5 Model atau Metode Pembelajaran Pkn

Table of Contents
Model atau Metode Pembelajaran Pkn

Penggunaan model atau metode dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) dalam menyampaikan pelajaran secara tepat masih belum memenuhi harapan. Untuk itulah diperlukan model pembelajaran yang efektif dan efisien sebagai solusi, yaitu menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio (portofolio based learning) yang diharapkan mampu melibatkan seluruh aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa, serta secara fisik dan mental melibatkan semua pihak dalam pembelajaran sehingga siswa memiliki suatu kebebasan berfikir, berpendapat, aktif dan kreatif.

Model pembelajaran portofolio dapat membangkitkan minat pemahaman nilai-nilai kemampuan berpartisipasi secara efektif, serta diiringi suatu sikap tanggung jawab.

Alasan penggunaan model pembelajaran portofolio dalam pembelajaran PKn mengacu pada pendekatan sistem Contextual Teaching Learning (CTL), model kegiatan sosial dan PKn, metode bercerita, model pembelajaran induktif, dan model pembelajaran deduktif.

1.  Model Contextual Teaching Learning (CTL)

Karakteristik Model Contextual Teaching Learning (CTL) sebagai berikut:
  • Keadaan yang memengaruhi langsung kehidupan siswa dan pembelajarannya.
  • Dengan menggunakan waktu, yaitu masa lalu, sekarang, dan akan datang.
  • Lawan dari texbook centered.
  • Lingkungan budaya, sosial, pribadi, ekonomi, dan politik.
  • Belajar tidak hanya menggunakan ruang kelas, bisa dilakukan di dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
  • Mengaitkan isi pelajaran dengan dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka.
  • Membekali siswa dengan pengetahuan yang fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan ke permasalahan lain, dari satu konteks ke konteks lain.
Model CTL disebut juga REACT, yaitu relating (belajar dalam kehidupan nyata), experiencing (belajar dalam konteks eksplorasi, penemuan dan penciptaan), applying (belajar dengan menyajikan pengetahuan untuk kegunaannya), cooperating (belajar dalam konteks interaksi kelompok), dan transferring (belajar dengan menggunakan penerapan dalam konteks baru atau konteks lain).

2. Model Kegiatan Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan

Model yang dipelopori oleh Fred Newman ini mencoba mengajarkan pada siswa bagaimana memengaruhi kebijakan umum. Dengan demikian, pendekatan ini mencoba memperbaiki kehidupan siswa dalam masyarakat atau negara, dengan mencoba mengembangkan kompetensi lingkungan dan memberikan dampak pada keputusan-keputusan kebijakan, memiliki tingkat kompetensi dan komitmen sebagai pelaksana yang bermoral. Model ini mendorong partisipasi aktif siswa dalam kehidupan politik, ekonomi, dan sosial dalam masyarakat.

3. Metode Bercerita

Menciptakan pembelajaran PKn yang menyenangkan dengan metode bercerita, sangat baik dalam membangun karakter dan kepribadian siswa.

Dalam kegiatan ini guru harus pandai memilih cerita yang sesuai dengan perkembangan anak, juga disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang sedang ditanamkan. Ajaklah para siswa duduk melingkar di atas karpet, perlihatkan buku yang akan dibacakan, kondisikan siswa agar fokus pada cerita yang akan disampaikan.

Guru juga dapat melibatkan anak dalam alur cerita. Setelah bercerita, guru dapat mengajukan pertanyaan baik secara lisan maupun tertulis sesuai cerita yang telah didengarkan, hal ini bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap isi cerita, dan juga sebagai alat penilaian di akhir pembelajaran.

4. Model Pembelajaran Induktif

Model ini dikembangkan oleh filsuf Francis Bacon yang menghendaki penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang konkret sebanyak mungkin. Semakin banyak fakta semakin mendukung kesimpulan.

Langkah model pembelajaran induktif adalah sebagai berikut:
  1. Pemilihan prinsip: Guru harus memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan induktif.
  2. Pemberian contoh: Guru menyajikan contoh khusus, yang mendukung prinsip, atau aturan yang memungkinkan siswa memperkirakan sifat umum yang terkandung dalam contoh.
  3. Pemberian contoh lain: Guru memberikan contoh khusus, yang mendukung prinsip, atau aturan yang memungkinkan siswa memperkirakan sifat umum yang terkandung dalam contoh.
  4. Menyimpulkan: Guru menyimpulkan, memberi penegasan dari beberapa contoh kemudian disimpulkan dari contoh tersebut menuju sebuah prinsip yang hendak dicapai siswa.

5. Model Pembelajaran Deduktif

Model pembelajaran deduktif merupakan pendekatan yang menggunakan penalaran dari umum ke khusus. Langkah-langkah model pembelajaran deduktif adalah sebagai berikut:
  1. Guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan.
  2. Guru menyajikan aturan, prinsip yang bersifat umum, lengkap dengan definisi, dan contohnya.
  3. Guru menyajikan contoh khusus agar siswa dapat meyusun hubungan antara keadaan khusus dengan aturan prinsip umum yang didukung oleh media yang cocok.
  4. Guru menyajikan bukti-bukti yang cukup untuk menunjang atau menolak kesimpulan bahwa keadaan umum itu merupakan gambaran dari keadaan khusus.

1 comment

Jika ada yang ditanyakan, bisa menggunakan fitur Contact Us