Prinsip Didaktik-Metodik dan Prosedur Dasar PKR Page 2

Table of Contents

Semua itu dilakukan untuk menarik perhatian murid agar memperhatikan guru. Dapatkah Anda menyebutkan cara-cara lain menurut pengalaman Anda untuk menarik perhatian murid? Ingatlah bahwa menarik perhatian merupakan langkah pertama dalam membuka pelajaran, dan banyak cara yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian murid.

2) Menimbulkan Motivasi

Motivasi belajar sangat penting dimiliki oleh setiap murid dalam belajar. Bagamana guru dapat mendorong murid untuk mampu dan terbiasa dalam belajar juga sangat penting. Dapatkah Anda mengingat kembali apa yang dimaksud dengan motivasi belajar? Baiklah mari sama-sama kita ingat. Motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam diri murid dan dari luar diri murid untuk mengalami perubahan perilaku dalam bentuk pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan.

Motivasi yang berasal dari diri murid disebut motivasi instrinsik, misalnya kemauan, kebutuhan, semangat, rasa senang dan sebagainya. Motivasi yang berasal dari luar diri murid disebut motivasi ekstrinsik, misalnya guru dan apa saja yang dilakukan guru untuk membuat murid mau, mampu dan biasa belajar, bahkan lingkungan belajar, kelas, bahan, sumber belajar dan sebagainya. Motivasi belajar instrinsik dan ekstrinsik harus ditimbulkan secara terpadu.

Dengan demikian kedua motivasi tersebut menjadikan energi atau daya yang dapat menggerakkan murid untuk belajar, yaitu mengalami perubahan perilaku. Bagaiman agar guru dapat menimbulkan motivasi terhadap murid? Paling tidak ada empat cara yang dapat Anda lakukan sebagai guru PKR dalam menimbulkan motivasi yaitu:

a) Menunjukkan kehangatan dan semangat
b) Menimbulkan rasa ingin tahu
c) Mengemukakan ide yang bertentangan
d) Memperhatikan minat murid

a) Menunjukkan kehangatan dan semangat

Kehangatan seorang guru terhadap muridnya nampak pada penampilannya yang ceria dan bersahabat, tidak angker dan tidak menakutkan. Adanya perhatian yang penuh dengan kesungguhan dan ketulusan, tidak memberi kesan asal-asalan dan terpaksa. Semangat atau keantusiasan guru dalam menghadapi muridnya nampak dari bagaimana santun bahasanya yang akrab. Bersemangat atau ada gairah dalam melakukan tugasnya sebagai guru.

b) Menimbulkan sara ingin tahu.

Rasa ingin tahu murid tampak dari adanya perhatian murid pada saat guru berbicara atau bertanya terhadap materi dan kaitan materi yang sedang dipelajari. Untuk dapat menimbulkan rasa ingin tahu guru harus berefikir dan berbicara secara logis dan sistimatis. Misalnya bila guru akan mengajarkan konsep makanan yang bergizi, maka guru akan bertanya pada murid sebagai berikut “ Anak-anak dapatkah kamu menyebutkan makanan yang kita makan sehari-hari?” Apa lagi? Siapa yang dapat menyebutkan! Apa yang kalian sebutkan banyak yang benar. Mari kita lihat sekarang tentang cirri-ciri makanan bergizi.

c) Mengemukakan ide yang bertentangan

Ide atau pendapat yang bertentangan dapat menimbulkan disonansi kognitif, yaitu: situasi dalam pikiran seseorang yang penuh pertanyaan. Dan pada gilirannya dapat menimbulkan dorongan belajar bagi murid. Untuk dapat menimbulkan ide yang bertentangan guru dapat menyajikan suatu kasus atau cerita bermasalah. Kasus itu dapat berupa kejadian yang sesungguhnya. Misalnya diambil dari berita di surat kabar.

d) Memperhatikan minat siswa

Minat dapat diartikan sebagai rasa tertarik pada sesuatu. Minat seseorang biasanya nampak dari perhatian dan kebiasaan. Minat seseorang dapat terpusat pada sesuatu hal yang dirasakan memberi kepuasan batin atau bermula dari tuntutan. Setiap orang memiliki minat yang berbeda dari orang lain, baik dalam jenis maupun kadarnya. Minat juga berkaitan dengan kebutuhan. Misalnya seseorang yang memiliki kebutuhan rasa aman, biasanya ia punya minat pada olah raga bela diri. Oleh karena itu hendaknya guru memperhatikan minat murid, motivasi harus dikaitkan pada variasi minat murid.

3) Memberi Acuan Belajar

Proses belajar pada pendidikan formal antara lain ditandai oleh keterarahan. Keterarahan adalah wujud dari proses belajar yang terpadu dan terkait pada tujuan belajar. Dan keterpaduan harus dimulai pada saat pembukaan pelajaran. Acuan atau rambu-rambu yang diberikan pada awal pelajaran dapat memberi jalan bagi terjadinya proses belajar yang berorientasi pada tujuan. Tentu Anda masih ingat tentang dampak instruksional dan dampak pengiring belajar. Agar dapat menjamin keterarahan belajar, maka pada awal pembelajaran guru perlu memberi acuan. Ingat juga Anda sebagai guru PKR, jadi dalam hal ini yang dimaksud adalah acuan dalam situasi PKR.

