KERJASAMA SEKOLAH DENGAN ORGANISASI PROFESI
Table of Contents
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membangun partisipasi aktif
masyarakat untuk mendukung berbagai kegiatan di sekolah merupakan bagian yang
sangat penting bagi program peningkatan mutu sekolah secara keseluruhan.
Sekolah bukan hanya memerlukan dukungan dari orang tua murid saja, tetapi
memerlukan dukungan semua pihak yaitu masyarakat, stakeholder/tokoh masyarakat, institusi pendidikan, dunia usaha,
serta organisasi profesi dan organisasi lainnya. Hal ini diperlukan untuk
mewujudkan lulusan yang memiliki kualitas keilmuan yang baik yang ditunjang
dengan karakter serta kompetensi keterampilan lainnya.
Apalagi kalau kita kaitkan dengan
Kurikulum 2013, maka kompetensi 1 (K1) adalah sikap religius, kompetensi 2 (K2)
adalah kompetensi sikap, kompetensi 3 (K3) adalah kompetensi pengetahuan dan
kompetensi 4 (K4) adalah kompetensi keterampilan. Keempat kompetensi ini akan
susah bahkan mungkin dapat dikatakan tidak mungkin dapat dicapai kalau hanya
mengandalkan sekolah saja tanpa berkolaborasi, berpartner atau bekerja sama
dengan masyarakat secara umum. Oleh sebab itu, diperlukan beberapa organisasi
atau kelompok masyarakat untuk menjadi partner bagi sekolah dalam memperoleh
dukungan agar sekolah dapat menjadi sekolah yang terbaik. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka dalam makalah ini akan membahas tentang bagaimana bentuk kerja
sama sekolah dengan organisasi profesi.
B. Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang dapat dirumuskan dan dibahas dalam
makalah ini, yaitu
- Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)
- Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMAPI)
- Gerakan Nasional Orangtua Asuh (GNOTA)
- Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKINS)
- Himpunan Masyarakat Psikologi Indonesia (HIMAPSI)
- Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
- Masyarakat Peduli Pendidikan Indonesia
- Kelompok Budayawan, Seni Tari dan Musik
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut :
- Mengetahui bagaimana bentuk kerja sama sekolah dengan Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) beserta manfaatnya.
- Mengetahui bagaimana bentuk kerja sama sekolah Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMAPI) beserta manfaatnya.
- Mengetahui bagaimana bentuk kerja sama sekolah dengan Gerakan Nasional Orangtua Asuh (GNOTA).
- Mengetahui bagaimana bentuk kerja sama sekolah dengan Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKINS)beserta manfaatnya.
- Mengetahui bagaimana bentuk kerja sama sekolah dengan Himpunan Masyarakat Psikologi Indonesia (HIMAPSI) beserta manfaatnya.
- Mengetahui bagaimana bentuk kerja sama sekolah dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
- engetahui bagaimana bentuk kerja sama sekolah dengan Kelompok Budayawan, Seni Tari dan Musik.
D. Metode Penulisan
Metode
yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode pustaka dan jelajah
internet.
BAB
II
KERJASAMA
SEKOLAH DENGAN ORGANISASI PROFESI
Pada saat ini sangat
banyak masyarakat yang mengikat dirinya dalam satu kelompok organisasi, baik
yang bersifat organisasi sosial, organisasi profesi, organisasi untuk community tertentu yang bersifat
kedaerahan, maupun organisasi yang mementingkan laba. Dari berbagai organisasi
tersebut di atas banyak sekali yang sangat peduli terhadap pendidikan, tetapi
tidak sedikit juga organisasi yang menjadi stressor
bagi dunia pendidikan.
Di sadari bahwa peranan
organisasi-organisasi tersebut sangat besar perannya dalam membantu pendidikan
apabila diberdayakan secara optimal untuk pendidikan secara murni. Beberapa
organisasi yang memfokuskan dirinya terhadap pendidikan antara lain:
1. Ikatan
Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)
2. Ikatan
Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMAPI)
3. Gerakan
Nasional Orangtua Asuh (GNOTA)
4. Asosiasi
Bimbingan Konseling Indonesia (ABKINS)
5. Himpunan
Masyarakat Psikologi Indonesia (HIMAPSI)
6. Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI)
7. Masyarakat
Peduli Pendidikan Indonesia
8. Kelompok
Budayawan, Seni Tari dan Musik
9. dan
lain-lain.
Dari
berbagai organisasi profesi tersebut, ada beberapa organisasi profesi yang
sangat besar manfaatnya bagi sekolah apabila mampu bermitra secara sinergis
dengan organisasi profesi tersebut. Beberapa organisasi profesi yang secara
praktis dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu di sekolah seperti
Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMAPI), Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI), Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKINS), Gerakan
Nasional Orangtua Asuh (GNOTA), Himpunan Masyarakat Psikologi Indonesia
(HIMAPSI).
A. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)
Ikatan Sarjana
Pendidikan Indonesia bersifat profesional dan ilmiah dalam bidang kependidikan
melakukan usaha-usaha antara lain:
a. Menyelenggarakan
pertemuan ilmiah dan penelitian mengenai ilmu dan seni serta teknologi.
b. Mengadakan
kerja sama yang saling menguntungkan dengan lembaga-lembaga pemerintah dan
swasta serta organisasi profesi baik didalam maupun di luar negeri.
c. Menertibkan
media komunikasi ilmu, seni dan teknologi pendidikan.
d. Melindungi
kepentingan profesional para anggota dan mengembangkan profesi pendidikan.
e. Melindungi
kepentingan masyarakat dari praktek profesional kependidikan yang merugikan.
Dari usaha-usaha
tersebut sangat jelas manfaat yang dapat diperoleh oleh sekolah apabila sekolah
mampu membina kemitraan yang harmonis dengan organisasi profesi ini.
B. Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia
(ISMAPI)
Organisasi
ISMAPI sangat besar manfaatnya apabila sekolah mampu menjadikannya sebagai
mitra bagi pengembangan dan peningkatan mutu sekolah. Sebagai contoh: kalau
sekolah ingin bagaimana implementasi manajemen berbasis sekolah yang berkaitan,
maka Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia yang ada di masing-masing daerah
dapat dimanfaatkan sebagai mitra, baik dalam pengembangan konsep, implementasi
kegiatan maupun dalam pembinaan sehari-hari. ISMAPI sebagai organisasi profesi
manajemen pendidikan terdiri dari para ahli manajemen sekolah yang mampu
dijadikan sebagai lembaga konsultasi bagi sekolah dalam implementasi berbagai
kegiatan sekolah bahkan juga untuk membantu sekolah merancang berbagai program
kerja sebagai bentuk kemandirian sekolah dalam manajemen sekolah.
C. Gerakan
Nasional Orangtua Asuh (GNOTA)
Gerakan Nasional
Orang Tua Asuh (GNOTA) adalah sebuah organisasi sosial nirlaba, independen dan
transparan yang didirikan pada tanggal 29 Mei 1996. Ini adalah sebuah gerakan insiatif dari
masyarakat untuk menjaga agar anak-anak Indonesia mendapatkan pendidikan dasar
sebagai landasan meraih masa depan yang lebih baik. Sejak berdirinya, GNOTA
telah mendistribusikan 2,3 juta paket bantuan pendidikan dan donasi uang untuk
membantu anak-anak dari keluarga kurang mampu agar mereka dapat terus
bersekolah dan menuntaskan pendidikan dasarnya.
Negara
bertanggungjawab untuk menyediakan kesempatan pendidikan dasar bagi anak-anak
bangsa, apapun status perekonomian keluarganya. Program Wajib Belajar
Pendidikan Dasar 9 Tahun menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan agar
anak-anak wajib mendapatkan minimal pendidikan dasar. Sayangnya, walaupun
sekolah negeri telah membebaskan biaya sekolah dan siswa tidak perlu lagi harus
membeli buku-buku pelajaran, ribuan anak-anak Indonesia berhenti bersekolah
karena kondisi ekonomi keluarganya. Ini adalah sebuah masalah kompleks yang
tidak dapat diselesaikan dalam semalam.
Melalui GNOTA,
orang tua asuh dapat membantu menyediakan seragam sekolah, sepatu, buku, pena
dan pensil, tas sekolah dan berbagai kebutuhan pribadi anak untuk bersekolah
sehingga anak-anak dapat lebih fokus belajar. Ini adalah hal sederhana yang
sering terlewatkan namun memiliki dampak yang sangat besar agar anak-anak tetap
mau bersekolah.
Jadi, hubungan
sekolah dengan GNOTA yaitu sekolah membebaskan biaya sekolah selama 6 tahun
agar semua anak-anak yang ingin bersekolah bisa sekolah terutama anak yang
kurang mampu, sedangkan GNOTA disini membantu menyediakan kebutuhan pribadi
anak yang kurang mampu untuk sekolah, tujuannya agar mereka tidak putus
sekolah.
D. Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKINS)
dan Himpunan Masyarakat Psikologi Indonesia (HIMAPSI)
Asosiasi
Bimbingan Konseling Indonesia (disingkat ABKINS) adalah organisasi profesi di
Indonesia yang beranggotakan guru bimbingan dan konseling atau konselor. Awalnya
organisasi ini bernama Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) yang didirikan
pada tanggal 17 Desember 1975. Tujuan ABKIN diantaranya: aktif dalam upaya
menyukseskan pembangunan nasional, khususnya di bidang pendidikan dengan jalan
memberikan sumbangan pemikiran dan menunjang melaksanaan program yang menjadi
garis kebijakan pemerintah. Mengembangkan serta memajukan bimbingan dan
konseling sebagai ilmu dan profesi yang bermartabat dalam rangka mempersiapkan
sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Mempertinggi kesadaran, sikap dan
kemampuan profesional konselor agar berhasil guna dan berdayaguna dalam
menjalankan tugasnya.
Sedangkan
Himpunan Masyarakat Psikologi Indonesia (HIMAPSI) merupakan organisasi profesi
psikologi di Indonesia yang didirikan di Jakarta pada 11 Juli 1959. HIMAPSI
merupakan wadah berhimpunnya profesional Psikologi (Sarjana Psikologi, Magister
Psikologi, Doktor Psikologi, dan Psikolog).
