Prinsip dan Model Pengelolaan Pembelajaran Kelas Rangkap 4

Table of Contents

 Untuk menerapkan model ini Anda perlu mengikuti petunjuk sebagai berikut.

  1. Pada kegiatan pendahuluan lebih kurang 10 menit pertama, satukan murid kelas V dan kelas VI dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan pengantar dan pengarahan umum seperti yang Anda lakukan pada model PKR 221. Bila tidak mungkin bisa menyatukan murid dalam satu ruangan, gunakan halaman/teras, dan bila tidak mungkin lagi murid tetap di ruang masing-masing tetapi guru berada di pintu yang menghubungkan antara dua kelas.
  2. Pada kegiatan inti lebih kurang 60 menit berikutnya, terapkan aneka metode yang sesuai untuk masing-masing kelas. Yang perlu diperhatiakn adalah jangan sampai pada saatbAnda sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang lain tidak ada kegiatan sehingga murid rebut. Atur kepindahan Anda dari ruang ke ruang secara seimbang, artinya jangan banyak mengguakan waktu di satu ruang. Ada saat dimana Anda harus berdiri di pentu penghubung.
  3.  Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir berdirilah di pintu penghubung menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviuw umum mengenai materi dan kegiatan belajar yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai dengan keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas untuk masing-masing kelas, kemudian persiapan untuk jam pelajaran.
  4. Sebaiknya untuk menerapkan model PKR 222 ini, aturlah tempat duduk murid sedemikian rupa sehingga pandangan murid mengarah kedepan dan kearah pintu penghubung.

Model PKR 333

Model PKR 333, sama dengan model PKR 222, merupakan model PKR Modifikasi karena prinsip keserempakan tidak terkendalikan dengan utuh secara tatap muka mengingat terdapat batas fisik. Dampaknya, perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat berlangsung terus menerus karena masing – masing kelas harus menunggu hadirnya guru secara fisik. Waktu tunggu tentunya jauh lebih lama lagi karena karena guru harus berpindah – pindah di antara 3 ruangan. Model ini tidak dianjurkan untuk sering digunakan karena kurang efektif. Model ini hanya digunakan apabila memang secara fisik tidak dimungkinkan penerapan Model 222.

Pada model pembelajaran kelas rangkap 333 guru menghadapi tiga kelas untuk mengajarkan tiga mata pelajaran. Misalnya kelas 4 dengan mata pelajaran matematika, kelas 5 dengan mata pelajaran IPS, dan kelas 6 dengan mata pelajaran IPA dalam tiga ruangan. Untuk memahami langkah-langkah pembelajaran perhatikan matrik berikut ini.

Kegiatan/Waktu
Kelas IV (Mat)
Kelas V (IPS)
Kelas VI (IPA)
Pendahuluan(10’)
Pengantar dan pengarahan umum diberikan secara bersama-sama di salah satu ruangan. Penjelasan skenario dan hasil belajar yang ingin dicapai.
Kegiatan inti 1, 20’
Tugas individual
Kerja kelompok
Ceramah, dan Tanya jawab
Kegiatan inti 2, 20’
Ceramah, dan Tanya jawab
Tugas individual
Kerja kelompok
Kegiatan inti 3, 20’
Kerja kelompok
Ceramah, dan Tanya jawab
Tugas individual
Penutup (20’)
Review, penguatan, komentar dan tindak lanjut. Persiapan kegiatan belajar berikutnya





Untuk menerapkan model ini, Anda perlu mengikuti petunjuk berikut ini.
  1. Pada kegiatan lebih kurang 10 menit pertama, kumpulkan semua murid kelas 4, 5 dan 6 dalam satu ruangan yang memiliki tempat duduk yang cukup. Berikan pengantar dan pengarahan umum. Bila tidak mungkin menyatukan murid dalam satu ruangan, dapat mencari tempat di luar ruangan misalnya di halaman sekolah atau taman sambil berdiri atau duduk. Berikan pengantar atau pengarahan umum yang berisi prosedur kegiatan belajar yang akan dilakukan oleh semua murid.
  2. Pada kegiatan inti lebih kurang 60 menit, terapkan berbagai metode yang cocok dengan memanfaatkan sumber belajar yang tersedia. Penggunaan lembar kerja murid sangat dianjurkan terutama pada kegiatan belajar murid yang bersifat mandiri. Dengan demikian kegiatan belajar murid tidak banyak tergantung pada kehadiran guru di muka kelas atau tempat belajar. Tingkatkan kadar kemandirian belajar murid. Proses saling membimbing antar tutor sangat dianjurkan. Guru selalu memanfaatkan kegiatan murid dan untuk ini guru berada diantara masing-masing kelompok.
  3. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir, guru harus berada diantara masing-masing kelompok atau kelas untuk mengadakan review umum tentang kegiatan belajar yang telah dilakukan murid. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Selanjutnya berikan tindak lanjut berupa tugas untuk masing-masing kelas. Kemukakan hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk kegiatan pembelajaran berikutnya.
  4. Model PKR 333 ini memang agak rumit dalam pengelolaannya. Maka Anda harus memiliki daya gerak paedagogis yang tinggi. Keunggulan mode ini adalah terletak pada intensitas kemandirian belajar setiap kelas dan terbebas dari situasi belajar kelas lainnya.
Baca: Konsep IPS Terpadu

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menerapkan Pola Dasar PKR

Di dalam menerapkan pola dasar PKR selain model PKR 111, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti berikut:
  1. Kelas yang dapat dirangkap dalam satu ruangan adalah kelas I, II, III, atau kelas IV, V, VI, atau kelas I, II, III, IV. Kelas I, II, sebaiknya tidak dirangkap dalam satu ruangan dengan kelas IV, V, VI, karena alasan perbedaan manusia dan perbedaan lama belajar. Satu jam pelajaran kelas I dan II adalah 30’ sedangkan kelas III, IV, V, dan VI 40’. Bila terpaksa misalnya di SD itu hanya seorang guru dan hanya satu ruangan seperti terdapat di daerah terpencil, dalam ruangan itu dibuat dua bagian dengan memakai partisi/penyekat tidak permanen setinggi bahu guru.
  2. Mata pelajaran yang menekankan pada keterampilan melafalkan atau bersuara seperti membaca, menyanyi, atau bergerak seperti praktek olahraga tidak boleh dirangkap dengan mata pelajaran yang menekankan pada proses kognitif seperti Matematika, IPA, IPS, PPKn, Bahasa Indonesia. Alasannya adalah dalam pembelajaran aspek kognitif siswa memerlukan konsentrasi dalam berpikir yang apabila dirangkap dengan pembelajaran keteampilan gerak atau verbal satu sama lain akan merasa saling terganggu.
  3. Perangkapan kelas dalam ruangan lebih dari tiga tidak dianjurkan karena sukar untuk dikelola antara lain guru akan sangat repot mengesak dari kelas ke kelas. Waktu tunggu setiap kelas akan sangat banyak sehingga waktu keaktifan akademik akan sangat terbatas karena waktu siswa “off-task” bisa jadi lebih banyak daripada waktu siswa”on-task”. Karena itu jumlah ruangan yang sebaiknya dipakai dalam suatu perangkapan kelas paling banyak tiga ruangan dan yang paling ideal adalah 1-2 ruangan.

DAFTAR PUSTAKA

Susilowati, dkk. 2009. Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Depdikbud.
Winataputra,Udin S. 1999. Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR). Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Halaman:
1   3  4  

Post a Comment