Pendidikan Kesehatan Berbasis Kecakapan
Table of Contents
Memberikan
Kecakapan Hidup Kepada Anak
Pendidikan
Kesehatan Berbasis Kecakapan
Semua
anak dengan latar belakang dan kemampuan yang berbeda memerlukan kecakapan agar
dapat menggunakan pengetahuannya tentang kesehatan untuk mempraktekkan
kebiasaan sehat dan menghindari kebiasaan yang tidak sehat. Satu cara untuk
menanamkan kecakapan ini adalah melalui “pendidikan kesehatan berbasis
kecakapan.”
Sekolah
mengajarkan pendidikan kesehatan. Tetapi bagaimana pendidikan kesehatan
berbasis kecakapan ini berbeda dengan pendekatan lain terhadap pendidikan
kesehatan?
Pendidikan
kesehatan berbasis kecakapan memfokuskan pada perubahan perilaku kesehatan yang
spesifik dalam hal pengetahuan, sikap dan kecakapan. Ini membantu anak untuk
menentukan dan membiasakan (tidak hanya belajar tentang itu) perilaku sehat.
Pendidikan kesehatan berbasis kecakapan memfokuskan pada perubahan perilaku kesehatan yang spesifik dalam hal pengetahuan, sikap dan kecakapan. Ini membantu anak untuk menentukan dan membiasakan (tidak hanya belajar tentang itu) perilaku sehat.
Program pendidikan kesehatan berbasis kecakapan dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan dan hak peserta didik, sehingga cocok bagi kehidupan remaja sehari-hari.
Keseimbangan dalam kurikulum, antara lain dalam hal: (i) pengetahuan dan informasi, (ii) sikap dan nilai, dan (iii) kecakapan hidup. Anak tidak hanya menjadi penerima informasi pasif, tetapi berpartisipasi aktif dalam belajar melalui metode belajar dan mengajar partisipatori.
Pendidikan kesehatan berbasis kecakapan memfokuskan pada perubahan perilaku kesehatan yang spesifik dalam hal pengetahuan, sikap dan kecakapan. Ini membantu anak untuk menentukan dan membiasakan (tidak hanya belajar tentang itu) perilaku sehat.
Program pendidikan kesehatan berbasis kecakapan dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan dan hak peserta didik, sehingga cocok bagi kehidupan remaja sehari-hari.
Keseimbangan dalam kurikulum, antara lain dalam hal: (i) pengetahuan dan informasi, (ii) sikap dan nilai, dan (iii) kecakapan hidup. Anak tidak hanya menjadi penerima informasi pasif, tetapi berpartisipasi aktif dalam belajar melalui metode belajar dan mengajar partisipatori.
Dalam pendidikan kesehatan berbasis kecakapan, anak berpartisipasi dalam penyatuan pengalaman belajar untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan kecakapan hidup. Kecakapan ini membantu anak belajar membuat keputusan yang baik dan melakukan tindakan positif agar mereka tetap sehat dan aman. Ini juga bisa menjadi pola sikap, berupa pemecahan masalah, atau cara berkomunikasi kesediaan dan perilaku yang membantu anak bekerja sama dengan sesama, khususnya mereka yang beragam latar belakang dan kemampuan.
Kecakapan
ini sering disebut Kecakapan hidup. Kecakapan hidup sangat penting dalam hidup
sehat dan bahagia. Pengajaran kecakapan hidup disebut “pendidikan berbasis
kecakapan hidup”, yang merupakan istilah yang sering digunakan dalam
pendidikan. Perbedaan antara keduanya terletak pada jenis isi atau topik yang
tercakup di dalamnya. Pada pendidikan berbasis kecakapan hidup, tidak semua
isinya berkaitan dengan kesehatan, misalnya kemampuan membaca dan berhitung
yang berbasis kecakapan hidup.
Istilah
“kecakapan hidup” mengacu pada sekolompok besar kecakapan psiko-sosial antar
pribadi yang dapat membantu anak membuat keputusan, berkomunikasi secara
efektif dan mengembangkan kecakapan mengurus diri sehingga dapat membantu
mereka menjalani kehidupan produktif dan sehat. Kecakapan hidup mungkin
ditujukan pada pengembangan tindakan pribadi seseorang dan tindakan kepada
orang lain, serta tindakan untuk mengubah lingkungan sekeliling agar kondusif
untuk kesehatan.