Ada beberapa cara dalam memberikan acuan yaitu:

a) Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
b) Menyarankan langkah-langkah yang akan ditempuh
c) Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
d) Mengajukan pertanyaan

Pembahasan : 

a) Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas

Tujuan merupakan gambaran perilaku yang diharapkan terbentuk setelah proses pembelajaran. Pada awal pembelajaran guru harus mengemukakan tujuan pembelajaran, hal ini penting agar dapat memberi arah pada proses belajar. Dalam PKR, tujuan pasti bersifat multi level dan multi dimensional. Tujuan belajar untuk kelas IV, V, VI, dalam PKR pasti memiliki tujuan yang beraneka dalam tingkat kelas maupun bidangnya.

Sebagai contoh tujuan yang bersifat multi level dan multi dimensional adalah: Kelas IV dan kelas V belajar IPS dengan topik kekayaan alam. Tujuan yang diharapkan bagi murid kelas IV adalah murid dapat mengidentifikasi sumber daya alam. Sedang untuk kelas V murid dapat memberi contoh pemanfaatan sumber daya alam. Kelas VI akan belajar PPKN dengan tujuan agar murid dapat memcahkan kasus pencemaran lingkungan dari sudut hukum.

Batas tugas merupakan garis batas yang dapat dipakai pedoman oleh murid seberapa jauh mereka harus melakukan suatu tugas atau pengalaman belajar. Batas tugas secara konseptual tampak dalam tujuan dan prosedur kegiatan belajar yang akan dilalui. Baik batas tugas maupun tujuan sebaiknya dikemukakan pada awal pelajaran sebagai acuan bagi murid dan juga bagi guru dalam menjalani proses pembelajaran pada tahap kegiatan yang akan berlangsung.

b) Langkah-langkah yang akan ditempuh.

Langkah-langkah yang akan ditempuh sering disebut strategi instruksional. Langkah-langkah tersebut berisi urutan kegiatan yang dirancang oleh guru dalam mencapai tujuan belajar. Dalam PKR 321, harus dikemukakan dengan jelas urutan kegiatan yang harus dilakukan oleh masing-masing kelas IV, V, dan VI. Dengan demikian pada masing-masing kelas itu akan dapat memperoleh pengalaman belajar yang sistematis dan terancang untuk mencapai tujuan dengan baik.

c) Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas

Pada setiap tahap kegiatan pembelajaran harus ditemukan apa yang menjadi masalah pokok sebagai pusat perhatian proses belajar. Masalah pokok biasanya berupa konsep yang akan dibahas. Dan masalah pokok perlu dikemukakan pada awal pelajaran.

d) Mengajukan pertanyaan

Pada awal pelajaran guru dapat mengajukan pertanyaan pemicu. Maksudnya sebagai pemandu awal yang berfungsi memberi acuan bagi murid dalam belajar. Pertanyaan pemicu dapat dikaitkan dengan benda, peristiwa, gambar yang digunakan pada saat guru menarik perhatian murid. Pertanyaan pemicu dapat disusun mulai dari pertanyaan sederhana misalnya apa, dimana, tahun berapa, sampai pertanyaan yang lebih rumit misalnya mengapa, bagaimana, apa akibatnya dan sebagainya.

4) Membuat kaitan materi

Membuat kaitan materi pada awal pelajaran sangat penting, karena akan menghubungkan pengalaman lama dengan pengalaman baru. Bila pengalaman lama dengan pengalaman baru dapat dihubungkan dengan baik, maka proses belajar akan berlangsung lebih bermakna. Membangun kaitan materi dengan melalui :

a) Pertanyaan appersepsi, yaitu pertanyaan mengenai bahan lama yang telah dipelajari sebelumnya. Dari pertanyaan ini diharapkan dapat diperoleh jawaban yang menggambarkan perilaku awal murid, yang berupa sikap, nilai, dan keterampilan yang telah dikuasai sebelum memulai pelajaran baru.

b) Merangkum materi yang lalu dengan maksud untuk memtakan apa saja yang telah dipelajari murid. Apabila jawaban pertanyaan appersepsi dan rangkuman dipadukan, maka guru akan dapat membaca bekal belajar murid sehingga materi baru dapat dikaitkan untuk menghasilkan proses belajar yang yang bermakna. Bagi murid akan dapat melihat nilai tambah apa yang akan diperoleh setelah mempelajari materi baru.

b. Menutup Pelajaran

Menutup pelajaran sama pentingnya dengan menutup pelajaran, walaupun berbeda tujuan dan fungsinya. Untuk menutup pelajaran sebaiknya dilakukan secara bersama-sama dimana semua murid dari kelas yang dirangkap hadir dalam satu ruangan atau satu tempat. Ada tiga kegiatan pokok yang harus dilakukan guru dalam menutup pelajaranyaitu:

1) Meninjau kembali
2) Mengadakan evaluasi penguasaan murid
3) Memberikan tindak lanjut

Marilah ketiga pokok kegiatan tersebut kita bahas satu per satu.

1) Meninjau kembali.

Untuk mengecek apakah pengalaman belajar murid sudah memenuhi tuntutan pedagogis sebagaimana diisyaratkan dalam tujuan perlu ditinjau kembali. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan cara merangkum atau membuat ringkasan. Rangkuman sebaiknya dibuat guru dengan melibatkan murid. Dengan demikian murid dapat memahami apa saja yang telah dipelajari dalam pembelajaran.

2) Mengadakan evaluasi penguasaan murid

Salah satu indikator keberhasilan pembelajaran adalah tercapai tidaknya penguasaan murid mengenai materi pelajaran sesuai dengan tujuan yang digariskan. Untuk maksud tersebut guru perlu mengadakan evaluasi formatif pada akhir pelajaran. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan cara:

Halaman:
1   2   3   Selanjutnya

Post a Comment