Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

Table of Contents

Pembelajaran dan asesmen adalah satu kesatuan yang sebaiknya tidak dipisahkan. Pendidik dan peserta didik perlu memahami kompetensi yang dituju sehingga keseluruhan proses pembelajaran diupayakan untuk mencapai kompetensi tersebut.

Pembelajaran dan asesmen kurikulum 2013

 Kaitan antara pembelajaran dan asesmen diilustrasikan melalui penjelasan berikut.

1. Perencanaan pembelajaran dan asesmen

Dalam merencanakan pembelajaran dan asesmen pendidik perlu melakukan analisis kompetensi yang akan dicapai, menentukan tujuan pembelajaran dan asesmen, serta menentukan kriteria ketercapaian dari tujuan pembelajaran dan asesmen tersebut.

Tujuan pembelajaran dapat ditentukan dengan dua pilihan yaitu menggunakan rumusan KD secara langsung atau merumuskan secara mandiri.

Perencanaan pembelajaran meliputi tujuan pembelajaran, langkahlangkah pembelajaran, dan asesmen pembelajaran yang disusun dalam bentuk dokumen yang fleksibel, sederhana, dan kontekstual. Tujuan pembelajaran merupakan hasil analisis kompetensi dasar yang mempertimbangkan kekhasan dan karakteristik satuan pendidikan. Pendidik juga harus memastikan tujuan pembelajaran apakah sudah sesuai dengan tahapan dan kebutuhan peserta didik.

Perencanaan asesmen dilakukan dengan tiga bentuk, yaitu: pada awal pembelajaran, pada saat pembelajaran, dan pada akhir pembelajaran. Perencanaan asesmen awal pembelajaran sangat perlu dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, mengingat hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian peserta didik.

2. Pelaksanaan pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran dirancang untuk memberi pengalaman belajar yang berkualitas, interaktif, dan kontekstual. Pada siklus ini, pendidik diharapkan dapat menyelenggarakan pembelajaran yang: (1) interaktif; (2) inspiratif; (3) menyenangkan; (4) menantang; (5) memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif; dan (6) memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik (akan dijelaskan lebih lanjut pada Bab V). Sepanjang proses pembelajaran, pendidik dapat mengadakan asesmen formatif untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran sudah dicapai oleh peserta didik. 

3. Pelaksanaan asesmen pembelajaran 

Asesmen pembelajaran diharapkan dapat mengukur aspek yang seharusnya diukur dan bersifat holistik. Asesmen dapat berupa formatif dan sumatif. Asesmen formatif dapat berupa asesmen pada awal pembelajaran dan asesmen pada saat pembelajaran. Asesmen pada awal pembelajaran digunakan untuk mendukung pembelajaran terdiferensiasi sehingga peserta didik dapat memperoleh pembelajaran sesuai dengan yang mereka butuhkan. Sementara, asesmen formatif pada saat pembelajaran dapat dijadikan sebagai dasar dalam melakukan refleksi terhadap keseluruhan proses belajar yang dapat dijadikan acuan untuk perencanaan pembelajaran dan melakukan revisi apabila diperlukan. 

Apabila peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran, maka pendidik dapat meneruskan pada tujuan pembelajaran berikutnya. Namun, apabila tujuan pembelajaran belum tercapai, pendidik perlu melakukan penguatan terlebih dahulu. Selanjutnya, pendidik perlu mengadakan asesmen sumatif untuk memastikan ketercapaian dari keseluruhan tujuan pembelajaran.

Ketiga tahapan ini akan terus berlangsung dalam bentuk siklus seperti penjelasan di atas. Dalam prosesnya, pendidik dapat melakukan refleksi baik dilakukan secara pribadi maupun dengan bantuan kolega pendidik, kepala satuan pendidikan, atau pengawas sekolah. Oleh karena itu, proses pembelajaran dan asesmen adalah satu kesatuan yang bermuara untuk membantu keberhasilan peserta didik di dalam kelas

Pemerintah tidak mengatur pembelajaran dan asesmen secara detail dan teknis. Namun demikian, untuk memastikan proses pembelajaran dan asesmen berjalan dengan baik, Pemerintah menetapkan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen. Prinsip pembelajaran dan prinsip asesmen diharapkan dapat memandu pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna agar peserta didik lebih kreatif, berpikir kritis, dan inovatif. Dalam menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran, pendidik diharapkan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

A. Prinsip Pembelajaran

Prinsip Pembelajaran dan Contoh Pelaksanaannya

a. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan;