Di sekolah
sering dihadapkan pada berbagai permasalahan yang berkaitan dengan siswa, seperti
siswa yang bermasalah, bimbingan cara belajar, masalah kepribadian, masalah
penyesuaian diri dan lain sebagainya. Tetapi sangat mungkin sekolah kekurangan
sumber daya yang memiliki kemampuan untuk membantu siswa yang bermasalah
tersebut, karena diperlukan tenaga ahli tertentu. Untuk itu sangat mungkin
suatu sekolah pada masa sekarang ingin meningkatkan kemampuan sekolah tersebut
sekolah bekerja sama dengan asosiasi bimbingan (ABKINS), atau juga dengan
HIMAPSI (Himpunan Masyarakat Psikologi Indonesia).
Dalam kenyataan
sehari-hari sering terjadi organisasi masyarakat melaksanakan kegiatannya
justru menggunakan sekolah sebagai
sasarannya, seperti pengabdian masyarakat mereka tentang penyuluhan NARKOBA,
hal ini harus dimanfaatkan oleh sekolah sebagai peluang dalam pembinaan siswa
di sekolahnya. Oleh sebab itu, tidak salah kalau sekolah selalu memprogramkan
berbagai kegiatan tersebut sebagai upaya
meningkatkan mutu di sekolah (pemahaman mutu disini bukan sekedar nilai UN).
E. Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI)
Salah
satu oganisasi profesi yakni PGRI (persatuan guru republik indonesia) yang
mempunyai peran strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan fokus
perhatian pada peningkatan profesionalisme guru disertai kesejahteraan yang ada
melalui bimbingan, pelatihan dan pengembangan mutu. Dengan terciptanya
profesionalitas pada guru maka sudah dipastikan guru tersebut mempunyai
kompetensi dan kredibilitas tinggi dalam meningkatkan mutu pendidikan saat ini.
Karena bagaimanapun guru merupakan salah satu ujung tombak dari dunia
pendidikan.
PGRI sebagai organisasi profesi ini dimaksudkan
untuk meningkatkan sikap profesionalisme, loyalitas, dedikasi guru sebagai
anggota utama PGRI. Dengan meningkatkan dedikasi, loyalitas dan profesionalisme
guru akan berdampak positif terhadap kinerja dan prestasi guru. Pada akhirnya
juga akan berdampak pada peningkatan kualitas lulusan peserta didiknya sebagai
kontribusinya dalam kegiatan pembangunan bangsa.
Sehingga pada akhirnya, jika terjadi hubungan
kerjasama yang baik antara organisasi PGRI dengan sekolah bisa memberi pengaruh
positif terhadap sekolah dimana dengan dukungan dari PGRI untuk meningkatkan
kualitas dan profesional guru, maka mutu/kualitas sekolah juga dapat meningkat.
F. Kelompok Budayawan, Seni Tari dan Musik
Organisasi profesi ini sangat besar
manfaatnya apabila sekolah mampu menjadikannya sebagai mitra bagi pengembangan
dan peningkatan mutu sekolah. Contohnya sekolah melakukan kerjasama dengan
kelompok seni tari, sekolah menyelenggarakan ekstra kurikuler seni tari musik
atau drama. Sangat mungkin suatu sekolah pada masa sekarang ingin
meningkatkan peran guru di samping sebagai pengajar juga sebagai pembimbing
dengan kerjasama pelatihan dengan Kelompok Budayawan, Seni Tari dan Musik.
BAB
III
A. Kesimpulan
Di sadari bahwa peranan organisasi-organisasi
tersebut sangat besar perannya dalam membantu pendidikan apabila diberdayakan
secara optimal untuk pendidikan secara murni. Beberapa organisasi yang memfokuskan
dirinya terhadap pendidikan antara lain:
1. Ikatan
Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)
2. Ikatan
Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMAPI)
3. Gerakan
Nasional Orangtua Asuh (GNOTA)
4. Asosiasi
Bimbingan Konseling Indonesia (ABKINS)
5. Himpunan
Masyarakat Psikologi Indonesia (HIMAPSI)
6. Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI)
7. Masyarakat
Peduli Pendidikan Indonesia
8. Kelompok
Budayawan, Seni Tari dan Musik
9. dan
lain-lain.
Dari berbagai organisasi profesi tersebut, ada
beberapa organisasi profesi yang sangat besar manfaatnya bagi sekolah apabila
mampu bermitra secara sinergis dengan organisasi profesi tersebut.
B. Saran
Kami ingin menyampaikan melalui makalah ini agar pembaca makalah
dapat memahami materi Hubungan Sekolah dan Masyarakat dalam Pendidikan mengenai
Kerjasama Sekolah dengan Organisasi Profesi
ini secara mendalam dan mendapat pengetahuan lebih banyak lagi tentang Hubungan
Sekolah dan Masyarakat dalam Pendidikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Suriyansyah,
Ahmad. (2014). Manajemen Hubungan Sekolah
dengan Masyarakat: Dalam Rangka
Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Post a Comment