Kecakapan
hidup juga dihubungkan dengan pengembangan perilaku yang baik, misalnya
kecakapan dalam mendengarkan orang lain. Ketika kita mendengarkan mereka, kita
menunjukkan rasa hormat.
Empat
sikap yang paling penting untuk dikembangkan melalui pendidikan kesehatan
berbasis kecakapan :
- Penghargaan diri seperti saya ingin bersih, bugar dan sehat.
- Penghargaan diri dan percaya diri, seperti saya tahu saya bisa mempengaruhi dan membuat perbedaan atas kesehatan keluarga saya, walaupun saya masih kecil.
- Hargai orang lain seperti saya perlu mendengarkan orang lain, menghormati mereka dan kebiasaannya bahkan walaupun mereka berbeda atau walaupun saya tidak menyetujui mereka.
- Peduli kepada orang lain, seperti saya melakukan yang terbaik untuk membantu orang, lebih sehat, khususnya mereka yang membutuhkan bantuan saya
Memberikan
kecakapan hidup kepada peserta didik memerlukan contoh orang dewasa. Untuk
kegiatan ini, tanyakan pada diri sendiri, “Bagaimana saya menghargai diri,
percaya diri, menghormati dan peduli kepada orang lain?”
Isilah
tabel berikut dan identifikasi tindakan apa yang mencerminkan perilaku diri
sendiri dan untuk kebaikan peserta didik. Cobalah beberapa perilaku ini selama
dua atau empat minggu. Apakah terjadi perubahan dari sisi perasaan kita atau
perlakuan orang lain kepada kita?
Setelah
mencoba kegiatan ini, jangan lupa untuk mencobakan bersama peserta didik kita
juga. Minta mereka mengisi tabel dan tentukan bagaimana mereka dapat
meningkatkan perilaku menghormati diri, menghargai diri, menghormati dan peduli
kepada orang lain.
Kecakapan
Apa yang Diperlukan?
Tidak
ada daftar kecakapan baku dalam kecakapan hidup. Tabel di bawah ini menyebutkan
kecakapan yang dianggap penting. Kecakapan mana yang dipilih atau ditekankan,
bergantung pada topik, situasi sekolah dan masyarakat kita serta yang paling
sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Walaupun disebutkan dalam tabel secara
terpisah, kecakapan tersebut sebenarnya saling melengkapi. Sebagai contoh,
pengambilan keputusan sering terkait dengan berpikir kreatif dan kritis (“Apa
saja pilihan saya”). Akhirnya, kalau kecakapan ini berfungsi bersama, perubahan
yang kuat akan dapat terjadi, khususnya apabila didukung dengan strategi lain,
seperti kebijakan sekolah, layanan kesehatan dan media.
Kecakapan komunikasi antar pribadi:
- Komunikasi verbal atau non verbal
- Menyimak secara aktif
- Mengekspresikan perasaan
- Memberikan umpan balik (tanpa menyalahkan) dan menerima umpan balik
Kecakapan negosiasi/penolakan
- Negosiasi dan manajemen konflik ü Kecakapan pemantapan
- Kecakapan menolak
Empati
- Kemampuan untuk mendengarkan memahami kebutuhan dan keadaan orang lain serta ekspresikan pemahaman tersebut.
- Mengekspresikan rasa hormat terhadap kontribusi orang lain dan gayanya yang berbeda
- Mengakses kemampuan diri dan berkontribusi kepada kelompok
Kecakapan Advokasi
- Kecakapan mempengaruhi
- Kecakapan Persuasi
- Kecakapan Jejaring dan memotivasi
Kecakapan Pengambilan Keputusan dan
pemecahan masalah
- Kecakapan mengumpulkan informasi
- Mengevaluasi konsekuensi masa depan untuk memberikan tindakan untuk diri dan orang lain
- Menentukan solusi alternatif terhadap masalah
- Kecakapan analistis tentang pengaruh nilainilai dan sikap diri dan orang lain tentang motivasi
Kecakapan berpikir kritis
- Menganalisis pengaruh teman sebaya dan media
- Menganalisis sikap, nilai, norma sosial dan kepercayaan dan faktor yang mempengaruhinya
- Mengidentifikasi informasi dan sumber informasi yang relevan
Kecakapan untuk meningkatkan tempat
pengontrol internal
- Kecakapan harga diri dan kepercayaan diri
- Kecakapan kesadaran diri termasuk hak, pengaruh, nilai-nilai, kekuatan dan kelemahan.