Contoh Pelaksanaan:
  • Pada awal tahun ajaran, pendidik berusaha mencari tahu kesiapan belajar peserta didik dan pencapaian sebelumnya. Misalnya, melalui dialog dengan peserta didik, sesi diskusi kelompok kecil, tanya jawab, pengisian survei/angket, dan/atau metode lainnya yang sesuai. Pada satuan PAUD, pendidik dapat mencari informasi melalui dialog/diskusi dengan orang tua.
  • Pendidik merancang atau memilih alur tujuan pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.
  • Pendidik merancang pembelajaran yang menyenangkan agar peserta didik mengalami proses belajar sebagai pengalaman yang menimbulkan emosi positif.
  • Pendidik pada pendidikan khusus melakukan layanan intervensi dini berupa program kebutuhan khusus untuk mendukung terselenggaranya proses pembelajaran. 
b. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat;

Contoh Pelaksanaan:
  • Pendidik mendorong peserta didik untuk melakukan refleksi untuk memahami kekuatan diri dan area yang perlu dikembangkan.
  • Pendidik senantiasa memberikan umpan balik langsung yang mendorong kemampuan peserta didik untuk terus belajar dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan.
  • Pendidik menggunakan pertanyaan terbuka yang menstimulasi pemikiran yang mendalam.
  • Pendidik memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif agar terbangun sikap pembelajar mandiri.
  • Pendidik memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
  • Pendidik, selain di jenjang PAUD, memberikan tugas atau pekerjaan rumah ditujukan untuk mendorong pembelajaran yang mandiri dan untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan dengan mempertimbangkan beban belajar peserta didik.
  • Pendidik merancang pembelajaran untuk mendorong peserta didik terus meningkatkan kompetensinya melalui tugas dan aktivitas dengan tingkat kesulitan yang tepat.
c. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik; 

Contoh Pelaksanaan:
  • Pendidik menggunakan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi untuk membantu peserta didik mengembangkan kompetensi, misalnya belajar berbasis inkuiri, berbasis projek, berbasis masalah, dan pembelajaran terdiferensiasi untuk mewujudkan peserta didik yang berkarakter.
  • Pendidik merefleksikan proses dan sikapnya untuk memberi keteladanan dan sumber inspirasi positif bagi peserta didik.
  • Pendidik merujuk pada profil pelajar Pancasila dalam memberikan umpan balik (apresiasi maupun koreksi). 
d. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra;

Contoh Pelaksanaan:
  • Pendidik menyelenggarakan pembelajaran sesuai kebutuhan dan dikaitkan dengan dunia nyata, lingkungan, dan budaya yang menarik minat peserta didik.
  • Pendidik merancang pembelajaran interaktif untuk memfasilitasi interaksi yang terencana, terstruktur, terpadu, dan produktif antara pendidik dengan peserta didik, sesama peserta didik, serta antara peserta didik dan materi belajar.
  • Pendidik memberdayakan masyarakat sekitar, komunitas, organisasi, ahli dari berbagai profesi sebagai narasumber untuk memperkaya dan mendorong pembelajaran yang relevan.
  • Pendidik melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan balik. 
  • Pada PAUD, pendidik menggunakan pendekatan multi bahasa berbasis bahasa ibu, terutama bagi peserta didik yang tumbuh di komunitas yang menggunakan bahasa lokal.
  • Pada SMK, terdapat pembelajaran melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di dunia kerja atau tempat praktik di lingkungan sekolah yang telah dirancang sesuai dengan standar dunia kerja, menerapkan sistem dan budaya kerja sebagaimana di dunia kerja, dan disupervisi oleh pendidik/instruktur yang ditugaskan atau memiliki pengalaman di dunia kerja yang relevan.
  • Pada SMK, pendidik dapat menyelenggarakan pembelajan project based learning (PjBL). Pembelajaran berbasis proyek berdasarkan kebutuhan duni kerja dapat melakukan melalui koridor Teaching Factory (TeFa).
  • Pada SMK, pendidik dapat menyelenggarakan pembelajaran project based learning (PjBL) di mana peserta didik dapat memperolah pesanan dari industri maupun projek mandiri yang menghasilkan produk kreatif/jasa berstandar industri yang berasas kebermanfaatan dan bernilai jual. Peserta didik dapat mengerjakan, baik secara individual maupun kelompok.
  • Pada Pendidikan Khusus, pendidik dapat melaksanakan program magang untuk memperoleh pengalaman nyata pada dunia kerja yang relevan dengan Standar Kompetensi Kerja Khusus Penyandang Disabilitas (SK3PD).
  • Pada Pendidikan Kesetaraan, pendidik dapat menyelenggarakan pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar tatap muka, tutorial, dan kegiatan mandiri, atau kombinasi proporsional dari ketiganya.
e. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.

