetapi juga yang berkaitan dengan
perilaku yang buruk, dan sebagainya di lingkungan masyarakat atau di lingkungan
rumah. Perilaku negatif memiliki kecenderungan sangat besar untuk ditiru juga
oleh anak. Oleh sebab itu, orangtua ataupun lingkungan keluarga dan masyarakat
yang menunjukkan perilaku negatif akan sangat mempengaruhi perilaku anak di
rumah, disekolaah, maupun di masyarakat.
2. Giving rewards and
punishments (memberikan ganjaran dan hukuman).
Cara orangtua memberikan ganjaran dan hukuman juga mempengaruhi terhadaap
perilaku anak. Ganjaran terhadap perilaku yang baik dari orantua dapat
memperkuat perilaku tersebut untuk diulang kembali pada kesempatan lain oleh
anak. Sebaliknya hukuman (yang bersifat mendidik) akan memperlemah pengulangan
kembali perilaku yang sama pada kesempatan lainnya.
3. Direct instruction (perintah
langsung), pemberian perintah secara langsung atau tidak langsung memberi
pengaruh terhadap perilaku, seperti ungkapan orangtua “jangan malas belajar
kalau ingin dapat hadiah” pernyataan ini sebenarnya perintah langsung yang
lebih bijaksana, sehingga dapat menumbuhkan motivasi anak untuk lebih giat
belajar. Hal ini disebabkan karena anak memahami apa yang oleh orangtua.
4. Stating rules (menyatakan
aturan-aturan), menyatakan dan menjelaskan aturan-aturan oleh orangtua secara=
berulang kali akan memberikan peringatan bagi anak tentang apa yang harus
dilakukan dan apa yang harus dihindari oleh anak.
5. Reasoning
(nalar). Pada saat-saat menjengkelkan, orangtua bisa mempertanyakan kapasitas
anak untuk bernalar, dan cara itu digunakan orangtua untuk mempengaruhi
anaknya, misalnya orangtua bisa mengingatkan anaknya tentang kesenjangan
perilaku dengan nilai-nilai yang dianut melalui pertanyaan-pertanyaan.
Contohnya “sekarang rangking kamu jelek, karena kamu malas belajar, bukan
karena kamu bodoh!”.
6. Providing materials and
settings. Orangtua perlu menyediakan berbagai
fasilitas belajar yang diperlukan oleh anak-anaknya seperti buku-buku dan lain
sebagainya.
Di samping hal tersebut di atas Epstein
(1995) menyebutkan ada enam tipe keterlibatan keluarga atau masyarakat dalam
pendidikan di sekolah yaitu : parenting,
communicating, volunteering, learning at home, decision making dan collaborating. Keenam tipe keterlibatan
keluarga dan masyarakat ini lebih lanjut dinyatakan oleh Epstein, dkk (2009)
sebagai cara untuk meningatkan iklim sekolah dan keberhasilan siswa di sekolah
(six types of involvement to improve
school climate and studnt success).
1.
Parenting
Kegiatan parenting diilustrasikan bagaimana sekolah bekerja untuk
meningkatkan pengetahuan keluarga/orangtua murid atau masyarakat tentang
pengembangan anak hingga dewasa. Hal ini sangat penting bagi mereka agar mereka
dapat memberikan bantuan yang tepat bagi percepatan pengembangan anak sesuai
dengan usianya masing-masing. Kegiatan parenting
ini, misalnya melakukan diskusi, ceramah, seminar dan lain-lain kegitan yang
berkaitan dengan topik yang tepat seperti: masalah kecenderungan perilaku
menyimpang anak sekolah dasar, strategi mengatasi kenakalan anak sekolah dasar dan
lain-lain. Topik-topik tersebut sebaiknya diberikan oleh narasumber yang
kompeten agar orangtua merasa puas setelah mendapat informasi tersebut.
2.
Communicating
Kegiatan
komunikasi dimaksudkan sebagai suatu cara bagi sekolah untuk meningkatkan
terciptanya komunikasi timbal balik atau komunikasi dua arah (two-way communication) tentang hal-hal
yang berkaitan dengan program sekolah dalam meningkatkan hasil belajar dan
karakter siswa serta kemajuan-kemajuan yang sudah dicapai oleh sekolah dan
kemajuan/prestasi yang dicapai oleh siswa. Contoh aktivitas ini, misalnya
sekolah melakukan komunikasi secara teratur, sistematis dan terencana.
Komunikasi ini dapat dilakukan dengan cara dari sekolah ke rumah atau
sebaliknya dari rumah ke sekolah. Dalam kegiatan ini diharapkan adanya reaksi
dari orangtua murid baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui surat,
sms dan sebagainya).
3.