- Kecakapan meraih tujuan
- Kecakapan evaluasi diri, asesmen diri dan monitoring diri
Kecakapan untuk mengelola perasaan
- Manajemen rasa marah untuk mengatasi kesedihan dan kecemasan.
- Kecakapan Penanggulangan untuk mengatasi kehilangan, penyiksaan dan trauma
Kecakapan untuk mengelola stres
- Manajemen waktu
- Berpikir positif
- Teknik relaksasi
Bagaimana Kecakapan ini Diterapkan?
Dengan
mengajarkan kecakapan kepada anak, seperti tertera dalam tabel di atas, mereka
akan dapat menangani banyak tantangan dalam hidup yang dapat mempengaruhi
kesehatan mereka dan kesehatan orang-orang di sekelilingnya. Berikut adalah
beberapa cara agar pendidikan kesehatan berbasis kecakapan dapat digunakan di sekolah
untuk mencegah masalah kesehatan. Diskusikan dengan rekan tentang apa dampak
masalah ini terhadap peserta didik, dan apakah kecakapan yang disebutkan di
bawah ini menjadi fokus pendidikan kesehatan berbasis kecakapan. Jika “ya”,
kegiatan yang disebutkan selanjutnya tentang HIV dan AIDS dapat diadopsi untuk
mengatasi masalah ini juga.
Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA
Penyalahgunaan
zat adiktif berarti penggunaan berlebihan NAPZA seperti narkoba, tembakau/rokok
dan alkohol, menghirup lem. Untuk mengidentifikasi peserta didik yang diduga
menyalahgunakan zat adiktif, kita harus mengobservasi perilaku mereka secara
dekat.
Gejala-gejala yang mungkin mengindikasikan
keterlibatan NAPZA:
Perubahan kepribadian, suasana emosional yang berubah-ubah; Perubahan fisik seperti turun atau naiknya berat badan, bicara tidak jelas, gaya berjalan yang terhuyung-huyung, reaksi yang lemah, berkeringat, terlalu aktif bicara, senang menghayal, mual dan muntah; Perubahan dalam prestasi sekolah; Menelpon atau menerima telpon dan melakukan pertemuan secara diam-diam; atau Selalu membutuhkan uang.
Perubahan kepribadian, suasana emosional yang berubah-ubah; Perubahan fisik seperti turun atau naiknya berat badan, bicara tidak jelas, gaya berjalan yang terhuyung-huyung, reaksi yang lemah, berkeringat, terlalu aktif bicara, senang menghayal, mual dan muntah; Perubahan dalam prestasi sekolah; Menelpon atau menerima telpon dan melakukan pertemuan secara diam-diam; atau Selalu membutuhkan uang.
Kita harus mengembangkan hubungan positif dengan keluarga mereka sehingga mereka merasa yakin tentang peran sekolah dan berbagi kepedulian terhadap anak. Untuk mencegah penyalahgunaan NAPZA, satu atau gabungan kecakapan hidup peserta didik diharapkan mampu untuk Menolak tekanan teman sebaya yang mengajak menggunakan NAPZA (pengambilan keputusan, kecakapan komunikasi dan menanggulangi emosi); Menolak tekanan untuk memakai NAPZA tanpa kehilangan muka atau kehilangan teman (pengambilan keputusan, kecakapan komunikasi, kecakapan hubungan antar pribadi); Identifikasi faktor sosial yang membuat mereka menggunakan NAPZA dan menentukan secara pribadi cara-cara menangani penyebabnya (kecakapan berpikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan); Informasikan kepada orang lain tentang bahayanya dan alasan pribadi untuk tidak menggunakan NAPZA (Kecakapan komunikasi, kesadaran diri, hubungan antar pribadi); Secara efektif mengkampanyekan lingkungan bebas rokok, alkohol dan narkoba (kecakapan berkomunikasi); Identififikasi dan tolak pesan persuasif dalam iklan dan material promosi lainnya (Kecakapan berpikir positif, berkomunikasi, kesadaran diri) Dukung orang yang berusaha berhenti menggunakan NAPZA (Kecakapan hubungan antar pribadi, menanggulangi stres, pemecahan masalah); dan Mengatasi penyalahgunaan NAPZA dengan orang tua dan yang lainnya. (Kecakapan hubungan antar pribadi, menanggulangi emosi, pemecahan masalah).