Contoh Pelaksanaan:
  • Pendidik berupaya untuk mengintegrasikan kehidupan keberlanjutan (sustainable living) pada berbagai kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai dan perilaku yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan masa depan bumi, misalnya menggunakan sumber daya secara bijak (hemat air, listrik, dll.), mengurangi sampah, optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan (renewable energy), dsb.
  • Pendidik memotivasi peserta didik untuk menyadari bahwa masa depan adalah milik mereka dan mereka perlu mengambil peran dan tanggung jawab untuk masa depan mereka. 
  • Pendidik melibatkan peserta didik dalam mencari solusi-solusi permasalahan pada kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan tahapan belajarnya.

B. Prinsip Asesmen

Prinsip Asesmen dan Contoh Pelaksanaannya

a. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya;

Contoh Pelaksanaan
  • Pendidik menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang digunakan untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kesiapan peserta didik.
  • Pendidik merencanakan pembelajaran dengan merujuk pada tujuan yang hendak dicapai dan memberikan umpan balik agar peserta didik dapat menentukan langkah untuk perbaikan ke depannya.
  • Pendidik memberikan umpan balik berupa kalimat dukungan untuk menstimulasi pola pikir bertumbuh.
  • Pendidik melibatkan peserta didik dalam melakukan asesmen, melalui penilaian diri, penilaian antarteman, refleksi diri, dan pemberian umpan balik antarteman.
  • Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berefleksi tentang kemampuan mereka serta bagaimana meningkatkan kemampuan tersebut berdasarkan hasil asesmen.
  • Pendidik merancang asesmen untuk mendorong peserta didik terus meningkatkan kompetensinya melalui asesmen dengan tingkat kesulitan yang tepat dan umpan balik yang membangun.
  • Pada konteks PAUD, yang dipantau tidak hanya berbagai aspek perkembangan, namun juga tumbuh kembang anak secara keseluruhan.
  • Pada SMK, pendidik bekerja sama dengan mitra dunia kerja merancang asesmen berdasarkan standar dunia kerja yang menjadi acuan pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi peserta didik.
  • Pendidik pada pendidikan khusus melakukan identifikasi dan asesmen awal yang meliputi aspek-aspek perkembangan untuk dijadikan dasar dalam pembuatan program pembelajaran.
b. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran;

Contoh Pelaksanaan:
  • Pendidik memikirkan tujuan pembelajaran pada saat merencanakan asesmen dan memberikan kejelasan pada peserta didik mengenai tujuan asesmen di awal pembelajaran.
  • Pendidik menggunakan teknik asesmen yang beragam sesuai dengan fungsi dan tujuan asesmen. Hasil dari asesmen formatif digunakan untuk umpan balik pembelajaran, sedangkan hasil dari asesmen sumatif digunakan untuk pelaporan hasil belajar.
c. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar serta menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran selanjutnya;

Contoh Pelaksanaan:
  • Pendidik menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar asesmen menjadi sebuah proses pembelajaran dan bukan hanya untuk kepentingan menguji.
  • Pendidik menentukan kriteria sukses dan menyampaikannya kepada peserta didik sehingga mereka memahami ekspektasi yang perlu dicapai.
  • Pendidik berkolaborasi dalam merancang asesmen sehingga dapat menggunakan kriteria yang selaras dan sesuai dengan tujuan asesmen.
  • Pendidik menggunakan hasil asesmen untuk menentukan tindak lanjut pembelajaran.
d. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif dan memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut; 

Contoh Pelaksanaan:
  • Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar secara ringkas, dengan mengutamakan informasi yang paling penting untuk dipahami oleh peserta didik dan orang tua.
  • Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama orang tua.
e. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Contoh Pelaksanaan:
  • Pendidik menganalisis dan melakukan refleksi hasil asesmen.
  • Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan diskusi untuk menentukan hal-hal yang sudah berjalan baik dan area yang perlu diperbaiki. Satuan pendidikan memiliki strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
  • Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama-sama orang tua.
Sumber:

Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (2022). Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbudristek.

Post a Comment