Volunteering
Kegiatan
memobilisasi aktivitas sukarela orangtua dan kelompok peduli pendidikan lainnya
yang dapat membagi waktu dan bakatnya untuk mendukung aktivitas sekolah,
aktivitas guru dan siswa. Misalnya keterampilan kesehatan (UKS) dapat
memanfaatkan puskesmas dengan dokternya serta berbagai kegiatan lain yang
mendukung upaya sekolah dalam meningkatkan kompetensi siwa. Namun semua itu
harus tetap fokus pada program sekolah dan tidak digunakan sebagai kegiatan
yang bernuansa lain seperti nuansa politik.
4.
Learning at home
Kegiatan
inni merupakan kegiatan yang dirancang oleh sekolah untuk menyediakan informasi
kepada keluarga /orangtua murid dan masyarakat tentang apa dan bagaimana
kegiatan akademik yang dilakukan sekolah, apa dan bagaimana kegiatan akademik
yang dilakukan oleh anak di dalam sekolah atau kelas, serta kegiatan-kegiatan
lainnya yang terkait dengan kurikulum dan memerlukan bantuan orangtua murid
saat anak berada di rumah. Atau dengan kata lain sekolah memberikan informasi
apa dan bagaimana membantu anak menciptakan kebiasaan belajar dan budaya
belajar yang baik saat di rumah secara terjadwal.
5.
Decision making
Kegiatan
pengambilan keputusan ini memberikan kesempatan kepada orangtua murid atau
masyarakat untuk terlibat dalam proses pembuatan keputusan di sekolah yang
berkaitan dengan program sekolah yang akan berpengaruh atau berdampak terhadap
mereka dan anak-anaknya. Di Indonesia perwakilan ini melekat pada komite
sekolah. Mengingat komite sekolah sering dituding tidak mewakili semua aspirasi
orangtua murid akan lebih baik keterlibatan mereka diperluas selain yang
berasal dari komite sekolah juga ditambah perwakilan orangtua murid yang
dipilih secara tepat. Pelibatan orangtua dan masyarakat dalam pengambilan
keputusan ini menjadi sangat strategis dan bermakna karena mereka merasa
dilibatkan dan pada giirannya mereka merasa memiliki dan ikut memutuskan
sesuatu secara bersama. Hal inilah yang mendorong mereka akan ikut bertanggung
jawab dalam melaksanakan keputusan bersama tersebut.
6.
Collaborating
Kegiatan
kolaborasi dengan masyarakat merupakan aktivitas kerjasama dari sekolah, kelompok
masyarakat, organisasi-organisasi (profesi maupun nonprofesi) serta kerjasama
dengan masyarakat dan atau tokoh masyarakat secara individual. Kolaborasi ini
ditujukan untuk membantu sekolah, pendidik, siswa dan keluarga. Sebaliknya juga
sekolah dan pendidik dapat membantu orangtua murid dan masyarakat dalam hal-hal
tertentu yang berkaitan dengan pendidikan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. De
Roche (1985) menyebutkan ada 5 hal pokok yang harus ditekankan dan menjadi
perhatian utama untuk dibina, dikembangkan dan ditingkatkan sekolah melalui
kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu Children’s
and parents work habits, Academy guidance and support, Stimulation to explore
and discuss ideas and events, Languange development in the home, Accademic
aspirations and expectations.
2. Secara
rinci partisipasi masyarakat dalam pendidikan yang sangat diharapkan sekolah
dibagi menjadi 4 yaitu: 1) Mengawasi/Membimbing
Kebiasaan Anak Belajar di Rumah, 2) Membimbing dan Mendukung Kegiatan
Akademik Anak. 3) Memberikan Dorongan untuk Meneliti, Berdiskusi tentang
Gagasan dan atau Kejadian-Kejadian Aktual, 4) Mengarahkan Aspirasi dan Harapan
Akademik Anak
3. Radin
seperti dikutip oleh Seifert & Hoffnung (!991) menjelaskan ada 6
kemungkinan gaya yang dapat dilakukan orangtua murid dalam mempengaruhi
anaknya, yaitu modelling of behavior,
giving reweed dan punishments, direct
instruction, stating rules, reasoning and providing materials and
settings.
4. Epstein
(1995) menyebutkan ada 6 tipe keterlibatan keluarga atau masyarakat dalam
pendidikan di sekolah yaitu : parenting,
communicating, volunteering, learning at home, decision making dan collaborating.
B.
Saran
Mempelajari tentang bentuk
– bentuk partisipasi orangtua murid/masyarakat untuk sekolah didalam suatu
hubungan sekolah dengan masyarakat sangat
penting khususnya bagi calon pendidik karena dapat memberikan bekal pengetahuan
dan keterampilan dalam rangka pembentukan sikap mental profesional kepada
mahasiswa sebagai calon pendidik
DAFTAR PUSTAKA
Suriasnyah, A. (2014). Manajemen Hubungan Sekolah Dengan
Masyarakat: Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers.